29. anjay 29 part

6.4K 316 35
                                    

"Yaudah bahas apa? " Angkasa udah kesel, pasalnya dia kasian banget ngeliat Rana yang udah ga kuat nahan kantuk. 

Rana menyandarkan kepalanya di pundak Angkasa, dan Angkasa memposisikan tubuhnya senyaman mungkin agar Rana merasa lebih baik.

"Gue tau siapa pelaku teror, " Kata Daniel datar.

"Siapa? " Kata Angkasa yang makin penasaran.

Sedangkan Rana hampir terjatuh karena terlelap. Dan Angkasa cepat-cepat menahan kepala Rana lalu membaringkan kepala Rana di pangkuan Angkasa.

Para jomblo disana pada kepanesan ngeliat Angkasa yang makin bucin.

Gildan mengelus dada sabar meratapi nasib. Sampai kapan ia hanya jadi penonton? Kapan ia bisa merasakan hal serupa???

"Ah jadi kangen Andin, " Kata Aksa dengan raut sedih lalu menatap wallpaper ponselnya yang jelas-jelas itu foto Andin.

Lembayung tersenyum tipis melihat Rana, seenggaknya ia cukup beruntung pernah dianggap spesial oleh Rana.

Sedangkan Yusa dan Danis berpelukan karena merasa senasib.

Di tengah moment itu, Daniel berdecak lalu berkata, "  Gildan, mana rekaman CCTV waktu kita ngadain pertemuan sama Lembayung, "

Gildan tersentak sadar lalu kaya kelagapan sambil meraba saku celananya, " Eh..., " Lalu ia menemukan sesuatu di sakunya lalu mengekuarkan sebuah flash disk dan menyerahkannya pada Daniel.

Daniel menerimanya lalu melempar senyum pada Angkasa yang udah deg-degan ga sabar liat muka pelakunya.

Daniel lalu mengambil OTG dari dalam tasnya dan mengubungkan ponsel dan flash disk yang di serahkan oleh Gildan.

"Lo inget kan Ang sebelum kita ngehajar galaksi, lo sempet curhat soal Rana yang nuduh lo ketemuan sama Kirana di Greco, " Tanya Daniel dengan santai mencari file di flash disk itu.

Angkasa mengangguk membenarkan, " Trus? "

Daniel berhenti sejenak, " Awalnya gue kira cuma kebetulan.... Tapi emang Dia pelakunya, " Ia kemudian menunjukan layar ponselnya pada Angkasa.

Angkasa merampas dan mencoba mengamati putaran rekaman CCTV itu.

"Ini siapa? " Tanya Angkasa,Gildan yang ga sabaran lalu merampas dan mengamati sosok yang ada di rekaman itu.

"Ini Alex kan? " Gildan lalu menatap Daniel sedikit bingung.

"Tunggu dulu... Alex anak BUMANTARA? " Lembayung yang biasanya keliatan pinter mendadak dongo.

"Iya... Dari teror ke dua, gue mulai ngerasa curiga ke salah satu anak BUMANTARA... Pasalnya foto Rana yang di kirim oleh pelaku ternyata ada juga di dalem rumah Angkasa yang udah jadi new markas... "

"Teror kedua? " Angkasa mengerutkan dahi.

Daniel mengangguk lalu mulai menerangkan hasil selidikannya yang makin membuat Angkasa memanas. , " Teror kedua serupa kaya teror pertama... "

"Dan gue juga minta bantuan Hugo buat nyari rekaman CCTV di sekitar gang sempit, rumah Rana, dan deket rumah kita... Dan muka Alex keliatan jelas disana, "

__***__

Senin...

Rana datang terlambat kesekolah, ini gegara Aksa yang telat nyemput Rana makanya mereka berdua kesiangan. Lagian,  bukannya Angkasa yang nyemput tapi malah Aksa. Dan Angkasa ga ada kabar sama sekali.

" Tumben telat lagi,? " Tanya Deon pada Rana sambil menyerahkan kertas ke salah satu rekannya untuk mencatat nama-nama siswa yang terlambat.

Ya dulu Rana emang sering telat makanya Deon hapal muka Rana, tapi semenjak Rana deket sama Angkasa Rana jadi lebih rajin dateng pagi.

Mr. Angkasa (18++) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ