chapter 19

1.9K 91 70
                                    

Haiiii gimana, cape ga nunggu Elang? Pasti capekan iyakan?

Sorry baru bisa ngelanjutin.

Selamat membaca ya para sayang cu♥️

****

Elang mengambil minyak urut di atas nakah lalu berjalan mendekati Aluna yang tengah duduk di sofa dekat ranjang. Gadis itu hanya menatap betisnya yang nampak memerah. Matanya teralihkan ketika Elang berjongkok di depan Aluna mengambil alih betis Aluna menuju pahanya.

Awalnya Aluna enggan namun tatapan galak dari Elang tercetak jelas di wajahnya membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk menolak.

Pria itu dengan telaten memijat dan memberikan minyak pada kaki Aluna. Sedangkan gadis itu dengan berani memainkan rambut Elang yang acak acakan. Entah kenapa sekarang Aluna sering melakukan hal di luar keberaniannya, seperti meminta di peluk saat tidur dan lain sebagainya.

Elang sendiri saja heran kenapa gadisnya berani melakukan hal itu. Padahal dulu, jangankan meminta di peluk. Di tatap Elang saja sudah menunduk takut. Namun ia tidak pernah protes ketika Aluna meminta atau melakukan hal aneh apalagi bersamanya. Malah Elang senang karena Aluna sudah tidak takut padanya.

"Kenapa bisa sama Lena sih?" Tanya Elang di sela sela pijatannya.

Aluna langsung menarik tangannya dan menutup wajah miliknya dan melihat Elang di sela sela jarinya. Terkesan sangat lucu dan menggemaskan.

Aluna membuka penutup wajahnya karena Elang sama sekali tidak memalingkan wajahnya dari Aluna gadis itu menggelengkan kepalanya.

Jelas Elang tau bahwa gadisnya tidak ingin membahas hal ini. Mau tidak mau Elang kembali melakukan kegiatannya. Sedangkan Aluna mengambil alih ponselnya dan menunjukkan gambar dari ponselnya. Ada beberapa ranjang bayi kembar yang lucu. Elang yang masih sibuk memijat pun mengisyaratkan Aluna untuk menggeser kan layar ponselnya.

Gadis itu mengikuti kemauan Elang. Pria itu sepertinya sangat fokus pada ranjang ranjang tersebut hingga tangannya yang sedang memijat Aluna terhenti.

"Dapat dari mana?" Tanya Elang yang langsung mengambil ponsel Aluna lalu beranjak untuk duduk di sebelah Aluna.

Gadis itu menaruh kepalanya di pundak Elang lalu menatap wajah Elang lekat lekat.

"Dari mama" jawab Aluna.

"Yang ini bagus" ujar Elang pada salah satu gambar yang ia lihat. Aluna menganggukkan kepalanya setuju. Gadis itu tidak protes, karena pilihan Elang sama dengan seleranya.

"Beli online atau kita ke sana?"

"Terserah. Tapi kata mama lebih bagus ke sana biar bisa lihat barangnya langsung" jawab Aluna yang masih dengan posisi yang sama. Gadis itu memegang dada Elang dengan sensual membuat Elang menghentikan kegiatannya.

"Mulai nakal ya?" Ujar Elang yang langsung mengelus puncak kepala gadisnya membuat Aluna menahan tawanya.

"Aluna kangen" lirih gadis itu membuat Elang sedikit terkejut mendengarnya. Gadis itu sudah mulai berani melakukan hal seperti sepasang suami istri.

Walau terkadang mood Aluna sering berubah seperti takut, segan, canggung dan malu malu. Entahlah mungkin efek samping dari kehamilannya.

"Aku di sini sayang, kenapa?" Tanya Elang lembut. Gadis itu mendorong tubuh Elang sampai ujung sofa dan meletakkan kepalanya di atas paha Elang dengan manja.

Elang hanya mengikuti dan tersenyum melihat Aluna.

"Maafin Aluna ya kak" ujar Aluna pelan.

Elang kembali tersenyum dan mengelus puncak kepala Aluna membuat sang empu memejamkan matanya.

AlunaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora