Chapter 58

1.9K 318 61
                                    

Jeno mengepalkan kedua tangan dengan maksud menahan segala emosi yang sudah memuncak di kepalanya. Melihat CCTV sekolah yang sudah di retas dan juga banyaknya foto-foto Yeji beserta keluarga termasuk dirinya dan teman-temannya di dalam laptop Nato.

Iya, ketika Jeno dan Sanha menghampiri Om Jinyoung dan bertanya apa yang terjadi, Om Jinyoung langsung memberitahu apa yang ia temukan pada Jeno.

"Kita gak bisa diem aja disini Om" Ucap Sanha yang juga sudah emosi melihat apa yang juga dilihat Jeno. "Si gila itu saya yakin udah tau kalau mobilnya ditemuin sama Om. Dia pasti udah pergi pakai Taxi atau mobil lain"

Om Jinyoung mengiyakan ucapan Sanha. Ia pun menghampiri Moonbin untuk memberikan perintah.

Disisi lain, Ponsel Jeno berdering menandakan panggilan masuk yang ternyata dari Haechan.

"Kenapa?" Tanya Jeno to the point.

"IKUTIN GUE SEKARANG. GUE UDAH SHARE LIVE MAPS KE CHAT LO" Teriak Haechan di sebrang sana karena suaranya beradu dengan angin.

Tapi Jeno malah tidak mengerti.

"GUE UDAH NEMUIN YEJI ANJIR GAK USAH KEBANYAKAN MIKIR"

Dengan spontan Jeno membulatkan matanya.

"Lo serius?!!!"

"MENURUT LO APA UNTUNGNYA GUE BECANDA DI SITUASI KAYAK GINI, JENO?" Dan setelah mengatakan itu Haechan menutup ponselnya sepihak.

Jeno yang belum selesai bicara menjadi sangat kesal. "Chan?! HAECHAN?!"

"Kenapa sama Haechan?" Tanya Sanha.

"Dia bilang dia nemuin Yeji" jawab Jeno sambil membuka chat Haechan yang ternyata benar-benar mengirimkan Live Maps.

"Kita harus pergi" ucap Jeno sambil berlari menuju motornya. Membuat Sanha kebingungan.

"Jen. Lo serius?" Tanya Sanha sambil berlari menyusul Jeno.

"Kalo Haechan bohongin gue dalam situasi kayak gini, lo tau sendiri apa yang bakal gue perbuat ke dia" jawab Jeno dengan nada suara yang pelan, namun tajam.

"Lo gak bilang sama Om Jinyoung?" Tanya Sanha.

Jeno menoleh sebentar ke Jinyoung yang masih berbicara dengan Moonbin, lalu kembali menoleh pada Sanha sambil menggeleng.

"Enggak."

Sanha terlihat bingung, namun kebingungannya kali ini ia simpan dahulu. Mereka harus segera menyusul Haechan. Tidak ada waktu lagi untuk mengobrol bukan?

•••

"JANGAN TERLALU DEKET, JEM!!!" Teriak Haechan agar Jaemin bisa mendengar.

"GUE MAU NYALIP TAXI NYA BIAR BAPAK NYA BERHENTI" ucap Jaemin tidak kalah berteriak.

"GUE MASIH MAU HIDUP YA ANJIR! KITA MAIN SANTAI AJ-"

"SANTAI GIMANA SIH ANJIR SI YEJI DIBAWA SAMA TEMEN PSIKOPAT LO DAN LO BILANG KITA HARUS SANTAI?!"

"Gue suruh santai bukan berarti kita bener-bener santai tolol!!!!!" Sebal Haechan yang kini menurunkan nada suaranya. "Kalo kita gegabah yang ada dia bisa ngapa-ngapain Yeji. Dalam situasi kayak gini kita harus pikir pake kepala dingin Jem!!"

"Pokoknya kalo lo gak bisa mikir, lo dengerin kata-kata gue!"

Jaemin yang tadinya masih kekeuh untuk nyalip taxi yang didalamnya ada Yeji, perlahan mengalah. Yah, omongan Haechan memang ada benarnya.

Ia pun mengurangi kecepatan motor dengan maksud menjaga jarak dengan taxi itu agar tidak ketahuan.

"Gue kabarin Hyunjin dulu" ucap Haechan yang diangguki Jaemin.

KEMBAR 3 || Hyunjin • Jeno • Yeji (Mau Revisi Dulu)Where stories live. Discover now