Mengizinkan

209 36 0
                                    

Hari sabtu
Karena hari ini hari libur Arega memutuskan untuk bermain diluar rumah

Arega menatap Alena yang sedang bersih bersih "Lagi apa neng?" Tanya Alena

"Lagi joging kalo pegang sapu abis itu nyapu lagi ngapain?"

"Aduh aku baper deh len" Kata Arega

"Gak jelas" Alena menyapu halaman lagi

"Mama masih dikamar?" Alena hanya menggangguk

Arega berjalan masuk rumah dan menaiki tangga untuk menemui mamanya tidak biasa mamanya itu belum keluar kamar

Dan benar saja Arega menemukan mamanya sedang menangis

"Maafin Aku mas maafin aku karena gak bisa bikin Arega yakin kalo kamu udah berubah mas" isaknya

"Maafin aku mas hiks hiks hiks"

"Maaf karena aku" Belum selesai mengucapkan itu Arega lebih dulu memeluk mamanya dari belakang

"Arega yang salah mah Arega yang salah bukan mama" Kata Arega

"Mama gak perlu nyalahin diri mama sendiri Arega yang salah mah"

"Arega ngelakuin itu sepaya mama gak disakitin lagi sama papa A-Arega Arega gak mau mama nangis karena p-papa" Hancur sudah Arega tak bisa membendung Air matanya

Lia membalikkan badannya "bukan salah kamu Arega ini salah mama mama yang gak becus jadi ibu buat Arega"

"Mama stop!!" bentak Arega

"Arega gak butuh Papa kalo arega punya mama Arega gak butuh Temen kalo Masih ada Mama bagi Arega mama jauh lebih berharga dari apa pun"

"Mama gak salah gak ada yang salah mah mama udah jadi ibu sekaligus ayah yang baik buat Arega" Arega memeluk mamanya

"A-arega sakit kalo liat mama nangis" Lia memeluk Anaknya

"Arega jangan nangis maafin mama ya sayang"

"Gak mah Mama gak salah" Arega menghapus air matanya

"Kalo Ini yang bikin mama bahagia Arega ngizinin mama sama pada lagi" Kata Arega tersenyum

Lia tersenyum bahagia dan memeluk Arega lagi "Mama beruntung punya kamu sayang makasih udah mau terima papa lagi makasih"

"Asalkan mama bahagia Arega rela ngrlakuin apa aja" Kata Arega lagi lagi senyum bahagia terbit dibibir cantik Arega

Terimakasih Ya allah engkau maha besar dan maha adil
Ucap Lia dalam hati

.
.
.
.
.

Ilham sedang menikmati makanan buatan lia

"Bagaimana kalo kita mengadakan pernikahan di bandung saja" Kata Ilham Arega yang baru turun dari kamarnya pun terkejut

"Tapi pah sekolah Arega gimana?" Tanya Arega

Sebenernya bukan sekolah yang Arega pikirkan tetapi seseorang gadis yang saat ini sedang ia perjuangankan

"kamu bisa ambil cuti selama satu mingguan sekalian Papa sama Mama mau Adopsi Alena" Kata Ilham lagi

Satu minggu bukan waktu yang sebenernya ia tidak melihat Fara satu hari saja badannya langsung panas

Enggak deng canda

"Tante lia mau adopsi Alena" Lia tersenyum dan mengangguk

"Udah lama tente pengin punya anak cewek" Kata lia

Alena tampak berfikir lalu kalo aku jadi anak tante lia apa aku masih bisa bersama dengan Yoga tanyanya dalam hati

Aku gak mau berharap lebih siapa tau Yoga gak suka sama aku
Lanjutnya dalam hati

"Ya sudah kalian berdua beres beres dulu kita berangkat nanti jam satu siang" Kata ilham

Arega dan Alena hanya mengangguk dan menuju kamar masing masing

Dikamar Arega

"Gila satu minggu bukan waktu sebentar satu minggu itu melewati beberapa harikan?" Ia mondar mandir dicermin

"Arega kamu belum beres beres? "Tanya Alena

"Eh calon adek seperti yang lo liat dek" Alena jadi malu lalu besok apa ia harus memanggil Arega dengan sebutan Abang

"Gue lagi bingung gimana cara ngomong ke Fara?"

"Ya tinggal ngomong aja sekarang kalo bisa kalian ketemuan buat perjanjian kalo kalian bakal LDR walau 1 minggu" Ledek Alena

"Biar bareng aku aja yang beresin" lanjutnya

"Pinter juga lo len" Arega mengambil jaket hpnya dan keluar rumah

"Ada ada aja deh" Alena memasukan baju baju Arega kedalam koper Arega

AREGA || Ren Shuyang ~{END}~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang