49 - Sadar?

44.5K 4.5K 1.2K
                                    

Acha mengemaskan bukunya dan memasukkan kedalam tas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Acha mengemaskan bukunya dan memasukkan kedalam tas. Sudah lebih dari seminggu, dan Gara belum juga sadar dari tidurnya. Acha menghela nafas. Berusaha menampik pikiran buruk yang selalu datang di kepalanya secara tiba-tiba.

Saat sedang asik mengemasi barang, Mita memukul pundaknya. Acha menoleh. "Kenapa Mita?" Tanya Acha.

Mita hanya mengeluarkan cengirannya. Gadis itu sudah siap mengemasi peralatannya. Kedua tangan gadis itu pun sudah berpegangan erat pada tali ransel berwarna hitam miliknya. "Mau bareng?"

Acha menggeleng. Menyampirkan tali tas di kedua bahunya. "Acha pulang bareng kak Ariel."

Mita ber o ria. "Mau kerumah sakit langsung, atau ke rumah dulu?"

"Kerumah sakit langsung. Acha mau liat keadaan kak Gara,"

Acha keluar dari bangkunya. Berjalan beriringan keluar kelas.

"Masih belum ada perkembangan?" Tanya Mita.

Acha menggeleng pelan. Menundukkan kepalanya, melihat langkah kakinya yang lama-kelamaan membawanya ke luar kelas.

Mita menghadang jalan Acha. Menaikkan kepala gadis itu agar tak menunduk. "Nggak boleh sedih gitu dong. Strong! Mana Acha yang selalu ceria? Mana? Gue udah lama banget nggak liat lo ketawa. Semenjak Gara masuk rumah sakit, wajah lo lempeng mulu. Gedeg gue lihatnya,"

Mita memasang tampang kesalnya. Membuat Acha ingin ketawa namun ia tahan. "Iya deh. Nih, Acha senyum," Acha melebarkan senyumnya. Bukan senyum terpaksa, melainkan senyum yang sedari tadi dia tahan.

Mita tersenyum lebar. "Nah gitu dong! Ini baru Acha yang gue kenal," Mita merangkul bahu Acha. Acha terkekeh pelan.

"Emangnya kemaren Mita nggak kenal Acha?" Tanya Acha.

Mita mengangguk. "Iya. Acha yang gue kenal itu, ceria, nggak pernah sedih, selalu senyum. Kemaren? Dih gedeg gue liatnya. Kadang nangis sendiri, menung nggak jelas. Pokoknya banyak deh!" Jawab Mita bersemangat.

Acha tertawa. "Bisa aja Mita,"

"Makanya, nggak boleh sedih dong. Gimana Gara mau bangun kalau lo nya sedih mulu."

"Iya deh iya."

"Hai," sapaan tersebut membuat kedua sahabat itu menoleh. Mita yang tadinya tersenyum lebar, kini memasang wajah datar.

Acha yang menyadari perubahan raut wajah Mita, menyenggol lengan sahabatnya itu pelan. "Siapa?" Bisik Acha.

"Nggak tau," Mita mengendikkan kedua bahunya acuh.

Lelaki didepannya ini hanya tersenyum simpul. "Ayo pulang," ajak lelaki itu. Menarik tangan Mita, namun Mita kembali menarik tangannya kasar.

Acha heran di buatnya. "Siapa sih Mita? Mita kenal?" Tanya Acha.

Acha Milik Gara [End]Where stories live. Discover now