Chapter 15

134 101 208
                                    

"Nett, mama mau nemenin papa makan siang sama rekan kerja papa nih kamu mau ikut gak?" ajak Linda setelah ia menghampiri Netta di kamar yang sedang mengisi buku latihan soal kelas 12 yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu.

"Engga deh ma, aku mau belajar aja," tolak Netta halus.

"Yaudah, tapi ntar mama mau lanjut arisan jadi pasti pulangnya malem, kalo papa juga udah pasti pulangnya malem," jelas Linda.

"Iya gapapa ma," balas Netta sembari tersenyum.

"Yaudah deh, hati-hati di rumah yaa, mama mau pergi dulu. Papa udah nungguin di kantor, bye sayang," pamit Linda sembari mencium kening putri bungsunya itu.

"Iya, bye maa," jawab Netta melambaikan tangannya.

Linda segera keluar rumah karena taxi online sudah menunggu di depan rumahnya. Mungkin kalo ada Pak Usman ia tidak akan menaiki mobil taxi online. Sebenarnya ia juga bisa menyuruh Netta untuk mengantarnya, tapi ia tidak tega jika harus mengganggu jam belajarnya Netta. Apalagi ia tahu betul anak gadisnya itu paling malas keluar rumah jika cuacanya panas begini. Jam 12 pas tau kan gimana panasnya kalo lagi cuaca cerah banget?

Apalagi Netta belum mandi, semakin malas saja jika ia harus disuruh keluar rumah kalo bukan dari kemauan dirinya sendiri.

Panasnya cuaca hari ini ditambah dengan jalanan yang macet khas Jakarta membuat Linda ingin secepatnya sampai di kantor milik suaminya. Sekitar 5 menit lagi ia akan sampai di kantor, sebenarnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dari rumah untuk menuju kantor tapi karena jalanan macet membuat Linda bisa menguras waktu selama 30 menit lebih untuk sampai di kantor.

Sesampainya di kantor yang begitu luas dengan 65 lantai yang menjulang ke atas membuat kantor ini terlihat lebih besar. Pantas saja jika perusahaan Haris termasuk salah satu perusahaan terbesar di Jakarta.

Linda segera keluar mobil untuk menuju ruangan Haris tapi ternyata suaminya itu sedari tadi sudah menunggu di ruang lobby.

"Pah maaf ya mama telat, abisnya tadi jalanan macet banget," adu Linda kepada suaminya.

"Iya gapapa ma belum telat kok, yuk kita berangkat sekarang."

Linda mengangguk, ia segera mengikuti langkah kaki Haris menuju mobil. Hari ini Haris membawa mobilnya sendiri karena supirnya, Pak Irwan sedang izin karena ia sakit.

Untungnya ketika sampai di restoran rekan kerja Haris belum sampai, setidaknya mereka tidak jadi terlambat.

Selang waktu 10 menit akhirnya Irfan dan Maya sampai di meja yang sudah mereka pesan, ya Irfan adalah rekan kerja Haris yang akan bekerja sama demi kemajuan masing-masing perusahaan.

Mereka segera duduk dan menikmati makanan yang telah dipesan sembari berbincang-bincang membahas pekerjaan. Banyak juga topik pembicaraan lainnya yang mereka bahas karena untuk saling mengenal satu sama lain.

• • •

Pukul 3 sore Netta sudah mulai merasa bosan dengan kegiatannya, karena dari pagi ia terus-terusan belajar latihan soal. Netta ingin pergi keluar rumah tapi ia juga bingung harus kemana. Apalagi sekarang tidak ada Pak Usman, ia semakin malas kalo harus nyetir mobil sendiri. Bermain sosial media pun sudah ia lakukan sedari tadi tetapi tetap saja rasa bosannya muncul lagi.

Netta juga sudah mengirim pesan kepada Tesa supaya ia bermain ke rumahnya tapi ternyata ajakannya terlambat karena Galang sudah mengajak Tesa duluan. Tapi ya sudahlah, Netta akan membiarkan sahabatnya itu kembali mengenal cinta.

Dering handphone nya tiba-tiba berbunyi ketika Netta sedang berleha-leha sembari bermain handphone di atas kasur. Netta segera melihat bar notifikasi, "Kevin? Ngapain nih chat gue?" gumamnya sembari langsung bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

KALA VINNETT [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang