23 - Kind Soul

3.2K 374 110
                                    

Sudah seminggu sejak Kasih mengabari orangtua tentang hubungan asmaranya dengan Aiden. Kemarin, Kasih pun membicarakannya dengan Aiden, tentang Bu Sherly yang masih ogah-ogahan terkait hubungan mereka. Aiden segera setuju ketika Kasih menyarankan pertemuan, agar sang (semoga) calon mertua semakin kukuh dan yakin pada dirinya.

Hari ini adalah 'tanggal main' yang pernah Kasih maksud. Aiden mengajak Kasih juga Bu Sherly untuk berjalan-jalan cantik di mall, sekaligus mentaktir kedua wanita itu kalau-kalau ingin membeli sesuatu.

Sudah sepuluh menit mereka berjalan menyusuri mall. Kasih berada di tengah dan Aiden berjalan sedikit lebih di belakang si kedua wanita.

Ingin menawarkan sesuatu, Aiden pun melajukan langkahnya sedikit supaya berjalan sejajar. "Maaf, Tante... barangkali mau ke mana begitu?" tanyanya sopan dan tenang.

"Terserah Kasih aja. Kalau Tante gak terlalu minat ke mana-mana," balas Bu Sherly tanpa menatap. Ya begitulah, beliau masih malas akrab dengan Aiden. Huh, sombong!

Aiden menghela napas sabar, lalu menyentuh tangan Kasih sekilas dan memberikan kode lewat tatapan rahasia.

Kasih menerima kode dengan baik, kemudian menoleh lagi mamanya. "Ralph Lauren yuk, Ma."

Hm, Bu Sherly mengangguk saja. Lantas, mereka pun menuju tempat yang Kasih katakan. Tidak berniat tuk membeli apa-apa sebenarnya, tapi ya mari saja.

 Tidak berniat tuk membeli apa-apa sebenarnya, tapi ya mari saja

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

....

Setelah hampir satu jam, perbelanjaan mereka pun selesai. Dan Aiden benar-benar biasa saja saat total belanja Kasih dan Mamanya mencapai harga 2.555.000.

Namanya juga barang branded. Padahal, hanya tiga items yang Kasih dan mamanya beli, namun harganya sudah bisa dijadikan modal usaha kecil-kecilan.

"Biar saya saja, Kasih," kata Aiden setelah penjaga kasir menotalkan. Kemudian, pria tampan itu mengeluarkan kartu keramat berwarna hitam dari dompetnya. "Ini, Mbak." Ia memberikan black card-nya pada penjaga kasir.

Ada yang sedikit tersentuh namun masih gengsi dan tak yakin. Bu Sherly. Lebih tepatnya, hatinya tersentuh dengan kebaikan Aiden, dan matanya tersentuh oleh black card milik Aiden.

Kasih kini menenteng satu paper bag dari Ralph Lauren. Lepas itu, mereka melanjutkan perjalanan, mencari tempat makan sebab tidak layak kalau jalan-jalan dengan pacar dan ibu pacar, tapi tidak diajak makan.

Bu Sherly, meski sudah menyimpan kagum, ia masih belum mau menunjukkan. Sebetulnya, sudah lama kenal Aiden dari suaminya. Namun, baru kali ini bersua wajah.

Kasih memilih Ta Wan, sebuah restoran Thailand yang masih di dalam wilayah mall. Tentunya Aiden iya-iya saja sebab apa pun boleh untuk kekasihnya.

Selama berjalan, Bu Sherly sering curi-curi pandang. Kasih kerap kedapatan tersenyum-senyum tanpa kata kepada Aiden yang tersenyum-senyum juga.

DADDY ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt