B A B - XXXIV

1.9K 164 30
                                    

Happy Reading 🖤

CHATRINE :

"Sial" umpat Chatrine menutup mata

Kepalanya dipenuhi dendam ingin membunuh pelaku dibalik semua kesedihan di hidupnya. Namun ternyata sosok ini sangat pintar menyembunyikan diri. Chatrine harus memutar otak mencari segala cara memancing sosoknya dan tanpa ragu Chatrine akan segera menyiksa secara sadis lalu perlahan-lahan membunuhnya.

"Jadi?" Suara Richard membuat kesadaran Chatrine kembali.

Chatrine berbalik, ia menatap Richard yang masih setia berdiri menunggunya.

"Apa yang akan kau lakukan Miss Kedren?" Tanya Richard penasaran

"Sial," Chatrine kembali mengumpat ia benar-benar bingung saat ini. Raut wajah frustasi Chatrine membuat Richard tersenyum samar.

"Jika kau ingin mengetahui siapa dalang dibalik ini semua, maka kau harus memancing mereka," ucap Richard

"Aku sedang memikirkan caranya Mr. Lova," ucap Chatrine berjalan mendekati dan berdiri tegak menatap mata coklat Richard yang berkilat aneh.

Chatrine teringat sesuatu, kenapa ia benar-benar bodoh. Dihadapannya saat ini berdiri sosok Richard yang bisa ia harapkan untuk membantu membalaskan semua dendam miliknya. Ia melupakan kartu As nya.

"Apa kau bisa membantuku Mr. Lova?" Tanya Chatrine penuh harap

Richard menaikkan satu alisnya, ia tersenyum menggoda.

"Mr. Kedren, kuharap kau tidak melupakan pesta yang akan kita buat," ucap Richard membuat Chatrine bingung

"Huh? Pesta?"

Mendengar ucapan Chatrine membuat Richard semakin melebarkan senyuman. Ia menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Chatrine. Richard merapatkan tubuh mereka hingga kedua ujung hidung  bersentuhan.

"Kau melewatkan sesuatu yang penting Mr. Kendren," bisik Richard dengan nada rendah

"Jangan bertele-tele Mr. Lova, aku tahu kau memiliki hadiah spesial untuk menambah kesengsaraan hidupku," balas Chatrine dingin, ia melupakan sesuatu tentang kebiasaan Richard,

'membuat seseorang semakin menderita,cih' batin Chatrine 

Chatrine ingin sekali menarik kata-katanya, berharap Richard membantunya merupakan hal mustahil. Melihat keadaannya seperti ini tentu saja membuat sosok Richard semakin semangat membuatnya jatuh.

Chatrine mengakui saat ini ia benar-benar sudah dikalahkan telak oleh Richard, tapi ia masih mempunyai satu hal yang harus ia jaga, harga diri. Chatrine membuang nafas berat, ia menatap Richard yang masih menatapnya seakan ingin memakan Chatrine hidup-hidup. Dan jarak mereka yang sangat dekat, membuat Chatrine semakin benci pada Richard.

"Jadi ucapkan, pesta apa yang kau maksud?" tanya Chatrine serius. Richard tersenyum tampan, ia mengelus pipi Chatrine lembut.

'Sial' umpat Chatrine yang terpana pada senyuman Richard

"Pesta lamaran kita, kau melupakan hal sepenting itu. Sayang sekali," ucap Richard

Chatrine yang awalnya sedikit menghangat akibat senyuman Richard, kembali membeku mendengar ucapan Richard.

"Wow, aku tidak menyangka kau masih memikirkan hal itu Mr. Lova," Chatrine menatap nyalang Richard, emosi mulai menguasainya.

"Kau sama saja seperti baj—"

"Kita akan membuat pesta lamaran di kapal milikku, tamu yang datang adalah para anak buahku," sambung Richard membuat Chatrine tercengat kaget.

"Disanalah kau bebas membunuhnya," sambung Richard membuat Chatrine membuka lebar mulutnya namun tidak ada suara yang keluar.

Two Big Boss Mafia Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin