1.3 -

5 0 0
                                    

💚행복한 독서💚

.

.

"Ck, Minggir."

Laki-laki bertubuh tinggi melayangkan tatapan malas ke arah Jisung. Seperti tidak ada jalan lain, ia diam menunggu Jisung untuk berpindah, mengambil permen yang berada di balik sakunya dan memakannya. 

Merasa terlalu lama di tatap, Jisung dengan cepat berdiri dan pindah ke pinggir jalan supaya memberi jalan pada laki-laki berseragam berantakan-- tidak-tidak,ralat. Penampilannya sangat berantakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Hanya wajahnya saja yang good looking, selebihnya tidak ada.

"Apa-apaan orang ini, dia menyuruhku minggir padahal dia yang tadi menabrakku hingga terjatuh. Apa tidak terbalik? seharusnya aku yang mengucapkan itu, bukan dia." cerca Jisung dalam benaknya.

Jika saja Jisung memiliki keberanian lebih banyak, pasti ia sudah menegurnya lebih dahulu. Tapi murid baru itu urungkan, ia masih memikirkan masa depannya berada di sekolah ini, tidak ingin mencari masalah dengan orang lain.

Jisung berbalik melihat bagian belakang seragamnya, terdapat sedikit noda di pakaiannya. Ditepuknya pelan bagian yang kotor tadi dengan kedua tangan besarnya.

Kakinya melangkah menuju gedung kelas. Melihat sekeliling yang perlahan mulai sepi karena kelas yang sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu, sampai akhirnya murid baru itu melihat sesosok perempuan yang dikenalnya keluar dari gedung perpustakan.

Jisung tak terlalu yakin jika yang dilihatnya itu Deys karena bisa saja ia keliru akibat mata minusnya, namun dugaannya itu sepertinya benar, perempuan yang dilihat Jisung berlari kearahnya dengan tempat pensil transparan di genggamannya.

"Kok belum ke kelas? Allana mana? kok sendirian aja?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut kecil Deys.

"Allana udah duluan ke kelas kayanya," jelasnya "Dan aku sekarang baru mau nyusul."

Mata bulat Deys membola lebar, menghela nafas sejenak lalu ia menatap Jisung dengan tatapan menahan kesal. Deys bertolak pinggang "Ihh dasar tu anak, main ninggalin anak orang aja." keluhnya dengan kedua tangannya dilipat ke depan. "Dia tuh kalau udah berhubungan sama fisika suka egois, suka gamau diganggu, nyebelin banget emang." Deys berbicara sambil menaikan sebelah sudut bibirnya. Jisung diam, tidak tau harus bereskpresi seperti apa.

"Ayo ke kelas bareng." ajak Jisung sambil melirik ke arah gedung kelas.

"Ih, kamu ga laper gitu? aku laper banget nih habis ulangan." Rengek Deys, "Apalagi sekarang mata pelajaran pak Chen, bisa-bisa nanti aku ketiduran di kelas saking kelaperan." Sambungnya.

Jisung yang melihat perubahan ekspresi Deys  dari yang mengoceh menjadi memelas pun terkekeh.

Tangan gadis yang tingginya hampir setelinga Jisung itu kini menarik pergelangan tangan milik murid baru itu. Yang ditarik mengerutkan keningnya, kebingungan karena dirinya dibawa menuju arah berlawanan dari gedung kelas. Sederet pertanyaan pun muncul di benak polosnya itu.

"Ehhh ini seriusan mau bolos ke kantiinn??" tanya Jisung.

"Deys ngajak aku bolos? gak, aku gamau ya bolos di hari pertama sekolahku. Bisa-bisa nanti aku viral di sekolah, "Di hari pertama sekolah, seorang murid baru bolos kelas fisika" gak gak, jangan sampai itu terjadi." 

Jisung menghentikan langkahnya yang membuat langkah Deys ikut terhenti. Gadis itu berbalik dan menatap Jisung dengan tatapan memelasnya.

"Bukan bolos Jisungg, cuma anterin aku ke kantin bentar doang yaa.. tenang, pak Chen ga akan marah ko." jelasnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dreamer [Park Jisung]Where stories live. Discover now