Chapter 28

42 14 1
                                    

hello there, hehe. almost three months since the last update, I hope y'all still waiting for this story tho. drafnya kesimpen di laptopku yang lain padahal aku udah ngetik chapternya dari lama banget, minta maaf juga kayaknya terlalu beralasan banget wkwk tenang aja buku ini tetap aku tamatin meski yang baca aku doang. anyway, enjoy!

CHAPTER 28: SOMETHING SMELL WRONGLY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 28: SOMETHING SMELL WRONGLY

"Jadi, Kak?"

Luna menoleh, mendapati Jihan yang kini memandangnya dengan penuh tanya. Begitupun para guru magang yang lain. Mengetahui bahwa Luna tak bisa diterima dengan baik oleh semua guru disini, ia melipir dan menjadikan ruang khusus guru magang menjadi tempat barunya dalam bekerja. Dengan tangan yang masih sibuk bergerak diatas papan ketik laptop, Luna menyahut tanpa kehilangan fokusnya. "Apa?"

"Mau pindah?"

Ah, iya. Rencananya, satu minggu sebelum ujian nasional tiba, Luna akan segera keluar dari sekolah. Meski kontraknya sudah selesai, dia juga tak berniat memperpanjang kontrak sebab ada beberapa rencana yang sudah disusun untuk beberapa waktu ke depan.

"Denger kabar dari mana?"

"Eiy, di ruang guru rame bener diomongin," sahut Fadlan, guru magang mata pelajaran Fisika yang kerap menjadi godaan para siswa perempuan. "Jadi bahan gibah lo disana, Kak. Ada pro-kontra segala."

Tangan Luna kontan berhenti bergerak. "Pro-kontra apanya?"

"Ada yang pengen lo jadi guru tetap disini, tapi ada juga yang pengen lo pergi cepet-cepet," kata Jihan. "Bahkan menurut kabar burung, Ketua Yayasan udah nawarin lo jadi guru tetap, tapi lo nggak mau. Beneran?"

"Iya, bener," balas Luna. Setelah dokumen yang dikerjakannya selesai, Luna langsung mencetaknya dan memasukkannya ke dalam sebuah map ukuran sebesar kertas letter. "Gue juga selama ini kalo ngajar juga buat gantiin beberapa guru yang berhalangan hadir doang."

"Kenapa nggak lanjut aja?"

"Jadi guru?" tanya Luna. Dua guru magang yang kebetulan belum sampai pada waktu mengajar tersebut mengangguk menjawab pertanyaannya. Si gadis lantas melanjutkan lagi, "Ya, karena emang gue nggak ada niat jadi guru. Gimana ya, hehe. Gue udah ada rencana yang nggak bisa ditunda jadi ya gitu."

"Rencana yang nggak bisa ditunda?" Fadlan mengulang. "Apa tuh?"

Mengambil beberapa lembar kertas yang sudah tercetak akan dokumennya, Luna memasukkan ke dalam map tersebut. Si gadis membalas sebelum meninggalkan ruangan. "Lanjut S2."

"Serius?!" tanya Jihan terlihat terkejut. "Nggak bosen kuliah apa, Kak? Gue aja pengen cepet-cepet lulus."

"S2 itu jadwalnya nggak sesibuk S1, tapi ya tugasnya emang lebih ribet dan menguras otak," Luna lantas tersenyum. "Gue keluar dulu sebentar, ya."

Keputusan Luna sudah bulat. Mengenai kuliah, mengenai beberapa rencana jangka panjang, dan beberapa hal lain yang masih harus diurus menjadikannya sibuk beberapa waktu belakangan. Tidak banyak orang yang tahu sebab ia tak ingin meributkan hal yang tak perlu.

Aftertaste | Minhee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang