Kesialan di Bulan September

7.5K 990 11
                                    

Hidup memang tidak semulus paha personil Black Pink. Itulah pepatah yang kini menggambarkan hidup Nesya. Minggu-minggu pertama dia bekerja, dirinya dapat membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Minggu kedua bekerja semua masih terasa biasa, memasuki bulan baru, membuat Nesya kebingungan harus membagi waktu antara kuliah dan kerja. Memang Nesya tidak memiliki kegiatan apapun di kampus, tapi dirinya bingung membagi waktu saat mengerjakan tugas kuliah dan bekerja.

Zein akhir-akhir ini mempunyai suasana hati yang bisa dibilang cukup buruk. sekecil apapun kesalahan yang dilakukan oleh pegawainya, akan berujung dengan ceramah panjang.

Kesialan itu datang pada Nesya, dirinya salah menginputkan data mengenai produk apa saja yang harus dipesan. Ia menginput data produk-produk yang masih tersedia cukup banyak di bengkel, dan bagi Zein itu salah satu kesalahan yang cukup fatal bagi dirinya sosok yang dikenal perfeksionis.

Zein memasuki ruangan Nesya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, tangan kanannya meremas map hijau.

"BERAPA PRODUK YANG SUDAH KAMU PESAN?" Zein membentak dan melemparkan map yang dipegangnya ke atas meja Nesya. Dilihat dari mukanya yang memerah, siapapun tahu bahwa Zein marah kepadanya.

"Seratus lima puluh, Mas." Nesya cukup ketakutan karena Zein melemparkan map dengan cukup kasar. Ia hanya bisa menundukkan wajah. Suaranya yang keluar begitu pelan nyaris tak terdengar.

"Sudah berapa kali aku bilang, teliti Nes, TELITI!!!" Zein menekankan kata teliti dengan cukup kuat. Nada suara Zein masih diliputi kemarahan.

Nesya menahan isakannya dengan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar air matanya tidak keluar di hadapan Zein. Dia tahu bahwa dirinya salah, tapi Nesya adalah tipe orang yang paling tidak bisa untuk dibentak.

"Maafin aku Mas, aku kurang teliti." Nesya berusaha untuk tidak mengedipkan matanya agar air matanya tidak turun begitu saja.

Zein hanya melengos begitu saja mendengar perkataan maaf dari Nesya. Ia keluar dari ruangan Nesya dengan bantingan pintu yang cukup keras membuat Nesya terkejut dan dengan spontan mengelus dadanya.

Nesya menelangkupkan kepalanya ke atas meja dan terisak pelan. Pengerjaan data pembelian produk dikerjakan disela-sela waktu saat dirinya tutor makalah kepada dosen pembimbing. Dia tidak menyangka bahwa kesalahan input data produk membuat kemarahan Zein yang luar biasa. Mungkin ini yang pernah diceritakan Meidi pada saat mentraktirnya di warung soto dekat bengkel.

"Zein punya masalah sama kepercayaan. Orangnya super duper perfeksionis, sekali ngelakuin kesalahan tidak ada kata ampun saat itu. Makanya Mbak pesen ke kamu, usahakan kerja dengan baik, kalaupun nantinya kamu get a problem, biarkan saja Zein melampiaskan amarahnya. Aku yakin satu atau dua hari kemudian dia bakal baik lagi." Kalimat inilah yang diingat Nesya sebelum Meidi mengajaknya kembali ke bengkel saat mentraktirnya makan siang. Dalam hati, Nesya menyumpah serapahi Zein dengan berbagai hewan yang ada di kebun binatang karena kekesalan pada Zein yang berani membentakmya dengan begitu saja.

***

Nesya tiba di apartemennya dengan muka berantakan. Matanya memerah sehabis menangis di ruangannya. Ia mengambil sebongkah es dan mengompresnya dengan menempelkan pada matanya yang membengkak secara bergantian. Untung saja tadi disaat dia hendak pulang, tidak ada satupun pegawai yang bertanya mengenai kemarahan Zein. Setidaknya Zein memarahinya saat dia berada di dalam ruangan. Masalah ada pegawai lain yang mendengar ketika ia dimarahai oleh Zein, Nesya tidak mau ambil pusing.

Nesya dapat merasakan sekali perbedaan saat dirinya 'menganggur' yang sekedar sibuk kuliah saja dengan keadaannya sekarang yang harus bekerja sampai sore bahkan malam. Sebelum merasakan bekerja, ia hanya terlalu nyaman berada di zona nyamannya. Dia belum pernah mengambil sebuah risiko besar yang akan berdampak luar biasa pada hidupnya. Mungkin hal seperti ini akan dapat menguatkan mental Nesya untuk ke depannya.

Machine Shop Love [Completed]Where stories live. Discover now