Mimpi buruk

508 70 7
                                    

Happy Reading gaisss

Voment jangan lupa⭐🤗

***

Seorang gadis bergaun putih polos tersenyum manis kearahnya sembari melambaikan tangan, seolah akan pergi entah kemana.

Bryan meraih tangan mungil itu, tangan putihnya tampak sangat pucat.

"Bulan, jangan tinggalin gue... Kita baru bertemu dan lo mau ninggalin gue lagi. Gak.. Gak akan gue biarin!" Bryan menggenggam erat tangan pucat itu seolah jika terlepas gadis kecilnya itu akan pergi untuk selamanya.

Tak ada jawaban dari gadisnya, gadis itu hanya tersenyum sangat tulus.

"Bulan, pliss tetap disini sama gue. Gue gak bisa jauh dari lo, lo cinta pertama gue. Gua sayang sama lo." Bryan memohon agar gadisnya tak pergi.

Gadis yang Bryan panggil dengan nama Bulan tersebut mengusap lembut pipi lelaki jangkung itu. "Udah waktunya gue pergi, lo harus ikhlas. Kalo lo gak ikhlas gue gak akan tenang disana."

Setelah mengatakan itu Bulan melepas tautan tangannya dan Bryan, semakin lama tubuh mungilnya semakin menjauh dan hilang entah kemana.

"TIDAKKK!"

Bryan terbangun dari tidurnya, mimpi itu sangatlah buruk. Kepalanya mendongak kala tangan lembut seseorang mengusap kepalanya.

"Kamu kenapa, Bry?"

Nafas Bryan memburu, keringat bercucuran di dahinya, wajahnya pucat, dan matanya tertuju pada seseorang yang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit.

Sekelibat bayangan kejadian buruk siang tadi terlintas di pikiran Bryan.

Flashback on..

"BUNDAAAA!"

BRAKK!

Tubuh mungil itu terpental jauh, Bryan yang melihat kejadian itu tepat didepan matanya seketika shock, diam bak batu. Kakinya seolah menempel tak kuasa sekedar melangkah.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

"BILQISS!!"

Lelaki itu memangku kepala gadisnya yang berlumuran darah, matanya mengeluarkan cairan yang sangat ia benci. Ia terlihat sangat rapuh sekarang. Tubuh mungil itu terlentang tak berdaya, segera Bryan dekap tubuh itu sembari terus meneteskan air matanya.

Darah terus mengucur, tubuh Bilqis semakin lemas hingga bibirnya mengeluarkan satu kata "Bunda.. " Sangat lirih, setelah itu Bilqis menutup rapat matanya.

"Qiss.. Bangunn.. Qiss. Lo jangan gini! Gak lucu Qis.. BILQISSS!"

"TOLONGIN WOII! TELPON AMBULANS, CEPETAN!!" Bentak Bryan pada orang-orang yang hanya menyaksikan saja.

Zanna kembali menepuk pundak Bryan. "Bry, are you okay?"

"Iy-iya, Tan."

"Tante mau ke musholla sebentar, titip Iqis ya." Bryan hanya mengangguk.

Setelah kejadian tadi siang Bryan memutuskan akan menjaga gadis ini, karena dirinya nyawa Leta selamat dari maut. Sementara wanita parubaya itu baru saja pulang itupun Bryan yang memaksa, bagaimana pun kesehatan Bundanya lah yang paling utama.

Bryan duduk dibangku sebelah brankar. Mengenggam tangan dingin nan pucat itu, ia jadi teringat akan mimpinya tadi.

"Hm.. Bulan." Lirihnya.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Where stories live. Discover now