📌Sama Jahatnya

3.6K 138 5
                                    

Typo bertebaran:v
.
.
.
.
.
.
Happy reading:)

______________________________________

Tidak semua harapan bisa didapatkan dan tidak semua cinta bisa terbalaskan.
_________

Ollin sudah diperbolehkan untuk pulang dan ia sekarang tinggal dirumah orang tuanya. Saat ia berkata ingin bercerai, Bundanya hanya diam dan mengaguk lirih.

Ia menyetujuinya karna memang sudah tak ada lagi harapan untuk keduanya bersama lagi. Mungkin memang perpisahanlah yang terbaik untuk mereka berdua.

Setelah selama seminggu Ollin berada dikediaman keluarganya. Bryan selalu datang dan berakhir dengan pengusiran oleh ayahnya dan selalu mendapatkan Bogeman dari sang ayah. Ada rasa kasihan terhadap Bryan namun ia selalu tepis perasaan tersebut. Untuk apa ia merasa kasihan terhadap Bryan? Itu memang sudah seharusnya Bryan dapatkan.

Tok Tok Tok

"Ini Bunda. Bunda boleh masuk,sayang?"tanya Bunda didepan pintu Ollin. Lalu Ollin mengiyakan dan Bunda pun masuk kedalam dengan segelas susu ditangannya.

Bunda tersenyum kearah Ollin yang sedang membaca buku novelnya. Terlihat sangat asik. Ia bersyukur Ollin sedikit demi sedikit ia mulai seperti biasanya. Namun bunda juga tahu kalau setiap malam Ollin menangis.

"Asik banget kayaknya, bacanya?"seru Bunda duduk disamping Ollin ,disofa depan jendela.

"Iya nih ceritanya seru, Bunda!"balas Ollin dengan tatapan tetap dibuku novelnya.

"Nih diminum dulu!"suruh Bunda.
"Udah malem. Tidurnya jangan kemaleman. Nggak baik buat tubuh kamu,ngerti?"peringat Bunda pada Ollin yang hanya diangguki olehnya.

"Jawab dong kalo ngerti!"

"Iya Bunda Ollin ngerti kok. Udah deh sana Bunda keluar Ollin mau lanjut baca!"jengkel Ollin. Bunda menggelengkan kepala,tak habis pikir dengan putrinya ini jika sudah membaca novel pasti tak bisa diganggu.

Bunda pun akhirnya bangun dari duduknya dan melangkah ke arah pintu. Ia berhenti didepan pintu lalu kembali berbalik ke arah Ollin."kamu beneran nggak mau nemuin Bryan? Dia udah nungguin kamu dari tadi siang sampe sekarang. Untung nggak ada ayah kalau ada ayah ma pasti dia udah pulang dan dapet pukulan lagi. Ini karena ayah ngelembur dikantor. Bunda juga nggak tega ngusir dianya. Kamu beneran nggak mau nemuin dia?"ucap Bunda. Ollin menghentikan kegiatannya.

"Mau ujan juga tuh. Nanti Bryan kehujanan,sakit! Mending kamu bilang ke Bryan untuk pulang."lanjut Bunda.

Ollin tanpa memandang Bunda." Bunda aja sana. Lagian Ollin ngak peduli tuh Bryan sakit ataupun mati!" Ucap Ollin datar.

"Husst kamu tuh! Omongannya! Jahat banget nggak boleh gitu. Meskipun kamu benci sama dia tapi kamu jangan jahat gitu. Kalau kamu seperti itu kamu nggak ada bedanya sama dia,kamu sama-sama jahatnya kayak dia!"nasehat Bunda.

"Bodo! deh Bun agh. Ollin nggak peduli mau Ollin sama jahatnya sama dia juga gapapa. Ollin nggak mau ngeliat muka dia!"seru Ollin menghentakkan kakinya ke lantai. Ia turun dari sofa dan menaiki tempat tidurnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

Bunda hanya menghela nafas dan pergi keluar kamar putrinya itu.

Jederrrr

Ollin terkaget dengan bunyi petir yang sangat keras itu. Tak lama kemudian hujan turun dengan sangat derasnya. Ollin secara spontan bangun dari tempat tidurnya dan buru-buru mengambil payung yang ada disamping lemarinya dan segera turun kebawah.

"Elo begok apa gimana si! Udah tau ujan masih aja diem di sini. Emang nggak punya otak Lo ya! Kalo lo sakit gimana? Kan kasian Mama!"omel Ollin menggebu-gebu.

Bryan mendoak kan kepalanya keatas saat air hujan tak lagi membasahi badannya. Ia tersenyum dengan sangat lebar. Ia tak menyangka jika Ollin akan keluar menemuinya dan menghawatirkan nya seperti ini. Ini dia khawatirkan dengan dirinya?

💔👣💔👣💔

"Nih,handuk! Abis itu cepet pulang deh Sono Lu!"sentak Ollin melempar handuk ke Bryan. Bryan menangkap handuk tersebut lalu meringis.

"Ngapain malah meringis lu!" Jengkel Ollin.

Memang sejak kejadian dirumah sakit itu, Ollin. Tak lagi menggunakan aku–kamu jika dengan Bryan seperti dulu dan perilakunya dengan Bryan tak ada lembut-lembutnya. Ya karna Ollin sudah tidak mau saja bersikap menjijikan seperti dulu. Iya memang ia sangat bodoh dulu. Udah disakitin masih aja bersikap baik sama ni satu bgst.

"Bryan nya jangan diusir gitu dong, Lin. Diluar masih hujan. Biar dia disini dulu sampai hujannya sedikit reda."sela Bunda datang membawa secangkir teh madu untuk Bryan.

"Makasih, Bunda."ucap Bryan.

"Apa-apaan lu. Manggil Bunda, Bunda!"seru Ollin emosi!

Lihatlah Ollin sekarang. Ia sudah berubah total perilakunya pada Bryan ini. Tak seperti dulu kang bucin.

"Nggak papa Ollin. Kalau gitu Bunda mau ke kamar ya Lin kamu disini nemenin Bryan sambil ngobrolin masalah kalian."titah Bunda. Menepuk pundak Ollin dua kali.

"Nggak deh Bun. Apa yang mau Ollin omongin? Ollin nggak ada urusan sama dia! Ollin mau ke kamar aja. Biar dia disini sendirian aja!"balas Ollin mulai melangkah pergi tapi di tahan oleh Bryan.

Ollin berbalik menatap tangannya yang dicekal oleh Bryan dengan raut wajah yang tak suka. Bunda yang melihat itu segera pergi dari sana.

"Lepas ngak!"seru Ollin datar.

"Duduk dulu sini. Baru aku lepasin!"ujar Bryan. Ollin menghela nafas lalu mengalah.ia akhirnya duduk di depan Bryan dengan terpaksa.

"Ya udah mau apa? Mau ngomong apa?"tanya Ollin.

Bryan hanya diam menatap Ollin yang didepannya ini yang terlihat sangat menggemaskan. Ia baru menyadari jika Ollin ini sangat lah lucu,dan menggemaskan. Selama ini ia telah membuang waktunya dengan cuma-cuma saja.

"Ngapain Lo malah diem, ngeliatin gua gitu?!" Sentak Ollin melipat kedua tangannya didada.

Bryan terkekeh,dan hal tersebut membuat Ollin kembali terpana akan tawa Bryan itu. Namun dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. Tidak boleh! Itu tidak boleh terjadi lagi pada dirinya! Jangan bodoh Ollin! Itu yang Ollin selalu ucapkan pada dirinya sendiri.

"Udah cepet ngomong kalo nggak gue mau ke kamar aja. Jangan buang-buang waktu gue deh!"marah Ollin.

"Masih mau diem dong? Ya udah gue ke kamar!" Ollin bangun dari duduknya.

"Aku cinta kamu!"

|B E R S A M B U N G.....

Unwanted [✔]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ