📌 🤧

2.1K 78 4
                                    

Typo bertebaran:v
.
.
.
.
.
.
Happy reading:)

______________________________________

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.
______________


"Tidak...kamu jahat! Aku belum balas ucapan kamu tadi. Aku juga cinta sama kamu Bryan. Sampai detik ini aku masih mencintaimu. Bagaimana bisa kau dengan teganya meninggalkan ku sendiri. Lagi-lagi kamu menyatiku! Aku sangat membencimu! Kembali, cepat kembali!"teriak histeris Ollin seraya mengguncang tubuh yang tertutupi oleh kain putih itu.

"Jadi kamu masih cinta sama aku?" Pertanyaan itu terlontar dan dibalas dengan anggukan kuat oleh Ollin yang posisinya memeluk tubuh itu menenggelamkan wajahnya di dada tubuh itu.

"Kalo kamu cinta sama aku kenapa kamu meluk orang lain?" Pertanyaan itu terlantar lagi.

Ollin dengan sesegukan menjawabnya"siapa yang meluk orang lain aku kan meluk ka—" ucapan Ollin terhenti saat merasakan ke anehan saat ini. Lalu wajahnya ia angkat dan menoleh ke belakang. Dan saat itu juga Ollin merasa terkejut dan malu bercampur menjadi satu.

Ia mengalihkan perhatiannya pada tubuh yang kini masih ia peluk lalu ia kembali melihat arah belakangnya. Ia langsung melepas tubuh itu dan mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

"Nona ini siapa ya? Nona mengenal ayah saya?"tanya seorang wanita dengan wajah yang menunjukkan kesedihannya dan dibelakangnya ada beberapa orang yang mendampingi wanita tersebut. Dan dibelakangnya lagi tepatnya di depan pintu toilet ruangan itu berdiri seorang yang tengah Ollin khawatirkan.

"Ya?"

"Itu, anda memeluk tubuh ayah saya dan menangisinya. Anda mengenal ayah saya? Atau anda teman ayah saya?"tanya lagi wanita itu yang sepertinya ia adalah anak dari tubuh yang Ollin peluk.

Ollin menggelengkan kepalanya."maaf saya sepertinya salah orang. Maaf!"minta maaf Ollin menundukkan kepalanya dalam-dalam. Wajahnya memerah karna menahan malu.

👣💔👣💔👣

Di ruangan itu hanya ada kesunyian. Ollin duduk disamping tempat tidur Bryan dengan kepala yang menunduk. Dan Bryan dengan senyuman tipisnya selalu memandang wajah Ollin yang cemberut,menurutnya?

"Jadi? Kamu masih cinta sama aku?"Ollin hanya diam saja tak menjawabnya.

Bryan mengulurkan tangannya menyentuh dagu sang wanita lalu mengangkatnya mengahadap kearahnya.

"Jawab. Kamu masih cinta aku kan? Ki-kita takkan pisah kan?"tanya lagi Bryan menatap wajah wanita pujaannya dengan tatapan lembut sekaligus sendu.

Ollin diam menatap wajah pria didepannya ini. Perasaannya pada Bryan memang belum pudar sedikitpun meskipun ia ingin sekali menyangkalnya tapi tak bisa. Setiap kali dirinya ingin mencoba membenci pria ini ia malah semakin mencintai pria berengsek ini. Kenapa? Kenapa dirinya susah sekali untuk menghapus rasa cintanya ini?.

"Tolong beri aku satu kesempatan untuk bersamamu. Mari kita mulai dari awal dengan bahagia."mohon Bryan menggenggam kedua tangan Ollin yang ia jadikan satu.

Kepala Ollin kembali menunduk."beri aku waktu untuk memikirkannya."

Bryan menunduk menatap tangan Ollin yang ada didalam genggamannya. Ia mengusap punggung tangan Ollin dengan ibu jarinya." Baik. Jangan lama-lama Ollin. Aku tak tahan dengan rasa rindu ini"

💔👣💔👣💔

"Kamu benar-benar masih mencintai Bryan?" Tanya bunda seraya membelai kepala Ollin yang tiduran dipahanya.

Ollin mengangguk pelan."cinta Ollin ke Bryan masih sama besarnya Bun. Ollin sangat ingin menghilangkan rasa ini tapi Ollin nggak bisa. Ollin harus bagaimana Bun?"

"Jangan dipaksakan Ollin. Jika seperti itu coba kamu beri kesempatan untuk Bryan. Mungkin kali ini Bryan bener-bener udah berubah dan ingin memperbaiki hubungan dengan mu,nak"tutur bunda setia membelai Surai panjang sang putri tercintanya.

Ollin tak menanggapi apa yang telah dituturkan oleh bundanya ia lebih memilih terdiam dengan pikirannya saat ini,sampai Ollin tak sadar terlelap di pangkuan sang Bunda.

💔👣💔👣💔

Baru dua hari Ollin meminta waktu untuk memikirkan keputusannya. Bryan benar-benar tidak bisa menahan rasa rindunya kepada wanitanya itu dan meminta Ollin datang ke rumah sakit untuk menjenguknya dan tentunya dengan paksaan. Jika tidak mana mungkin Ollin mau datang sekarang. Pasti ia lebih memilih mengurung diri dikamar dan memikirkan keputusannya itu.

"Jadi?"

Kedua alis Ollin menyatu, bingung.
"Jadi,apa?" Balik tanya Ollin yang tak paham atau memang pura-pura tidak paham.

"Jadi bagaimana keputusanmu?"tanya ulang Bryan lebih jelas dari tadi.

Ollin hanya diam. Jujur saja ia masih bingung dengan keputusannya. ia takut menyesal nantinya.

Bryan menarik kedua tangan Ollin dalam pangkuannya ia menggenggamnya dengan sangan halus. Ollin mendongak menatap wajah Bryan yang sedikit pucat,memang karna ia belum pulih sepenuhnya.

"Kita mulai dari awal ya? Aku janji aku nggak bakalan nyakitin kamu. Tolong beri aku satu kesempatan untuk menebus semua kesalahanku!"pinta Bryan mengangkat kedua tangan Ollin lalu ia taruh di mukanya,tangan Ollin menangkup kedua pipi Bryan.

Entah harus menjawab apa Ollin tidak tau,ia sangat bimbang. Ingin menarik tangannya dari Bryan namun ia tak bisa karna Bryan yang menahan tangannya untuk tetap berada diposisi itu.

"Aku mohon..."dengan suara seraknya Bryan memohon, ia memejamkan matanya dan saat itu juga air bening keluar dari kedua matanya lalu Bryan mengecup telapak tangan Ollin dengan sangat-sangat lembut.

Hati Ollin meringis melihat Bryan yang menangis didepannya ini. Ia tak tega melihat lelaki pujaannya mengeluarkan air mata dengan tampang yang putus asa itu. Akhirnya Ollin memeluk Bryan kedua tangannya memeluk kepala Bryan dengan kepalanya yang ia jatuhkan dibahu lebar Bryan. Ia ikut menangis. Keduanya menangis dalam pelukan hangat itu.

|B E R S A M B U N G....

Unwanted [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang