3 - Al and Mint

194 152 152
                                    

Pun10, jangan lupa bintangnya ya qaqa.
.

Lonceng bell berbunyi nyaring, menandakan pelajaran telah usai. Para murid segera berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Jasmine dan teman barunya, Zahra. Mereka pergi ke kantin yang sudah dipenuhi oleh para siswa, karena belajar itu selain menguras otak juga menguras energi, jadi makan adalah salah satu hal yang pasti.

Jasmine beranjak pergi menuju salah satu meja yang cukup jauh dan terpojok, karena hanya itu tempat yang masih kosong. Zahra yang melihat itu segera mengejar Jasmine yang sudah duduk anteng di bangku.

"Eh Mint, lo ngapain duduk disini?! Udah yuk pindah disana aja, nanti orangnya dateng bahaya loh"
Ucap Zahra sambil menarik tangan Jasmine.

"Emangnya kenapa, Ra? Udah disini aja, masih kosong. Yang lain udah ada yang duduk in, aku maunya kita berdua aja"
Seru Jasmine.

Memang banyak meja yang masih senggang, hanya ada satu atau dua orang yang duduk disana. Namun Jasmine tidak ingin bergabung, ia hanya ingin makan dengan tenang berdua dengan Zahra. Sedangkan Zahra yang mendengar itu langsung ketar-ketir, temannya itu cukup keras kepala, jika bisa mungkin Zahra sudah menyeretnya.

"Udah Mint dengerin gue aja, boleh-boleh aja duduk disini sebenarnya, tapi liat dulu tuh tulisan di meja"
Ungkap Ara.

"Dilarang ada yang duduk disini selain Atrez's. Kalau ketahuan dan gak mau pergi, akan dikenai denda bayarin makan semua anak Atrez's sampe puas!"

Jasmine membaca tulisan yang bertinta putih itu diujung meja, ia tahu jika tulisan itu dibuat pakai Tipe-X. Dan tulisan jelek itu, membuat matanya sakit. Tulisan kecil tidak rapih, kek benang kusut.

"Lah, ini kan meja kantin, berarti punya sekolah. Siapa yang ngeklaim punyanya?"
Ujar Jasmine sedikit kesal. Saking kesalnya ia sampai tidak tahu jika ada seseorang yang memperhatikannya.

"Gue!"
Ucap Al tepat berada diantara Jasmine dan Zahra.

"Gue yang nulis, kenapa emangnya?"
Lirih Al dengan suara yang tegas.

Mint yang merasa tertantang pun langsung menanggapinya, apalagi dengan orang yang sudah membuat mood-nya rusak di hari pertama.

"Oh, lo yang nulis?! Bayar berapa lo beli meja kantin?"
Cetus Mint.

"Kalo gue kasih tau paling lo juga gak bakal mampu. Buat nagih denda aja gue gak yakin lo mampu bayarin kita makan"

"Denda? Bayarin lo makan? Gak salah nih kuping gue. Lo siapa, huh. Gak dikasih duit sama orang tua lo sampe malakin orang?!"

"Udah Mint, lo berdua diliatin orang tuh"
Kata Ara yang ikut merasa risih saat seisi kantin melihat perang dunia ke 3.

"Ya gimana dong, duit gue di ATM semua sih, kalo diambil nanti gue yang kasian liat lo makan angin doang di kantin"

"Dih, orang kaya lo itu palingan cuma bawa lima ribuan tiga. Itu juga lecek, kaya muka lo!"

Zahra dan Seluruh anak Atrez's hanya bisa melihat itu dengan wajah yang lesu. Saat dua orang keras kepala disatukan, maka sudah bukan kepala lagi, tapi batu apung.

"Udah Mint, ayo kita pergi aja. Keburu bell masuk nanti, mending kita makan di kelas aja yuk"
Ajak Ara menyeret tangan Mint sekuat tenaga. Entah mengapa rasa lapar membuat Zahra mampu menarik Jasmine pergi, apa mungkin lemaknya berubah menjadi otot.

"Awas lo ketemu gue lagi!"
Sinis Jasmine berjalan pergi sambil terus menatap wajah Al dengan kesal.

"Gabakal mau gue juga ketemu sama lo lagi!"
Kata Al sedikit berteriak.

Al dkk, segera duduk ketempat nya masing-masing. Tatapan mata anggota Atrez's menuju pada Al, seakan bertanya ada apa gerangan? Al yang sudah mengetahui itu berdecak sebal, karena wajah kepo temannya itu membuat Al terlihat seperti habis membunuh orang.

"Udah deh, muka lo semua kalo kepo begini jadi mirip monyet gunung ya"
Kata Al membuat keempat temannya langsung menjauhkan pandangannya dari Al.

"Gila ya tu cewek, sadis juga. Namanya siapa tadi?"
Seru Zaki.

"Mint, kalo gak salah namanya. Dia anak baru disini"
Jawab Reza.

"Gimana gak pedes, namanya aja Mint"
Kata Al.

"Eh tapi Mint enak sih, cuma kalo yang satu ini gue pikir-pikir dulu"
Sahut Tomang.

"Gue jadi ngeri"
Ucap Emil sambil bergidik.

Jasmine dan Zahra sudah duduk anteng didalam kelas, dengan semangkuk bakso pedas dan teh manis yang dingin. Cukup membuat emosi Jasmine reda, meredakan emosi Jasmine itu cukup gampang. Beri saja ia dua mangkuk bakso, pasti bakal luluh lagi, kayak kerupuk kena air.

Tak lama dari itu bell pun berbunyi, untung saja Jasmine sudah selesai menyantap bakso hangatnya. Ia pun bersiap untuk belajar di jam kedua ini, semoga saya ia tidak akan ngantuk ditengah pelajaran nanti. Karena biasanya jika lapar rese kenyang jadi rada tablo, tampang belo'on.

"Wah, ada Ibu Siti. Bahagia banget Bu tampangnya?"
Kata Al sambil menyalami tangan guru matematika nya itu, Bu Siti pun hanya bisa tersenyum melihatnya.

"Bisa aja kamu Al, udah sana balik ketempat duduk"

Al pun segera pergi ketempat duduknya, diikuti semua temannya. Pemandangan itu membuat Jasmine melebarkan matanya, melihat Al yang semakin berjalan mendekat kearahnya, dan sudah dipastikan diantara bangku kosong dibelakangnya itu tempat Al duduk.

"Kok dia ada disini Ra?"

"Iya, kan kita sekelas sama Al"

"Kok lo gak ngasih tau gue si Ra?!"

"Ya mana gue tau, lo nya juga gak nanya sama gue Mint"

Jasmine hanya bisa menatap sinis Al yang tengah berjalan santai belum menyadari ada sesosok makhluk mematikan memperhatikannya. Merasa ada sesuatu yang memperhatikan dirinya, Al segera melihat kearah itu. Dan disana lah kedua mata mereka bertemu, antara kucing dan anjing.

"Lah, kok lo ada disini?!"
Kata Al cukup keras, membuat semua orang melirik kearahnya.

"Iya, kenapa?"
Jawab Mint santai.

"Gak kenapa-kenapa, gue mau kasih tau aja, kalo bangku yang tepat dibelakang lo itu tempat duduk gue"

"Oh ya, terus kenapa?"

"Siap-siap aja, idup lo gabakal tenang lagi setelah lo menjejakkan kaki di sekolah ini!"
Cetus Al sambil membisik, membuat Jasmine sedikit bergidik.

Wajah Al sangat cepat berubah, bahkan sedetik kemudian ia memperlihatkan senyum miringnya, setelah membisikan kata dengan nada dingin dan wajah datarnya.

"Sudah semuanya duduk yang rapih, Ibu akan memberikan kabar bahagia ini. Hari ini ada ulangan harian matematika, jadi siapkan diri kalian sekarang!"
Kata Bu Siti.

Seketika semua orang langsung terbelalak kaget, terdiam, sepertinya pada kena mental. Tidak ada janji, atau ucapan yang Bu Siti katakan untuk mengadakan ulangan, semua berjalan dengan sangat tiba-tiba. Dan ternyata yang lebih menyeramkan itu bukan ucapan Al, melainkan kata ulangan.

.

Jangan lupa bintangnya yo, and tengkyuu yang udah vote...

Alladin untuk JasmineWhere stories live. Discover now