4 - Hujan

122 97 95
                                    

  Hi, i'm back. Hope u like it guys, sorry if i'm so lately.

Kepulan asap rokok berkabut dalam ruangan, dengan santainya mereka menghisap benda itu dengan tenang. Tanpa memikirkan keadaan dengan bau tidak baik itu. Mungkin jika yang tidak terbiasa berada dilingkungan sana, akan terbatuk-batuk menghirup udaranya.

"Woy jajan dong. Masa nyebat doang, gak enak nih"
Cetus Tomang sambil menatap teman-temannya yang sibuk dengan dirinya masing-masing.

Ada yang tidur, main game, bahkan chatting an dengan gebetan. Tomang yang sudah bosan merusak busa sofa, hanya bisa mengeluh saja menatap mereka semua. Lima serangkai itu sedang berada di basecamp tempat biasa mereka kumpul, tempat itu adalah bekas rumah yang menjadi lapangan dengan sepetak tempat dengan atap yang dijadikan sebagai tempat teduhan sehabis pulang sekolah. Tak lupa juga dengan sofa merah muda yang sudah bolong-bolong karena tangan usil Tomang yang tak mau diam.

"Makan mulu lo Mang, mending gombal in anak orang"
Sahut Emil dengan lantang.

"Dasar lo kadal, mending gue makan daripada ujung-ujungnya nyakitin anak orang"

"Emang tu anak gue apain Mang?"

"Lu php in kadal, inget banget gue anak kelas 10 lo PHP in, akhirnya dia nangis di kantin gara-gara liat lo Deket sama Tiara"
Kata Tomang yang seketika mengundang tawa dari Reza dan Zaki.

"Emang gaada perasaan lo sama cewek, biar gimanapun kan hatinya lembut kaya adonan"

"Mulai deh Za, lo juga gitu kan pernah selingkuh"
Tomang mencoba menyatakan kebenaran, Reza yang tadinya ingin bersuara kembali ke tempatnya.

Saat semua sedang bercanda ria, Al malah tidur di tempatnya. Ia tidak tertarik dengan pembahasan itu, sebab tidur adalah waktu yang baik baginya. Apalagi disaat ini, dengan cuaca gerimis dan angin kencang menandakan akan turun hujan.

"Lah, kok jadi mendung ya?"
Gumam Zaki menatap langit.

"Enak nih sambil makan bakso"
Tomang.

Mendengar 'gerimis' Al langsung bangkit dari tempatnya, ia menenteng kembali tasnya dan bersiap untuk pergi dari sana. Al tidak bisa terus-terusan berada di basecamp, karena nanti bisa saja ia terjebak hujan.

"Lo udah mau pulang Al?"
Tanya Zaki yang dapat anggukan dari Al.

"Yaudah, gue juga balik ah, nanti hujannya keburu turun"
Sahut Emil disambut yang lain. Satu persatu merekapun keluar dari basecamp.

Al melambaikan tangannya kepada semua temannya lalu berjalan dengan cukup kencang, sisanya mulai berjalan dengan berpencar. Al menyetir sangat liar, ia bahkan tak segan menyalip disaat mobil truk yang melintas di dekatnya.

Namun seberapa kencangnya Al mengendarai motornya, tetap saja ia tidak bisa terhindar dari lampu lalu lintas. Dengan cukup kesal, mau tak mau ia pun menunggu sampai lampu itu berwarna hijau lagi. Mata elangnya menatap kendaraan yang melintas didepannya, sampai ketika ada seseorang yang menarik perhatiannya. Seorang gadis dengan payung biru bergambar burung, yang sedang berjalan di trotoar tepat di sampingnya.

Gadis itu berjalan dengan cepat, Al hanya bisa memerhatikan nya saja, sampai akhirnya ia dibuat terkejut dengan payung gadis itu yang berbalik arah menjadi keatas. Tak sampai disitu saja, payung itupun dibuat terbang sampai tepat didekat kaki Al. Dengan terburu-buru gadis itu segera mengambil payung nya, dan berlari pergi karena malu. Ia tidak perduli hujan yang mulai membasahi bajunya.

"Jasmine?"
Gumam Al setelah melihat wajah gadis itu yang tak lain adalah Jasmine.

"Ngapain dia disini, terus juga sial banget lagi payung nya rusak"
Lanjut Al sambil melenggang pergi.

Sesampainya di kost, Al segera berlari menuju rooftop dengan tergesa-gesa dan wajah yang pucat. Nafasnya tersengal menaiki satu persatu anak tangga yang terasa tak ada ujungnya. Sesampainya di rooftop hujan sudah mulai turun tidak tenang, derasnya angin membuat Al sulit berjalan menuju jemuran.

"Lah, pakaian gue kemana?!"
Panik Al melihat tidak ada satu baju miliknya di jemuran.

"Yah, baju gue kemana kok ilang!"
Seru Al mencari bajunya, ia takut jika bajunya terbawa angin terbang.

"Alladin, kamu ngapain hujan-hujanan?"
Teriak seorang wanita dengan payung hitam dari arah bawah.

Al menatap fokus wanita itu, ternyata ia adalah Bu Tuti. Tetangga yang berada tepat di samping kamar kost-an nya.

"Bu liat baju Al nggak. Baju Al ilang"
Teriak Al sedikit kencang.

"Baju kamu udah Ibu ambil, sini kamu turun hujannya deras banget "
Cetus Bu Tuti.

Dengan segera Al bergegas turun dari sana, ia cukup lega setelah mendengar jika pakaiannya telah di selamatkan oleh Bu Tuti. Mungkin jika tidak ia bisa gila, sudah capek mencuci hingga pinggang encok malah kena hujan pas udah kering. Bukankah itu sangat menyakitkan ketimbang kecebur got.

"Makasih Bu, Al pikir bakal basah lagi"
Ucap Al pada Bu Tuti. Bu Tuti tersenyum setelah memberikan setumpuk baju milik Al. "Iya, udah sana kamu sekarang mandi, nanti sakit. Besok kan sekolah"

Al mengangguk, lalu kembali ke kamarnya tepat berada di samping kamar kost Bu Tuti. Ia menaruh pakaiannya kedalam lemari, lalu setelah itu ia segera mandi sebelum menyambung tidurnya lagi. Ternyata alasan Al segera cepat pulang karena mengingat pakaiannya yang sedang dijemur. Beruntung pakaiannya itu diselamatkan tetangganya.

Disisi lain, ada Jasmine dengan tubuhnya yang basah kuyup tengah berdiri lemas didepan rumahnya. Menatap bundanya yang menandainya heran.

"Kamu kenapa jadi basah basahan begini Mint?"
Seru Evina pada putrinya itu.

"Tanya aja tuh sama payung Bunda"

"Payung gabisa ngomong atuh Dek"
Jawab Sang Bunda menatap khawatir anaknya yang terlihat kesal dengan tubuh yang basah-basahan.

"Payung Bunda rese, padahal baru beli tapi cepet banget rusaknya. Udah gitu aku diliatin banyak orang Bun, aku jadi malu"
Ujar Jasmine sembari memperlihatkan bundanya payung biru yang rusak tidak karuan. Saat dibuka, payung itu tampak abnormal karena terbuka sampai keatas tidak seperti payung biasanya.

"Ya ampun Dek, Bunda pikir kenapa. Yaudah sini masuk dulu, nanti sakit kamu Dek"
Ajak Bunda menarik Jasmine kedalam rumah.

Jasmine menurut saja, walaupun dihatinya masih memikirkan kejadian payung sial itu. Sepertinya hari ini sangat-sangat unlucky day. Ia berharap jika esok adalah hari yang membuat ia bisa tenang.

.

Hohoo...

Alladin untuk Jasmineحيث تعيش القصص. اكتشف الآن