Chapter [2]

1.5K 211 3
                                    

Jay membuka pintu kelas dengan sedikit emosi karena kejadian di kantin tadi. Anak-anak kelasnya kaget tapi ngga ada yang bakal berani negur Jay karena kalo negur mereka bakal dapet tatapan maut sama si Jay jadilah ngga ada yang berani.

"Lo kenapa si?" tanya Sunghoon saat mereka bertiga sudah duduk di kursi masing-masing.

Jay langsung menatap malas ke arah temannya itu. "Lo beneran nanya?" ujarnya kesal. "Lo ga liat tadi apa ha?" 

Kekehan pelan terdengar dari dua teman si Jay itu membuat Jay rasanya makin kesel aja, apa-apaan malah pada ketawa nggak jelas begitu. "Lo pada kenapa, sih?"

"Lo yang kenapa njir!" celetuk Jake yang kemudian lanjut ketawa lagi.

"Apa, sih?" tanya Jay geram, "sumpah lo berdua nggak jelas banget!"

Sunghoon menatap Jay dengan tatapan meledek dan kembali tekekeh. "Lo yang nggak jelas sih kalo kata gue," ujarnya.

"Nggak jelas gimana si anjir, lo nggak usah bikin gue tambah kesel ya njir."

"Lo mau sampe kapan marah-marah nggak jelas ke Jungwon hah?" tanya Jake yang langsung membuat Jay diam.

"Sampe dia berhenti kejar-kejar gue," lirih Jay. "Gue nggak suka ya dia ganggu hidup gue terus-terusan kayak gini!"

Sunghoon dan Jake ber 'oh' ria, sebenernya ada sedikit unsur tak percaya akan kalimat yang Jay lontarkan. Mereka tahu apa yang sebenarnya temannya itu rasakan. Namun, ya begitulah si Jay yang keras kepala. Sunghoon sama Jake cuma bisa liat aja sampai kapan temannya itu bakal bohong sama dirinya sendiri.

"Kasian gue sama tuh anak, mau-maunya dari dulu ngejar orang kayak lo gini ya Jay?" gumam Jake.

Jay langsung menatap tak suka pada Jake. "Maksud lo apa hah?"

Jake terkekeh dan berkata, "Dih, santai dong. Maksudnya tuh ya kenapa tuh anak masih sabar ngadepin sifat lo gini ya."

"Salah dia lah, tanya sana sama tuh anak," jawab Jay, "gue juga nggak maksa tuh anak buat terus-terusan deketin gue, kok!"

"Padahal gemes banget anaknya ya," celetuk Sunghoon. "Lama-lama gue yang pepet juga itu anak."

"Wah boleh juga si hoon, gue juga mau kalo sama Jungwon," sahut Jake.

"Dih nggak jelas banget lo berdua!"
________________________________________

"Won anjir lah, lo mah kebiasaan banget bikin malu!" celetuk Sunoo saat mereka sudah berada di dalam kelas.

Tadi setelah Jay Sunghoon dan Jake pergi dari kantin, Sunoo langsung menyeret Jungwon untuk pergi juga. Udah terlanjur malu karena orang-orang di kantin natep ke arah mereka bertiga, mana si Jungwonnya nggak ada rasa malu sama sekali lagi, bikin Sunoo sama Ni-Ki geram.

"Kenapa sih, nu?" tanya Jungwon tanpa rasa bersalah sama sekali. "Kan gue nggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol kan sama Kak Jay!"

Ni-Ki menatap tak percaya pada Jungwon. Astaga jadi dia nggak sadar habis bikin keributan tadi?

"Lo yang bener aja deh won, itu kak Jay tadi marah-marah loh sama lo," ujar Ni-Ki.

"Iya, won. Udah deh yuk mending lo nggak usah ganggu Kak Jay lagi, gue takut orangnya risih, nggak enak gue sama mereka," lanjut Sunoo yang juga mencoba  memberi pengertian pada Jungwon.

Wajah ceria Jungwon seketika hilang, bahunya merosot dan anak itu kini menunduk. "Kalian kok gitu sih?" lirihnya.

Sunoo dan Ni-Ki saling natep, ketakutan kalo si Jungwonnya marah. "Aduh, won, ehm maksud kita bukan gitu—"

"Lo berdua kok nggak dukung gue sih? Ngeselin banget deh!" Jungwon menatap kedua temannya dengan kesal. Nada bicaranya menggebu-gebu.

Dalam hati Sunoo sama Ni-Ki kini mengucap syukur karena ternyata Jungwon masih kayak biasa, nggak marah ataupun murung. "Aduh nggak gitu won, kita cuma kasian sama lo ngga di peduliin terus sama Kak Jay," ujar Sunoo.

"Kan gue juga nggak maksa Kak Jay buat peduliin gue," ujar Jungwon, "gue tiap hari liat Kak Jay terus ngobrol sama Kak Jay juga udah seneng kok!"

"Ehm, ya sebenernya sih mau juga di peduliin, eh mau jadi pacarnya malah tapi kan sekarang belum bisa," celetuk Jungwon dengan polosnya. "Makanya gue lagi berusaha biar Kak Jay perduliin gue!" Tak ada nada kesal ataupun marah dari kata kata yang Jungwon lontarkan. Padahal tadi dia di marahin habis-habisan sama Jay tapi anak itu seolah nggak perduli itu semua sama sekali.

Kadang Sunoo, Ni-Ki kasihan sama Jungwon, udah dari dulu coba segala cara buat deketin Jay tapi selalu aja di tolak dan berakhir kayak tadi di jutekin di marah-marahin. Jungwon itu anaknya kelewat polos, nggak ada rasa dendam apapun sama orang lain. Contohnya aja kalo ada yang ngomongin jahat tentang Jungwon anak itu nggak pernah namanya marah atau kalau dia di marahin kayak tadi dia nggak pernah juga balik marah bukan cuma ke Jay tapi ke orang lain juga.

"Aduh yaudah deh terserah lo won," ujar Ni-Ki dengan pasrah. "Tapi kalo lo ada apa-apa langsung bilang ke kita berdua ya, kalo lo udah cape ya stop aja jangan terus-terusan ngejar si Kak Jay."

"Iya-iya Niki," jawab Jungwon, "nggak bakalan cape lah, Kak Jay itu sebenernya baik tau!"

Sunoo dan Niki hanya mengangguk pasrah. Terserah Jungwon saja pikir mereka. "Iya deh, iya!"

Kalaupun di bantah pasti si Jungwon bakal terus belain si Jay. Beneran polosnya kebangetan si Jungwon, kayak anak bayi banget.

_______________________________________

"Lo beneran mau pulang sendirian?"

Jungwon memutar bola matanya malas saat mendengar penuturan Sunoo yang tengah menelfonnya."Iya ih, bawel banget, kan udah dibilang gue bisa pulang sendiri!"

Hari ini Jungwon ada ekstrakulikuler taekwondo jadilah ia pulang sendirian karena Sunoo sama Niki jadwal ekskulnya bukan hari ini. Anak itu kini tengah menunggu bus di halte depan sekolah. Namun, tiba-tiba si Sunoo telfon dan nawarin jemputan. Biasanya sih Jungwon kalo pulang ekskul di jemput tapi hari ini sedang tidak bisa di jemput karena kakaknya sibuk.

"Beneran berani? Kalo lo takut entar gue suruh Niki jemput deh, atau nggak entar gue minta tolong kakak gue biar jemput lo," ujar Sunoo.

"Ih dibilang nggak papa, gue tuh bisa pulang sendiri tau!" gerutu Jungwon, "lagian ngga mau ngerepotin Kak soobin juga!"

"Ih elo kayak sama siapa aja, gapapa kali entar gue minta tolong kak soobin."

"Dibilang engga ya engga Sunoo!" Jungwon langsung mematikan ponsel miliknya. Bukan apa-apa ia tak mau merepotkan orang lain begini, si Sunoo kalo udah maksa gini suka susah buat dibilangin. Jadi memang lebih baik Jungwon matikan saja telfonnya.

"Dibilang bisa sendiri juga, ngeyel banget si sunoo," gerutunya sambil menendang kerikil kerikil yang ada di tanah.




"Lo udah gila apa gimana? Ngomong sendirian!"





"Hah? Kak—"


_______________________________________


tbc

You're Mine [jay ft. jungwon] ✔Where stories live. Discover now