Chapter [4]

1.8K 203 23
                                    

Dia siapa?" tanya Jay tiba-tiba. Jungwon yang masih menatap motor Youngbin kini beralih menatap Jay yang masih duduk di sampingnya.

"Kak Youngbin."

"Iya gue tau, maksudnya dia siapa lo?" Seperti biasa Jay berbicara dengan nada ketus serta dinginnya.

"Ya Kakak kelas," jawab Jungwon lagi dengan polosnya.

Ini Jay sebenernya greget banget ngobrol sama Jungwon, anaknya polos gini, kalo ngobrol harus benar-benar gamblang dan jelas satu lagi yang terpenting yaitu harus sabar banget ngobrol sama Jungwon.

"Itu juga gue tau, won, maksudnya tuh—"

"Kak Jay udah tau ngapain masih nanya terus ke Jungwon?" Siapapun tolongin Jay, ajarin Jay caranya gimana buat sabar menghadapi bocah di sampingnya ini.

"Ah udahlah terserah lo," ujar Jay dengan pasrah karena sudah kehabisan kesabaran ngomong sama Jungwon. "Lo jangan pulang sama dia," lanjut Jay.

"Loh kenapa? Kak Youngbin kan baik sama Jungwon, masa ngga boleh?"

"Dibilang nggak boleh ya nggak boleh," tegas Jay, "mulai sekarang lo pulangnya sama gue."

Mata Jungwon melebar, ia menepuk pipinya beberapa kali, memastikan bahwa dirinya tidak mimpi. "Kak Jay nggak bohong kan? Ih asik tiap hari pulang sama Kak Jay dong!" Jungwon berteriak gembira mendengar ucapan yang baru saja Jay lontarkan.

"Jangan deket-deket lagi sama Youngbin Youngbin itu."

"Hah kok—"

"—Kak Jay cemburu ya?" tanya Jungwon dengan antusias. "Kalo kata Sunoo orang yang kayak gitu berarti cemburu!"

"Maafin gue ya, selama ini gue udah keterlaluan nggak pernah peduliin lo," ujar Jay menatap wajah Jungwon yang masih tersenyum bahagia.

"Jangan minta maaf! Nggak ada yang salah," jawab Jungwon, "aku seneng banget Kak Jay banyak ngomong gini tau."

"Kakak jangan jutek jutek lagi ya, ya walaupun lucu juga sih kalo kak Jay marah marah te—"

"Udah dulu ya ngomongnya, sekarang gue mau ngomong dulu," Jay menghembuskan nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya, "sekarang gue sadar kalo lo emang buat gue, maafin gue karena telat buat nyadarin semua ini won."

"Nyadarin apa Kak?"

Mata Jay memejam berusaha menahan emosi saat mendengar pertanyaan polos Jungwon. Aduh ini Jay lama-lama beneran kehabisan kesabaran. Sabar jangan sampai ia marah-marah sekarang. Kalaupun mau marah, tak ada gunanya bagi Jungwon, karena anak itu pasti akan berkata "Kak Jay lucu banget kalo marah." Sumpah ini Jay bingung banget sama jalan pikiran Jungwon.

"Gini ya, won," ujar Jay menghembuskan nafas pelan sebelum lanjut berbicara, "lo kan bilang suka sama gue? Nah sekarang g-gue ... gue—"

"Kak Jay kenapa?" tanya Jungwon menatap wajah Jay sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Itu anak malah bikin Jay makin bingung gimana mau ngomong.

"Gue baru sadar kalo gue juga mulai suka sama lo."

Hening

Jay menatap Jungwon yang kini hanya diam di sampingnya. Anak itu sesekali mengerjap sambil menatap Jay, mukanya campuran antara kaget bingung dan juga bahagia. "K-kak ... kak tolong cubit aku," lirih Jungwon.

"Gue serius, lo nggak mimpi dan gue nggak bercanda," tegas Jay, muka blank Jungwon kini berubah memerah. Namun, matanya juga terlihat berkaca-kaca.


"Mulai sekarang, lo punya gue," tegas Jay.


"Ih sumpah ini mah kayak mimpi," gerutu Jungwon. "Sunoo, Ni-Ki tolongin gue, mau pingsan aja rasanya!" teriak Jungwon dengan tidak tau malunya. Ia terlanjur sangat bahagia sampai lupa kalo Jay masih ada di sampingnya.

Senyuman Jay pun tak dapat lagi di sembunyikan, cowo itu sekarang terang-terangan senyum di depan Jungwon dan bergumam, "Gemes banget."

"Kak Jay ngomong apa?"

"Nggak ngomong apa-apa," balas Jay.

"Kak, Kak, berarti sekarang kita pacaran?"

"Lo maunya iya apa nggak?"






_______________________________________

"Sumpah gue mau nangis aja rasanya tau nggak sih nu, rik," ujar Jungwon. Ia tengah tengkurap di ranjang miliknya.

Setelah kejadian di halte tadi yang baginya itu masih berasa mimpi, ia tentu berakhir pulang sama Jay. Niat awal emang naik bus tapi karena sampe habis maghrib busnya ngga lewat-lewat jadilah Jay menelpon supir agar di jemput dan tentu saja Jungwon pulang bareng Jay.

Sampai rumah si Jungwon masih senyum-senyum nggak jelas, untung Kakaknya belum pulang jadi dia ngga ditanya aneh-aneh. Setelah mandi dan makan ia langsung ambil hp dan  berakhir seperti sekarang ini ia tengah telefonan sama dua temannya—Sunoo dan Niki.

"Lo boong ngga si ini won?" tanya Sunoo di dalam panggilan grup mereka.

"Jangan-jangan lo ngarang cerita nih," balas Riki juga.

"atau lo tadi tidur kali pas di bus, terus mimpi kayak gitu!"

Jungwon mendengus sebal mendengar penuturan dua temannya itu. Kebiasaan banget nggak percayaan sama Jungwon. Ya masa Jungwon ngarang cerita sampai se niat itu?

"Ih nggak seru banget lo pada," gerutu Jungwon, "nggak percayaan banget!"

"Ya ini kayak mimpi anjir!"

"Kak Jay yang selama ini dingin banget sama lo tiba-tiba nembak lo gitu? Gimana gue mau percaya anjir. Siapapun pasti nggak percaya!" sahut Riki.

"Ih beneran ngeyel banget ya lo berdua," omel Jungwon, "nih ya entar gue kirim screenshoot an Kak Jay nge chat gue duluan.

"Jangankan elo ya, gue aja masih berasa mimpi," lanjut Jungwon, "tapi ya udah gue bilang kan Kak Jay itu sebenernya baik orangnya tau!"

"Iya deh iya, sekarang gue percaya sama lo," celetuk Sunoo di sambungan telefon mereka.

"Tapi beneran ya won, gue masih kaget banget anjir, masih nggak percaya!"

"Si Riki tuh emang ngeyel banget jadi orang, terserah lo deh ah, kalo perlu tanya ke Kak Jay sana, biar lo percaya," jawab Jungwon.

"Bukan gitu maksudnya heh, gue percaya cuma kayak yang lo bilang tadi, ini masih berasa kayak mimpi woy!"

Seperti biasa obrolan mereka bertiga pasti akan berlanjut dari mulai membicarakan tentang Jungwon yang baru saja jadian sama Jay sampai obrolan random mereka lainnya. Kebiasaan emang tiga orang itu kalo udah telfonan nggak ingat waktu bahkan biasanya sampai tengah malem.

Kali ini obrolan mereka berakhir karena Jungwon di chat pacarnya, lebih tepatnya pacar baru. Anak itu jelas bahagia banget tiba-tiba Jay nge chat biasanya kan kalo Jungwon chat juga nggak pernah di bales sama si Jay.

"Besok kamu jangan berangkat dulu ya, nanti kakak jemput."

Begitulah kira-kira isi salah satu pesan dari Jay pada Jungwon. Jangan tanya keadaan Jungwon sekarang, anak itu tengah teriak-teriak sambil memukuli bantal guling miliknya.

Akhirnya kesabaran dan kepolosan seorang Jungwon menghadapi Jay selama ini berbuah manis juga. Hampir dua tahun bocah lucu itu mati-matian buat deketin Jay, segala cara sudah Jungwon lakukan dari mulai nge chat Jay tiap hari sampai bawain bekal makan tiap hari yang tentu selalu di tolak tapi hari ini dengan sangat tiba-tiba Jay datang sendiri ke Jungwon dan bilang kalau ia suka sama Jungwon.

Benar-benar seperti mimpi bagi Jungwon, ia di rumah pun masih mencubit tangannya beberapa kali dan menepuk pipinya beberapa kali untuk benar-benar memastikan kalau ia tidak sedang bermimpi.

"Nggak mimpi ternyata!" gumam Jungwon pada dirinya sendiri.

_______________________________________

Fin

You're Mine [jay ft. jungwon] ✔Where stories live. Discover now