"Rajawali, bagaimana mengobati kehilangan?" tanyamu.
Itik, Rajawali bilang, "Kuncinya terbiasa."
Tapi kau tak mau dengar
Kukuh menyanggah dengan lantang,
"Nampaknya Itik tidak bisa. Tidak sanggup kalau bukan Pangeran!"Aku menggeleng, "Serakah sekali kau."
Itik diam seribu bahasa
Meringis ngeri ketika ku antukkan ujung paruhku ke batu tebing kencang-kencang
Mematahkannya supaya dapat kembali kupakai menerkam mangsa
Tanpa jaminan ia akan tumbuh cantik seperti sedia kalaItik, Rajawali bilang, "Hanya soal waktu semua akan kehilangan. Hanya waktu juga akan samarkan bekasnya."
"Tapi Rajawali, tidak mungkinkah Itik dengan Pangeran setidaknya sementara?"
Itik belum mengerti
"Kalau Rajawali penghulu dan kalian mempelainya, pasti kalian kubuat tak jadi," tukasku."Tega sekali," lirihmu.
Kalau Itik begitu aku jadi harus terus terang
"Itik, dia tak inginkan kau. Selamanya hanya Angsa."
Kau menggangguk lemah, "Itik hanya akan menambah luka kalau bersama, kan? Sedang Pangeran ... Ia akan kehilangan."
Rajawali menjeritkan salam sebelum mengangkut Itik ke punggungnya, "Selamat. Kau telah mendapatkan dirimu kembali dari Pangeran kesayanganmu."Mengoyak nabastala
Keduanya tertawa kecil
Merengkuh sakit pahit kehilangan
Membebaskan diri menuju awal yang baruRajawali, Itik bilang,
"Terima kasih, ya. Itik sudah sedikit sembuh."--
¹Antuk: bertumbuk dengan, bentur
²Nabastala: langitAnalogi ketiga dalam karya ini akhirnya rampung. Semoga pembaca suka ٩(ˊᗜˋ*)و

YOU ARE READING
Rasa Itu Namanya Cinta
PoetryTuan beri Puan sekuntum bunga, Puan balas sebuah hati. Sebenarnya Puan ingin juga mengirimkan diari, tapi Tuan tidak pernah tau itu. Sebab Puan tak pernah jadi mengirimkannya, Puan takut Tuan tidak suka. Jadi biar kata-kata yang sudah Puan ramu dan...