Mine (JinLia)

451 16 1
                                    

Kisah kami sempurna
Sesempurna kisah dongeng yang berakhir bahagia
kami dapat melakukan apa saja yang kami mau , tertawa , menangis bahkan kami melakukan hal gila yang tak orang lain lakukan
Tak ada yang melarang kami karena kami bebas , tak ada orang tua tiada ikatan dengan orang orang menyebalkan yang akan membuat kisah kami menjadi tak sempurna
Ya kisah kami sempurna , sangat sempurna sampai akhirnya namja itu hadir dan merusak segalanya.

"Aku harus kembali...." lia mematikan rokok ditangannya setelah sebelumnya iphone miliknya berbunyi.

"Dia akan marah jika aku tidak segera menemuinya.." lia bangkit. merapikan baju yang dipakainya. Memilih beranjak dari tempat tidur dan mengambil celana pendek yang tadi ia tinggalkan dilantai.

"Kau tak harus pergi kan?" Kataku menatapnya. Meletakan puntung rokokku diatas asbak disisi ranjang tempatku berbaring sekarang.

"Aku pun tak ingin pergi. Aku lebih nyaman disini bersamamu, tapi aku tak bisa.." lia berbalik menatapku. Mengambil tas tangannya kemudian mendekatiku.

"Maafkan aku ryujin.." lia terlihat menyesal.

"Kau sudah berjanji jika hari ini hanya kita berdua kan?..." kataku. Berusaha merubah pikirannya untuk tidak pergi.

"Aku benar benar minta maaf, tapi aku tetap harus pergi....." lia meraih tanganku. Menggenggamnya seperti tak ingin melepaskan aku tapi aku tau bagaimana dia. Dia hanya merayuku untuk membiarkannya pergi dan membiarkan dia kembali kepelukan namja itu. Namja yang begitu kubenci. Namja yang telah mengambil lia dariku. Bahagia diatas penderitaanku.

"aku akan mengatur ulang jadwal pertemuan kita nanti" lia mengeratkan genggaman tangannya padaku. Mencium punggung tanganku sekilas.

"Ini bahkan belum ada 1 hari kita bersama dan kau akan pergi lagi?" Aku menautkan keningku. Jujur aku sangat kecewa karena lia seperti lebih mementingkan namja itu dan bukan aku.

"ryujin mengertilah, kau tau bagaimana dia kan?" Katanya.
Aku diam. tak menjawab. Jika sudah begini tak ada yang dapat aku lakukan. Sebesar apapun aku melarangnya untuk tak pergi, sebesar itu pula keinginannya untuk tetap pergi.

Ku ambil puntung rokok baru didalam coat. Menaruhnya dimulutku sebatang.

"Kau marah?" Tanya lia. Namun aku mengabaikannya. Aku hanya ingin dia mengutamakan aku dan bukan namja bodoh yang selalu membuatku tak dapat bertemu dengannya seperti ini.

Lia mengambil rokok dimulutku. Menatapku dengan tatapan yang kapan saja dapat membuatku hancur.
"aku mohon mengertilah....." ucapnya. "Hanya dalam hitungan bulan, aku akan meninggalkannya. jadi aku mohon bersabarlah untukku...." tangan lia menyentuh lembut pipiku. Aku dapat melihat kesungguhan ketika lia mengatakan jika ia akan benar-benar meninggalkan arnold untukku.

"........kau milikku lia. Bukan milik namja sialan itu atau orang lain !" ucapku. Mengingatkannya jika akulah yang memilikinya. Mungkin ini sedikit berlebihan namun itulah kenyataannya. namja bernama arnold itu yang masuk kedalam hubungan kami. Merebut lia dariku. Mengambil waktu yang dulu dengan leluasa dapat aku dan lia lewati bersama.

"Aku tau....." lia menyunggingkan senyumnya. Mengecup pipiku yang masih menatapnya. "aku milikmu sekarang dan selamanya karena itu aku ingin kau bersabar untukku. Untuk memilikiku kembali..." lia mengusap pipiku dengan jemarinya.

Aku mengangguk. Percaya sepenuhnya pada yeoja selalu berhasil mencuri hatiku. Membelai pipi lia kemudian membawanya kedalam pelukku. Bahkan jika dia membohongiku dan memintaku untuk menunggunya 10 atau puluhan tahun lagi aku akan tetap setia menunggunya disini. Tak ada alasan untuk meninggalkannya karena lia lah hidupku. Dunia yang tak dapatku tinggalkan. Dia satu satunya yang kumiliki setelah semua orang yang kusayangi satu persatu pergi. Seseorang yang selalu kutunggu kehadirannya meskipun hanya dalam mimpi. Seseorang yang kucintai dengan sepenuh hatiku.
.

ONESHOOTWhere stories live. Discover now