Kecepatan Maut

2.2K 356 71
                                    

Sore itu gw pulang dari rumah temen gw dan dijemput oleh Kuroo. Seperti biasa, Kuroo melaju dengan kecepatan tinggi, selain menantang, juga melatih skill balapan.

"Dek, abis ini ikut abang ya?" Teriak Kuroo sambil mengendarai dengan kecepatan tinggi di daerah Tokyo.

"Oke sip!"

Namun, sepertinya Tuhan ingin memberikan gw sedikit ujian, sebuah mobil yang berada di depan gw dan Kuroo yang hanya berjarak sekitar 2 meter ingin berbelok namun ngga menyalakan lampu untuk menandakan bahwa mobil itu akan belok, alhasil Kuroo yang terlanjur tidak memperlambat kecepatan motor nya dengan tujuan untuk menyalib mobil itu gagal.

Brakk!!

Gw terseret karena jalanan licin sebab hujan baru saja selesai namun Kuroo berhasil menarik tangan gw dan melindungi kepala gw dengan tangan nya namun punggung tangan nya harus tergores aspal.

Kuroo yang panik menyelamatkan gw, ngga berpikir soal dirinya hingga kepala belakang nya terbentuk tiang hingga berdarah namun beruntung nya, Kuroo masih sadarkan diri. Kaki gw lecet juga tangan gw. Kuroo sempat mendekap erat tubuh gw agar ngga terbentur dan membiarkan dirinya saja yang terbentur.

"Bang!" Panggil gw dengan panik melihat darah yang membasahi rambut belakang nya.

Sesaat kemudian orang-orang membantu, pemilik mobil juga berkali-kali meminta maaf pada gw dan Kuroo bahkan sampai bersujud.

"Ga luka kan adek?" Tanya Kuroo yang khawatir tanpa mementingkan rasa sakit dirinya. Kuroo berusaha berdiri dibantu orang-orang namun gagal karena satu kaki nya ternyata patah karena menumpu tubuh gw sewaktu jatuh dan tertimpa motor hingga akhirnya terseret.

"Lu lebih luka bang!" Segera gw mengambil hp gw yang pecah karena jatuh dan menelpon abang gw, beruntung nya hp gw masih bisa menyala.

*****

"Hum?" Akaashi yang kebetulan lewat di ruang tengah, mendengar dering telepon dari hp nya yang sedang di charger, Akaashi lalu mengangkat nya.

'iya? Kenapa dek?'

'b-bang! Bang Kuroo.. kecelakaan, termasuk gw, abis ini gw serlok..'

't-tunggu, apa?? Kecelakaan? Oke oke..abang kesana ya.. abang tau disana panik, tapi berusahalah tenang jangan ikut panik dan berpikirlah dengan kepala dingin..'

Akaashi langsung shock, tangannya langsung bergetar, sejenak dia memenangkan diri.

"Kenapa Akaashi?" Tanya Bokuto menghampiri Akaashi.

"A-adek sama Kuroo kecelakaan.." ucap Akaashi memberitahu, Bokuto langsung kaget dan mengabari Tsukishima yang berada di kamar.

*****

Gw menutup telpon lalu minum air yang diberikan orang-orang dan menenangkan diri sementara Kuroo dibaringkan dengan balutan syal tipis milik seorang cewe yang ternyata Vivian yang kebetulan lewat bareng Atsumu.

"Ada yang luka lagi ga?" Tanya Atsumu sembari membersihkan pipi gw yang tergores aspal dan juga pergelangan kaki gw yang robek.

"Sssh..sakit Tsum.." rintih gw ketika Atsumu membersihkan luka nya dan membalut nya sementara dengan kain.

Abis ini ikut abang ya..

"Ikut kecelakaan iya.." batin gw mengingat ucapan Kuroo beberapa menit sebelum tragedi ini terjadi.

"Bentar.." Atsumu melepas pita kecil baju nya dan mengikat rambut gw agar rapi dan ngga mengenai luka nya.

Tak berselang lama, abang gw yang lainnya datang dengan mobil lalu segera mengangkat Kuroo yang mulai ngga sadarkan diri dan menggendong gw lalu memasukkan gw kedalam mobil. Kemudian membawa gw dan Kuroo ke rumah sakit. Sementara kendaraan sudah diurus oleh pemilik mobil tadi.

"Kur tahan bentar su, jangan mati!" Ucap Bokuto sambil memegang tangan Kuroo dan menidurkan di pangkuannya.

"Tahan bentar dek.." Tsukishima meluruskan kaki gw, meneteskan obat luka yang pastinya sangat perih.

"A-akh..sakiit.." rintih gw ketika Tsukishima meneteskan obat itu pada bahu gw yang tergores, kaki dan juga tangan.

Tangan Kuroo bergetar karena rasa sakit sebab punggung tangan nya berdarah ditambah kepalanya yang terbentur.

******

Rumah sakit...

Para suster segera keluar dan membantu Kuroo dengan menidurkan di ranjang kecil khas rumah sakit lalu membawa ke ruang UGD dan ke ruang ronsen memastikan tengkorak belakang nya baik-baik saja dan hanya kulit luarnya yang terluka.

Sementara gw langsung ditangani, luka robekan langsung dijahit, karena luka yang masih bisa dibilang ringan, gw langsung bisa dibawa ke ruangan biasa but yeah, to VIP, abang gw ga mau berbagi tempat.

"Abang Kuroo gimana??" Gw yang beranjak dari ranjang harus tertahan karena infus sialan yang harus menancap di gw dan Akaashi yang mencegah gw.

"Sstt, it's oke.. Kuroo baik-baik aja..cuma lagi ditangani bagian kaki nya sama menutup robekan di kulit kepala nya.

Akaashi kemudian menidurkan gw dan mengelus rambut gw pelan dan menenangkan gw, sementara Tsukishima mengurus hal lainnya.

******

Singkat cerita, gw tertidur selama hampir 2 jam, gw lihat langit sudah gelap. Gw menoleh ke sebelah gw tirai menghalangi, gw membuka nya dan ternyata Kuroo yang sudah bangun dan malah asik bermain hp barunya, dan juga nyemil ditemani Bokuto.

"Bang--" gw melirik ke laci kecil samping ranjang gw, sebuah tas kecil bertuliskan iBox. Gw segera mengambilnya dan ternyata abang gw sudah mengganti hp gw yang pecah dengan yang baru.

"Udah baikan dek?" Tanya Bokuto yang ga sengaja menekan kaki Kuroo, membuat Kuroo merintih lalu menarik telinga Bokuto.

"Sakit bangsat!" Ucap Kuroo menarik telinga Bokuto. Gw mengangguk lalu menanyakan hal yang sama pada Kuroo dan jawabannya pun sama, dia baik-baik saja.

Tsukishima yang lelah ternyata sudah tertidur di sofa sementara Akaashi tidur di kursi samping ranjang gw sembari mengelus tangan gw.

"Makasih bang udah--"

"Sstt.. udah jadi kewajiban gw untuk melindungi lu.. lu selamat itu lebih penting, andaikan tadi gw ga begitu, gw yakin lu udah tidur di alam bawah sadar, alias koma. Benturannya lumayan tapi keberuntungan gw sedang bekerja, jadi gw masih selamat, gw bisa memposisikan biar ngga parah kok.." jelas Kuroo menoleh ke gw dan tersenyum.



"Lu baik-baik aja adalah obat terbaik buat abang.."
-Kuroo

Setengah Otak || 1Where stories live. Discover now