Chapter 11

5.6K 485 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Boun menghela nafas atas tuduhan konyol Prem
"Sayang" bujuk Boun
"Tak usah panggil-panggil sayang!" Kesal Prem membuat Boun hampir tertawa karena ekspresi cemburu Prem
"Aku tinggal diasrama karena alasan yang sama denganmu. Ingin mandiri sendiri. Aku memang ingin bebas tapi bukan berarti bebas membawa orang tidur dikamarku" jelas Boun
"Lagian belakangan ini kita tidur bersama dan kamar kita seblahan, memangnya ada yang pernah kau lihat masuk kekamarku kecuali si Ohm" heran Boun, dan Prem mengingat-ingat bahwa apa yang dikatakan Boun memanglah benar
"Lagian hanya kau yang bisa tidur dikamarku, sahabatku si ohm saja ku tendang kalau berani tidur diatas tempat tidurku"
"beneran phi..." Cemberut Prem
"Lagian kalau cemburu yang masuk akal juga, mana mungkin aku seperti itu"
"Oii siapa yang cemburu! Ih GR" Prem tak terima.

"Jelas-jelas kau Cemburu, itu namanya cemburu kalau kau menangis karena ini"
"Enggak!" Bantah Prem
"Ah sesukamulah" Boun menyerah, ia mengalah saja. Bisa-bisanya Prem menganggapnya seperti itu, ia mau marah tapi wajah Prem yang polos nan imut tak bisa membuatnya marah
"Ya sudah jangan menangis lagi, aku sudah mengatakan sejujurnya padamu" ucap Boun dan Prem mengangguk lucu membuat Boun mau tak mau jadi tersenyum, wajah Prem kalau cemburu itu lucu
"Terus..."
"Terus apa ? Ada lagi masalahnya ?" Tanya Boun menaikan alisnya
"Itu..."
"Itu apa ?"
"Ya itu!"
"Ya itu apa, yang jelas" jengah Boun
"Phi May, dia pacarmu ?" Tanya Prem malu
"Hahahahaahha....." Boun tak tahan lagi dan refleks tertawa membuat Prem kesal
"Kau benar-benar Cemburu, ooii Aku punya pacar posesif aduuu" Boun geleng-geleng kepala
"Siapa juga yang jadi pacarmu!! Kita tak pernah jadian tuh" sewot Prem
"Saat kau tidur denganku, saat kita berciuman disitu kita sudah jadi pasangan" ucap Boun
"Itu menurutmu"
"Ah ngambek lagi. Jadi May itu hanya temanku yang memang senang menempel padaku, bukan siapa-siapa"
"Masa ?"
"Aku serius, kalau aku bohong kau boleh membenciku" yakin Boun, karena ia hanya jatuh cinta pada seorang Prem.

Prempun tersenyum senang
"Masalahnya sudah kan ?" Tanya Boun dan Prem mengangguk lucu
"Sekarang bayar utang ciumanmu" tagih Boun
"Ihh phi ini dikampus"
"Jangan kabur, bayar sekarang" Boun menarik pinggang Prem lalu mencium panas bibirnya. Prem meremas seragam boun, saat lelaki itu terus menghisap bibirnya
"Astaga phi...." Panik Prem saat ciuman itu turun kelehernya bahkan beberapa kancing bajunya telah dibuka oleh jemari nakal Boun
"Phi...." Gelisah Prem ia menutup mulutnya dengan satu tangan agar suaranya tak terdengar sampai diluar ketika Boun mencium dadanya.

" Gelisah Prem ia menutup mulutnya dengan satu tangan agar suaranya tak terdengar sampai diluar ketika Boun mencium dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Fluke" panggil Sammy
"Apa ?"
"Kok Prem sama Boun lama ditoilet ?" Tanya Sammy
"Mungkin mereka sudah pergi duluan dan kita tak lihat" Fluke berfikir positif dan Sammy mengangguk walau dia curiga namun ia menepis pikirannya
"Tak mungkin bila Prem yang polos bersama Phi Boun yang you know lah" gumam Sammy merasa lucu bila sosok polos bersama dengan seme yang terkenal BAD BOY, ia juga yakin tipe bad boy seperti Boun tak mungkin tertarik pada anak sepolos prem, biasanya bad boy hanya tertarik dengan orang yang agresif yang bisa mengimbanginya
"Tak mungkin, tak mungkin" Fluke geleng-geleng kepala
"Ya sudah, kita balik duluan yuk" ajak Sammy dan Fluke menyetujui.

.
.

"Phi!! Kakiku lemas" keluh Prem dan Boun ingin tertawa, Boun melepaskan Prem setelah pakaiannya benar-benar berentakan bahkan bibir Prem membengkak karena ciumannya
"Phi jangan sekarang ini kampus, dan nanti aku harus pulang kerumahku" Prem memelas dan Boun mengangguk mengerti
"Kau pulang hanya semalam kan ?" Tanya Boun
"Iya, kan hari Senin ada kuliah"
"Baguslah, aku juga pulang kerumahku hari ini, aku juga hanya semalam" senyum Boun
"Kalau kita punya masalah, kau harus segera memberi tauku, aku akan menyelesaikannya dan tak akan kubuat kau sedih berhari-hari" tulus Boun mengelus rambut halus Prem. Baginya Prem mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Prem mengangguk polos, Boun hampir tak percaya ada manusia berhati polos yang tak pernah menganggap orang lain jahat atau menilai orang lain buruk sampai akhirnya ia melihat Prem, mengubah semua pandangan itu.

Didunia yang kejam ini, masih ada seseorang yang selalu memperlakukan orang dengan baik, tak pernah berpersangka buruk pada setiap orang, selalu jujur apa yang ada dihati dan pikirannya. Betapa ia mengagumi sosok Prem. Ia mencup dahi Prem tanda bahwa ia begitu mencintainya
"Ayo keluar, kau masih ada kuliahkan ?" Tanya Boun
"Iya phi..."



.
.
.

Boun menghela nafas, langit sudah mau gelap dan saat ini ia harus pulang kerumah, hanya untuk melihat keadaan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Boun menghela nafas, langit sudah mau gelap dan saat ini ia harus pulang kerumah, hanya untuk melihat keadaan ibunya. Ia kemudian menjalankan mobilnya hingga tiba dirumah mewah milik keluarganya. Para pelayan menyambutnya, namun baru satu kakinya masuk kedalam rumah, ia sudah mendemgar teriakan dan makian. Itu hal biasa. Lagi dan lagi ibu dan ayahnya bertengkar hebat. Sedari ia kecil ia sudah bosan melihat kedua orang tuanya yang pernah damai walau sedetik. Karena ayahnya menyukai wanita lain selain ibunya. Hal yang membuat ia lebih betah diasrama adalah menghindari hal seperti ini. Banyak orang yang mengira hidupnya sempurna. Tapi tak sesempurna itu, ia belum bernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya, belum pernah makan bersama mereka, bahkan ayahnya bicara padanya bisa dihitung jari, sama sekali tak dianggap sebagai anak. Sedangkan ibunya, begitu frustasi atas pernikahan ini, ibunya lebih sering menangis dan mengurung diri.

Boun tak pernah merasakan, bagaimana memiliki orang tua walau jelas-jelas ia memiliki orang tua lengkap. Ia juga tak punya saudara untuk berbagi kesedihan. Ia berdiri diruang tengah menatap ayah dan ibunya saling memaki, berteriak dengan ucapan kotor, saling mengutuk, bahkan saling melempar barang
"Bisa tidak, kalian tidak bertengkar" ucap Boun hingga kedua orang tuanya sadar akan kehadirannya
"Kau urus ibu sialmu itu!!" Maki sang ayah didepan wajah Boun lalu keluar dari sana
"Mama" panggil Boun melihat ibunya menangis terduduk dilantai dingin, ia berjalan dan memeluk ibunya
"Ma, aku lebih baik pulang kerumah dan menjagamu" ucap Boun
"Tidak, kau harus diasrama, agar kau bisa menikmati hidupmu. Jangan pernah terkurung disini. Disini seperti neraka" mohon sang ibu
"Mama akan baik-baik saja, mama mohon tetap diasrama" tangis ibunya, ia tak akan membiarkan anaknya menderita melihatnya bertengkar setiap hari.

.
.
.
.

Tbc

Story About Us (BounPrem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang