Chapter IV : I Loved You, Love You Then

83 21 0
                                    

Huang Hendery. Sicheng pertama kali mengenalnya saat tak sengaja masuk ke dalam bar yang salah. Waktu itu ia sama sekali buta dengan perbedaan antara bar biasa dan bar khusus LGBT—walaupun sampai sekarang ia masih bingung membedakan keduanya.

Malam itu, sekitar setengah tahun lalu, ia tengah kesal pada tunangannya, Yuri, yang tak memberi kabar selama seminggu penuh. Sicheng barangkali tipe lelaki cuek dan masa bodoh, tapi sejujurnya ia juga lelaki biasa yang bisa terbakar amarah atau cemburu. Ia lelaki biasa yang bisa jatuh cinta. Dan Yuri adalah perempuan yang dicintainya itu.

Sicheng tanpa berpikir panjang masuk ke dalam Rainbow Gleam Bar. Di sana ia memesan minuman pada bartender dengan kulit sepucat purnama—yang kemudian ia kenal sebagai Huang Hendery. Mula-mula ia baik-baik saja sampai seorang pria mendekat menggodanya. Sicheng belum mabuk dan ia tahu sopan santun, jadi ia menolak halus. Kejadian itu tidak terjadi satu kali, tapi berkali-kali sampai ia menemukan tatapan heran dari si bartender.

"Biar kutebak, kau tidak tahu bar ini khusus gay dan lesbian—dan waria."

Bagaimana bisa ia tidak kaget. Di saat dirinya begitu kesal, membutuhkan hiburan semacam minum-minum, ia harus dikejutkan dengan kenyataan bahwa ternyata ia salah tempat. Benar-benar salah tempat! Sicheng tidak tahu bagaimana ekspresinya saat itu.

Si bartender tertawa kecil, tawa yang lugu. "Melihat ekspresimu sepertinya aku benar," katanya.

Dari sanalah awal mula Sicheng mengenal Hendery. Mereka berkenalan. Dan dari pertemuan itu, otomatis ia tahu teman barunya tersebut adalah bagian dari gay. Sicheng sebenarnya tidak mempermasalahkan orientasi seksual seseorang, ia juga memiliki teman semacam itu. Jadi berteman dengan Hendery tidak sulit dilakukan.

Tiba-tiba saja, ia jadi sering berkunjung ke Rainbow Gleam Bar—tak peduli meski ia normal. Sicheng tidak tahu kenapa, ia hanya ingin bertemu Hendery dan mengobrol banyak dengan lelaki itu. Rasanya menyenangkan bisa bicara tanpa perlu mengkhawatirkan apapun. Sampai suatu hari, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri seperti apa percintaan antar lelaki.

Sicheng melihat Hendery berciuman dengan lelaki berambut coklat—yang kemudian ia ketahui sebagai salah satu teman Jaehyun yang menjadi kekasih Hendery waktu itu.

Ia tidak tahu bagaimana harus berkata. Setiap kata seperti lepas ke udara. Sicheng tidak masalah, sungguh. Ia hanya merasa aneh—dan sejujurnya sedikit jijik. Tapi ia tetap menghargai Hendery. Sicheng tak bicara apapun, ia memilih diam, berpura-pura tak melihat. Semakin lama, ia jadi terbiasa menyaksikan hal semacam itu. Bahkan Sicheng menjadikannya lelucon tatkala memergoki kissmark di tulang selangka Hendery. Ia akan menggoda Hendery dan wajah lelaki itu akan memerah.

Sicheng tidak masalah. Tapi itu terjadi sebelum si lelaki berambut coklat itu membuat Hendery kecewa. Sicheng mendadak tidak terima melihat Hendery dikhianati. Ia tidak ingin melihat temannya itu murung walau Hendery berkali-kali mengatakan tidak apa-apa. Perlahan, Sicheng mulai merasakan keanehan. Memandangi Hendery saat bekerja rasanya membuat ia tentram. Kedatangannya ke Rainbow Gleam Bar menjadi rutinitas wajib. Tak peduli meski Sicheng mengabaikan perasaan ganjil itu.

Namun, tetap saja, rasanya menyakitkan melihat tunangannya tertangkap basah tengah bercumbu dengan lelaki lain. Sicheng tidak tahu kejadian itu akan membawa malapetaka lain. Ia mabuk berat dan mendapati dirinya sendiri telanjang dengan Hendery di sampingnya. Sicheng teramat frustrasi. Ia meminta maaf berkali-kali, merasa bersalah. Tapi Hendery tetap tersenyum seperti biasa seolah itu bukan masalah besar.

Demi Tuhan, itu masalah besar!

Sicheng mulai menyadari keanehan itu. Ia semakin frustrasi kala menyadari bahwa ia sama sekali tidak merasa jijik. Ia menduga, ia jatuh cinta pada lelaki pucat itu. Sejak saat itulah, Sicheng berhenti berkunjung ke Rainbow Gleam Bar. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Ia memutuskan bertemu Hendery di luar pekerjaan. Sicheng jadi terbiasa datang ke rumah Hendery dan memasak sesuatu di sana. Makan siang bersama, menonton televisi atau apapun yang menjadi rutinitas keseharian yang tidak melibatkan minuman beralkohol.

Jumantara Musim PanasWhere stories live. Discover now