🌼 2

1.3K 122 2
                                    

Eksistensi Jungkook sebagai seorang dokter di rumah sakit ini, memang tidak bisa diragukan lagi. Dokter muda berusia dua puluh sembilan tahun itu memang sudah sangat dikenal karena dedikasinya yang tinggi terhadap rumah sakit. Selain itu, Jungkook juga termasuk sebagai salah satu jajaran dokter muda yang tampan serta memiliki sifat yang begitu ramah terhadap siapapun.

Tak heran banyak sekali kaum hawa yang mengidolakannya, mulai dari rekan sesama dokter, para perawat bahkan sampai pasiennya sendiri, tak luput dari jeratan pesona seorang Jungkook Bramantyo.

Bagaimana para wanita itu tidak terjerat? Lihat saja pahatan wajahnya yang begitu rupawan juga tubuhnya yang tinggi, tegap serta kekar. Jika seperti ini, wanita mana yang akan sanggup untuk menolak pesonanya?

Tapi meskipun banyak sekali wanita cantik yang mencoba mendekati dan berusaha untuk menggodanya, namun tidak ada satupun diantara mereka yang mampu menggoyahkan kesetiaan Jungkook terhadap sang istri, Lisa Meylissa. Bagi Jungkook hanya Lisa-lah wanita satu-satunya yang boleh menempati ruang hatinya. Sejak dulu, Jungkook bahkan tidak pernah memikirkan atau menginginkan presensi wanita lain, ia hanya menginginkan Lisa saja--cinta pertama dan juga cinta terakhirnya.

"Permisi. Halo Luna, bagaimana kabarnya hari ini? " Ucap Jungkook, ketika memasuki ruang rawat VVIP. Dari suaranya saja terdengar sangat sopan dan ramah sekali, wajar kan jika para wanita itu sampai tergila-gila pada Jungkook.

Pada pukul dua siang ini, selepas istirahat dan setelah istri serta anaknya pulang. Jungkook kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang dokter yang harus memeriksa dan mengontrol para pasiennya.

"Tidak begitu baik. " Jawab seorang gadis yang berbaring di brankar--yang diketahui bernama Aluna Atmaja. Wajahnya nampak pucat sekali, ia pun menjawab sapaan Jungkook dengan tidak bersemangat.

"Loh, kenapa lesu begitu? Bukankah sebentar lagi kamu akan pulang?" Jungkook agak sedikit terheran ketika melihat pasien yang sudah dirawat di rumah sakit secara intensif selama kurang lebih enam bulan belakangan. Biasanya gadis itu selalu menunjukkan senyuman dan dari matanya juga selalu memancarkan kebahagiaan jika Jungkook datang memeriksanya. Namun sekarang mengapa gadis itu malah terlihat sedih, disaat kesehatannya sudah membaik dan akan izinkan pulang ke rumah dalam waktu dekat.

"Justru karena itu aku jadi sedih." Jawab Aluna.

Jungkook mengerutkan dahi. "Mengapa begitu?" Tanyanya, setelah melakukan prosedur pemeriksaan untuk memastikan keadaan gadis itu.

"Ya karena aku jadi tidak bisa bertemu dengan dokter setiap hari lagi." Aluna menatap sendu Jungkook yang berdiri tepat di samping brankarnya.

Jauh sebelum ia dirawat intensif di rumah sakit itu, Aluna memang sudah menjadi pasien tetap di sana. Penyakit tumor yang dideritannya sejak kecil yang membuat ia harus mengakrabkan diri dengan ruangan yang serba putih dan berbau obat.

Pada awalnya, tentu sangat berat untuk Aluna jalani. Tapi lambat laun ia mulai terbiasa dengan keadaan itu, apalagi saat ia bertemu dengan Jungkook.

Sosok Jungkook yang ramah dan baik membuat Aluna nyaman pada dokter yang menanganinya selama beberapa tahun belakangan ini. Dan siapa yang akan menyangka jika rasa nyaman itu malah terus berkembang kemudian berubah menjadi rasa suka dan rasa ingin memiliki.

Jungkook terdiam di tempatnya, ia masih belum membuka belah bibirnya untuk menjawab atau meladeni perkataan Aluna.

Namun saat otak Jungkook tengah berpikir dan mencerna maksud dari ucapan pasiennya tersebut. Aluna sudah lebih dulu membuka suara lagi seraya meraih tangan Jungkook. "Dokter, aku menyukaimu.. "

Garis Takdir | Lizkook ✓Where stories live. Discover now