Part 1 - Malam Tidak Terduga

19K 823 8
                                    

Happy Reading.









Tokyo, Jepang.

Hari Sabtu, Ocha benar-benar menjemput Rania untuk datang ke pesta bersama. Keduanya berangkat diantar sopir ke hotel tempat acara diadakan.

Saat Rania dan Ocha memasuki ballroom, banyak yang memperhatikan keduanya, karena memang wajah keduanya tidak asing untuk para pengusaha, dan keduanya juga sering muncul di media.

Setelah menyapa yang punya acara, dan beberapa orang yang keduanya kenal, terakhir menghampiri kedua orang tua Ocha.

Saat sedang mengobrol beberapa hal, tiba-tiba dua orang paruh baya suami-istri, dan seorang pria muda menghampiri meja mereka, terlihat bahwa para orang tua ingin Ocha berkenalan dengan pria muda itu.

Ocha memang sering dikenalkan seperti itu, bahkan beberapa kali sudah masuk tahap perjodohan, tapi Ocha selalu berhasil menggagalkan semua perjodohan yang direncanakan.

Tidak ingin mendengar lebih lanjut tentang sesi perkenalan dan perjodohan, Rania pamit beralasan ingin mencari minuman lain.

Rania melangkah menuju meja berisi bermacam-macam minuman, dari alkohol sampai non alkohol. Saat sudah memegang gelas berisi orange juice, seorang pria menghampiri Rania.

"Rania Maeda, right?" tanya pria itu.

Rania menatap wajah pria itu sambil berusaha mengingat, apa dirinya mengenal atau pernah bertemu dengan pria itu atau tidak, nyatanya dirinya tidak mengingat apa pun.

"Saya Leon," ucap Leon sambil mengulurkan tangannya.

Mengangkat satu alisnya, kali ini Rania menatap Leon dengan tatapan menilai, karena Leon menggunakan bahasa Indonesia, seolah tahu dirinya bisa bahasa Indonesia.

Leon tersenyum tipis melihat wajah Rania yang datar sekaligus bingung, dirinya memang sudah tahu banyak tentang Rania, karena kedua orang tuanya selalu menceritakan tentang Rania, termasuk bahwa Rania sering berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Akhirnya Rania mengulurkan tangannya. Keduanya berjabatan, tapi wajah Rania tetap sangat datar, tidak berusaha terlihat ramah.

"Rania Maeda," balas Rania.

"Apa kita pernah bertemu?" tanya Rania saat jabatan tangan sudah terlepas.

"Belum pernah. Ini pertama kali, tapi kamu adalah pengacara perusahan keluarga saya," jawab Leon.

Kembali berpikir, Rania memikirkan perusahan mana yang Leon maksud, karena bukan hanya satu perusahaan yang menjadi klien-nya.

"Watanabe Holding," ucap Leon melihat Rania hanya diam.

"Ah. Maaf saya tidak mengenali Anda. Apa Anda anak Mr. Dean Watanabe yang sudah lama tidak pulang ke Jepang?" tanya Rania memastikan.

"Ya, itu saya. Saya dipaksa pulang untuk memimpin perusahaan," jawab Leon tersenyum tipis.

Watanabe Holding adalah perusahaan yang hampir collapse karena ditipu oleh adik tiri Dean Watanabe.

"Jadi sekarang Anda yang memimpin perusahan?" tanya Rania, karena dirinya belum mendapat informasi apa pun tentang pergantian pimpinan perusahaan itu.

"Untuk sekarang belum, karena bulan depan baru diresmikan," jawab Leon.

Mengangguk mengerti, Rania melihat ke arah tangannya, sampai lupa dengan orange juice yang tadi diambilnya. Rania meminum orange juice itu beberapa teguk.

Saat Rania ingin meletakkan gelas di meja, ponselnya berbunyi, dan bertepatan dengan seorang pelayan yang tidak sengaja menyenggol bahunya, membuat orange juice itu tumpah mengenai gaunnya.

Marriage Happiness [END]Where stories live. Discover now