Prolog

682 33 43
                                    

Seorang perempuan cantik dengan rambut panjang tergerai sedang berjalan di koridor dengan tersenyum, asyik menyapa beberapa orang yang melewatinya.
Yang perempuan membalas tersenyum, dan yang laki-laki tersenyum sambil menganga. Manis. Itulah kata para lelaki ketika melihat senyumannya.

Matanya tak sengaja melihat laki-laki yang ia kagumi berjalan melewatinya tanpa menyapanya sedikit pun, tetapi Raina maklumi, karena Rafa adalah cowok yang cuek tapi Raina suka.

"Hai ganteng sendiri aja nih? Mau aku temenin gak?" tanya Raina dengan senyuman lebar.

Sementara yang disapa hanya diam tanpa bergeming. Menoleh sekilas lalu melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat.

Dengan cepat Raina mengikuti langkah Rafa. Dia tidak akan menyerah. Raina harus bisa menakklukkan hati Rafa.

"Rafa gak pengen ngomong gitu? Atau Rafa gak punya pita suara ya? Perasaan diem mulu. Padahal aku pengen denger suara kamu, pasti merdu gitu" ucap Raina.

"Raf boleh minta waktunya sebentar. Ada hal penting yang mau aku omongin" ucap perempuan cantik dengan rambut sebahu. Dia adalah Fasya. Perempuan kalem yang mempunyai otak cerdas, tetapi Raina juga pintar kok. Malah Raina selalu menang setiap olimpiade dan Fasya menjadi urutan kedua setelah Raina.

"Boleh, mau bicara dimana?" ucap Rafa dengan lembut. Tidak seperti dengan Raina diam membisu.

Raina hanya tersenyum getir melihatnya. Sepertinya Fasya tipe cewek yang diidamkan oleh Rafa. Memang sih dirinya cerewet, tidak seperti Fasya yang pendiam.

"Di taman belakang. Oh iya Raina maaf ya Rafa nya aku pinjem dulu. Hehehe" ucapnya dengan tertawa pelan.

Memang setiap olimpiade Raina dan Fasya selalu menempel, tetapi setelah olimpiade mereka tidak terlalu dekat dikarenakan kelas mereka berbeda. Raina yang berada di kelas 11 IPA 2. Sementara Fasya di kelas 11 IPA 1 sama seperti Rafa.

"Oh silahkan. Aku juga mau ke kelas kok. Nanti takut telat masuk" ujar Raina sambil memasang senyum palsu.

"Ayo Sya" ucapnya sambil menarik sebelah tangan Fasya dan Fasya pun mengikuti langkah Rafa.

"Wajar Rain emang mereka kan deket. Fasya pernah bilang kalau mereka sahabatan dari kecil, jadi buat masalah gituan mah biasa. Rain tetep semangat buat bisa dapetin Rafa"

💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦

Sementara di taman belakang Rafa sedang duduk di sebuah kursi. Fasya masih berdiri disampingnya.

"Sini duduk. Kok diem disitu" ucap Rafa sambil menepuk kursinya yang kosong.

Dengan segera Fasya duduk sambil menyenderkan kepalanya di bahu Rafa. Kebiasaan Fasya saat berduaan dengan Rafa.

"Ada apa?" ucapnya sambil mengelus surai rambut Fasya. Sementara Fasya tengah menahan gugup. Ia takut setelah bicara tentang masalahnya Rafa akan marah.

"Janji kamu gak bakalan marah ya. Karena aku juga pengen bahagia tanpa dikekang sama kamu. Jujur aku pengen bebas" ucap Fasya dengan sekali tarikan nafas. Ia gugup sekali.

"Tentang apa? Apa kamu gak suka kalau aku selalu ngelarang kamu? Aku cuman gak mau kamu kenapa-napa. Karena aku....." Rafa menggelengkan kepala. Belum tepat waktunya untuk dia membicarakan tentang ini.

"Karena kenapa? Kok gak dilanjutin?"  ucap Fasya dengan raut penasaran.

"Karena aku sayang sama kamu, aku gak mau kamu terluka sedikitpun. Baik fisik maupun batin"

"Sayang sebagai sahabat,inget!!" ucapnya dengan galak. Karena Fasya sudah menganggap Rafa sebagai sahabat sekaligus kakak baginya. Karena bersama Rafa dia selalu aman.

"Hm. Udah sekarang kamu ngomong katanya penting"

"Aku kan lagi suka sama seseorang, dan orang itu kemarin nembak aku. Dia bilang kalau dari awal ketemu aku dia udah suka sama aku,dan langsung aku terima dong" ucapnya dengan antusias sambil mengingat kejadian kemarin.

"Siapa?" ucapnya singkat padat dan jelas. Rafa hanya ingin tau siapa laki-laki itu. Ia tidak mau Fasya mendapatkan laki-laki yang tidak baik.

"itu tuh kapten basket sekolah kita, si Rayhan. Dia baik kok, dia juga gak bakalan bikin aku sakit hati" ucapnya meyakinkan.

Sementara Rafa hanya berdehem singkat dan berdiri untuk pergi. Sepertinya Rafa tengah..............cemburu mungkin?

Mungkin perpustakaan tempat yang baik untuk menenangkan pikirannya. Mumpung bel masuk masih lama. 15 menit waktu yang sangat cukup bagi seorang Rafa yang mempunyai otak jenius.

Hai gimana ceritanya?
Maaf ya kalau gak bagus. Karena aku baru belajar bikin cerita hehehe😁
Kalau suka vote sama komen kalau bisa. Biar aku seneng hehehe😁

Raina Nathania
Rafa Anggara Putra
Fasya Amalia

RAFA(Rain Rafa)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt