Bab 11

846 58 3
                                    

Detak jam dinding menjadi musik yang setia menemani penghuni sebuah kamar. Aska, pemilik kamar itu hanya diam saja sejak beberapa jam lalu. Dia sedang duduk di atas sebuah sofa yang berada tidak jauh dari jendela kamarnya yang terbuka lebar.

Berita-berita mengenai wanita pernah menjadi istrinya yang terhidang di berbagai media menyita seluruh perhatian Aska. Dia merasa bingung, kaget, marah, tak percaya tapi juga nelangsa meihat nasib Selena. Wanita itu ditembak polisi, pasti itu sangat menyakitkan. Bukankah belum tentu Selena yang menembak Indra malam itu?! Tapi, kenapa dia harus ditembak?

Kasihan Selena, dia pasti ketakutan. Dan, Aska tidak tahu harus melakukan apa.

Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu menutup mata mengingat-ingat wajah Selena yang ia lihat dua malam lalu. Benarkah wanita yang masih amat dicintainya itu menembak Indra Prasetya? Tapi kenapa? Bukankah mereka berdua sedang dekat?

"Haah...." Helaan nafas panjang kembali keluar dari bibirnya.

Aska membaca pesan dari Arya, sahabatnya, yang dikirim satu jam lalu. Wartawan bergerak begitu cepat mencari informasi tentang Selena. Saat mereka mendapat informasi bahwa Selena selama ini bekerja sebagai penyanyi di kafe milik Arya, sontak tempat itu dikepung pewarta dari berbagai media, kafe yang didirikan Arya dengan bantuan Indra itu dikepung para pencari berita dari berbagai sudut. Arya tidak bisa keluar dari kafenya sejak semalam.

Dan, begitu juga denga Ayda. Lembaga kursus bahasa asing yang dia kelola bersama keluarganya dipenuhi wartawan. Mereka bertanya-tanya kepada siapapun yang ditemui di tempat itu tentang Selena. Ayda sampai harus meliburkan murid-muridnya dua hari ini.

Beberapa jam lalu, Ayda menelepon Aska sambil menangis, meminta laki-laki yang pernah menikah dengan Selena itu menolong sahabatnya.

Aska ingin menolong Selena tentu saja. Tapi, bagaimana caranya?

"Kali ini, akan jadi guncangan hebat buat Prasetya. Dia pasti malu, aibnya bakal kebuka lebar. Dia gak akan berani menampakkan batang hidungnya di depan publik lagi. Elektabilitasnya pasti langsung turun drastis, konstituen mereka bakal rontok. Hahaha!"

Aska mendengar suara ayahnya dari balik jendela kamar. Beliau sepertinya sedang mengobrol dengan seseorang di taman belakang rumah, yang kebetulan berada persis di samping kamarnya.

"Kenapa?" tanya lawan bicara sang ayah.

"Kamu tahu siapa Selena Walker?" tanya ayah Aska.

"Siapa?"

"Dia anak haram Prasetya."

"Apa?!"

Aska mendengar orang yang sedang bicara dengan ayahnya tercengang, begitu juga dengan dirinya sendiri.

Jadi ...?

Tapi ....

Dari mana ayah Aska tahu soal ini?

Gegas ia bangkit, lalu merapatkan tubuhnya ke dinding di samping jendela. Ia ingin mendengar lebih jelas percakapan antara ayahnya dengan sang lawan bicara.

"Ini rahasia, hanya segelintir orang yang tahu. Dua puluh lima tahun lalu, Prasetya berselingkuh dengan seorang penyanyi amatir, perselingkuhan itu menghasilkan seorang anak yang diberi nama Bulan. Setelah delapan tahun, tiba-tiba anak itu hilang. Usut punya usut, dia dibawa ke sebuah panti asuhan, dari panti asuhan itu, dia diadopsi oleh Milyuner Australia bernama Lucas Walker, namanya diubah jadi Selena Walker."

Aska terhuyung saat mendengar kisah tentang Selena dari mulut ayahnya. Tubuhnya jatuh ke samping kiri, menimpa sebuah meja yang ada sebuah gelas di atasnya, gelas itu bergeser dan di ambang jatuh, refleks ia menangkap benda itu.

SelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang