Part 38🔪

293 19 0
                                    

Halo,,,
Aku baru tahu, ternyata banyak yang bingung tentang nama ku. Yang MONDAY1213.

Mungkin banyak yang mengira aku suka dengan nama itu, karna aku menjadikannya nama pena di Wp.

Tapi itu bukan Guys. Nama itu, tanggal itu, dan bulan itu, Aku membencinya. Aku benci hari Senin. Aku benci tanggal 13, dan Aku benci bulan 12.

Sangat simple bukan? Aku pernah mendengar jika Ambil sesuatu yang kau benci. Dan aku pakai itu.🤣

***

"Tidak ada yang mengetahui diri kita selain kita sendiri, Tidak ada yang mengerti diri kita selain diri kita sendiri. Dan Tidak ada seorang pun yang mencintai diri kita sebaik diri kita sendiri"
--Monday--

***

Dan di sinilah Hana, markas besar Silhouette. Ia menatap pria yang terikat di tiang berbentuk silang, kondisi pria itu sangat miris, banyak sekali luka luka di sekujur jubuhnya.

"Kau tidak berubah fikiran. Kita bisa kembali jika kau mau"

Hana menoleh pada Vano yang berdiri tak jauh di sampingnya.

"Tidak" tolak Hana dengan senyum manis.

Hana melangkah dengan pelan mendekati pria yang terikat itu. Vano memilih diam, ia ingin lihat bagaimana cara Hana menghadapi orang yang ia benci.

"Jadi kau" Hana menyilangkan ke dua tangannya di depan dada.

Pria yang taklain adalah Carlos Dexiwa, pemimpin Red Tiger yang membunuh dr Zandder.

"Kenapa kau membunuh Ayah ku, huh?"

"Su-ngguh, aku ti-dak berniat membu-nuh A-yah mu. Aku ha-nya menargetkan a-nak pemimpin Silhouette" kata Carlos lemah.

"Oh, benar begitu?" kata Hana pura pura pura terkejut.

Carlos menatap wajah polos Hana yang seperti sangat terkejut. Carlos benar benar tidak bisa membedakan mana ekspresi asli dan palsu.

Wajah Carlos berubah pias saat Hana mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya. Pisau lipat hitam, yang sangat tajam.

"Dan orang yang ingin kau bunuh itu adalah, Putra ku" kata Hana dengan nada rendah mampu membuat bulu kuduk Carlos meremang.

"Aku tidak pernah menggunakan ini untuk menyiksa seseorang" kata Hana sambil memutar mutar pisau lipatnya. "Jadi kau akan menjadi percobaan ku"

Vano yang menyaksikan pertunjuka di depannya sedikit terkejut dengan sikap Hana.  Di mana Hana dengan sikapnya yang lembut?

Vano kembali menaikkan alisnya saat perlahan pisau lipat Hana mengukir sesuatu di tangan Carlos, Carlos berteriak kesakitan saat pisau Hana menembus kulitnya. Dengan langkah santai Vano mendekati Hana yang selesai dengan ukiran di tangannya.

"Baguskan, Al?" tanya Hana dengan gembira, seakan bangga dengan hasil karyanya di tangan Carlos.

"Ja-lang, Sial---"

Srek....

Pisau Hana dengan cepat berpidah ke tangan Vano, pria itu dengan sekali gerakan berhasil membuat goresan 5 cm di pipi Carlos.

"Berhati hati dengan ucapan mu, Sialan" peringat Vano tajam.

"Al. Ini punya Hana. Jangan ikut campur" Hana mendorong Vano pelan. Namun pria tidak bergerak sama sekali.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now