49. the First Noel

23 3 0
                                    

Edgar merasa terbantu dengan kepadatan manusia di acara ini. Dia menjadi tidak tertangkap dengan basah oleh Aulia kalau ia mengikutinya sejak tadi sore. Edgar ingin kembali memperbaiki semuanya. Hubungan yang sudah dia hancurkan sendiri ini memberikan penyesalan yang dalam di lubuk hatinya. Tidak ada yang bisa mengobati penyesalah ini selain Aulia memberikan pengampunan padanya.

Dia juga tidak berani tinggal satu rumah dengan Aloys dan Carole. Bukan karena dia menghindari kedua orang tuanya melainkan karena ada Aulia di dalam rumah itu. Kalau aku tinggal di sana, pasti Aulia akan cari tempat lain untuk dia tinggali. Edgar sangat yakin dengan itu. Dia hanya tinggal di kos-kosan yang Aloys bayarkan setiap bulan untuknya sejak bulan lalu.

Kos-kosan itu tidak jauh dari rumah Aloys. Itu membuat dia menjadi dapat sering mencuri perhatian pada Aulia. Mencari kesempatan yang pantas untuk meminta pengampunan yang dalam dari Aulia. Sayang, semua usahanya gagal. Aulia tetap bersikeras menghindarinya.

Dia melihat kembali Aulia bersama Victor sedang menikmati kebab yang dibungkus dengan kertas berwarna merah. Gambar Santa Claus terlihat pada kertas itu. Senyuman yang manis terlihat dari bibir Aulia. Edgar merindukan senyuman itu. Sudah lama sekali dia tidak melihat senyuman tulus yang tersungging pada wajah Aulia.

Aulia.. I'm sorry. Dia ingin mendatangi Aulia dan meminta maaf lagi tetapi melihat senyuman Aulia itu, dia merenungkan kembali niatnya. Di acara seperti ini, apa yang dia inginkan hanya merusak kebahagiaan puterinya saat ini.

I'm a sinister father. Ya, kalimat itu terus mengintimidasi dirinya hingga saat ini. Tidak tahu kapan kalimat itu akan menghilang dari benaknya. Setiap hari, dia selalu menyalahkan dirinya sendiri dengan kalimat itu. Di tengah dia mengintip mereka berdua dari dalam kerumunan banyak orang, tak sengaja, Aulia melihat wajahnya. Dia langsung dengan sigap membalikkan tubuhnya dan bersembunyi di balik kerumunan beberapa orang yang sedang berbicara di dekatnya.

***

Edgar... gumam Aulia. Dia tidak menyangka akan melihat muka itu di tempat ini. Apa cuma perasaanku aja? Victor tahu tentang hal ini. Dia juga sempat melihat sekilas tadi tetapi ia tidak berani mengucapkan sepatah kata mengenai hal ini. Karena janjinya yang tidak ingin mengikutcampuri masalah ini, dia memutuskan untuk diam.

Sebuah stand berisi kotak musik dengan hiasan teddy bear dengan mengenakan pakaian bertema Natal terlihat di sana. Victor tidak ingin memperpanjang suasana awkward ini. Dia ingin mengalihkan perhatian Aulia pada boneka itu.

"Eh, itu ada kotak musik. Kamu mau enggak?"tanya Victor.

Perhatian Aulia beralih pada wajah Victor. Victor tersenyum dan menarik tangan Aulia ke tempat itu. Mereka berusaha menyelip dari kerumunan orang-orang dan Aulia memilih kotak musik itu.

"Ada lagu instrumental kesukaanmu enggak?" Victor menyalakan kotak musik itu satu per satu. Sebagian besar lagu Natal. Aulia mencari lagu the First Noel

***

Acara Christmas market masih berlangsung. Suara banyak orang masih terdengar di luar sana. Dinginnya salju tidak dapat menghambat keinginan mereka untuk bersuka ria di tempat itu. Aulia dan Victor pun masih ingin menikmati acara ini. Hari ini Victor akan menjemput Aulia di rumahnya terlebih dahulu.

Aulia sedang bersiap-siap untuk pergi. Syall serta jaket menggantung pada tempat tiang kayu tempat menggantung baju di dekat pintu antara toko dan rumah mereka. Toko juga tidak tutup. Aloys tidak ingin membuang kesempatan menjual anggur pada para turis. Apalagi wine di Alsace menjadi sasaran para turis.

Di balik pakaian yang dia pakai, tidak lupa dia menempelkan warmer pada pakaian itu sebelum mengenakan kaos berlengan panjang berikutnya. Setelah semua sudah selesai, Aulia turun dan mengambil jaket serta syal yang ada pada gantungan kayu itu. Dia pakai pakaian itu lalu membuka pintu.

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang