25

10.5K 474 44
                                    

Kring... kring..kring...

Bel pulang sekolah telah bergema di seluruh penjuru SMA Kalingga, membuat para murid menghela napas lega dan bersorak senang.

"ARIN LO DICARIIN" teriak Isma salah satu teman sekelas Arin.

Arin mengernyit, "siapa?"

"Kak Radya." bisik Isma lalu memandang iri ke Arin, ohh ayolah bukan sembarangan orang yang bisa berteman dengan putri Bramantyo itu, bahkan ketika berita Arin dan Radya berteman menyebar. Arin tak berhenti mendapat teror baik surat tertulis di lacinya atau pun lewat WhatsApp ataupun Line.

Arin mengangguk kaku, lalu melangkah cepat keluar kelas di ikuti Bela karena Kavi sudah lebih dahulu pulang. Ia melihat Radya yang duduk di kursi yang di sediakan di depan kelasnya sembari memainkan ponsel, "hai kak" sapa Arin riang.


Radya menoleh lalu menyimpan ponselnya, "Lo pulang sama gue!"

"Emang ada apa kak?"

"Udah gak usah banyak nanya!"

Radya langsung menarik tangan Arin, seketika Arin lupa dengan Bela yang mencibirnya karena sudah janji untuk pulang bersama.

"Ehh tunggu kak." cegah Arin lalu menoleh ke belakang.

Radya menaikkan alisnya lalu mengikuti arah pandangan Arin ke Bela yang berjalan pelan ke arah mereka.

"Kak, Bela nebeng juga boleh gak? rumahnya gak jauh dari rumahku kok."

Bela melebarkan matanya lalu mengumpati Arin dalam hati, Radya mengangguk tak perduli lalu melangkah lagi diikuti Arin dan Bela.

"Lo gila ya?!" bisik Bela pelan yang dibalas cengiran khas Arin.

"HAI RADYA" teriak Sherly keras dan berlari ke arah Radya.

Hayo masih inget Sherly gak ni?

Radya yang tadinya ingin membuka pintu mobilnya menoleh malas ke arah cewek dengan dandanan menor dan bando di kepalanya yang berlari ke arahnya.

"Gue mau nebeng dong."

"Gak bisa gue bareng mereka."

Sherly menatap tajam Bela dan Arin yang menunduk lalu menatap Radya lagi, "kenapa sih lo temanan sama orang miskin kayak dia?!" hina Sherly menunjuk Arin yang bersembunyi di belakang Radya.

Radya hanya diam menatap angkuh Sherly.

"Lo harusnya temenan sama gue yang sederajat sama lo, lagian kan papa lo sama bokap gue temanan."

"Lo gak takut di porotin apa sama orang miskin kayak gitu?!" ejek Sherly menatap rendah Arin dan Bela yang sama sama mengepalkan tangannya.

Radya menatap Sherly santai lalu membuka pintu mobilnya, "woy ayok! malah nunduk." Arin dan Bela mengangguk lalu memasuki mobil masih dengan menunduk karena Sherly menatap mereka tajam.

"Lebih baik gue temenan sama mereka dari pada sama lo, kenapaa?," Radya memberi sedikit jeda.

"Karena mereka cuma miskin harta, tapi lo miskin etika bahkan gak punya!" tekan Radya lalu masuk dan segera menjalankan mobilnya menjauhi Sherly yang menghentakkan kakinya kesal.

ALBIANWhere stories live. Discover now