Bagian 3

51.7K 5.7K 130
                                    

𝕰𝖝 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗 𝕴𝖓 𝖑𝖆𝖜

Dira dan Reno berdiri dengan kedua tangan saling bertautan. Hari ini, mereka akan melakukan liburan akhir pekan bersama.

Berdasarkan kehendak Reno, mereka akan berlibur ke pulau jawa. Tepatnya Yogyakarta, dimana Tante sekaligus Adik Mama Dira berada.

"Hati-hati disana, ini Reno dijaga ya?"

Dira mengangguk, ia memandang jengah Mama nya yang tak henti memberi wajenang agar ia tak lalai menjaga Reno. "Iya, Bu..."

"Ren, kamu yakin gak nangis? Gak akan kangen Mama atau Papa?" Tanya Wina.

Si kecil manis itu menggeleng. "Enggak, paling cuma kangen Papa. Nanti kalo kangen, Papa suruh nyusul ya?" Reno menoleh pada sang Papa yang sedari tadi diam.

"Pa? Ya? Nanti Papa nyusul ya kalo kerjaan Papa udah selesai?"

Bara mengangguk sekali. Dia memang berencana akan menyusul jika pekerjaannya disini telah selesai. Ngomong-ngomong soal Mama Reno. Perempuan itu pergi ntah kemana, Bara sudah tidak perduli lagi.

Selagi ia tak merugikan siapapun. Bara akan tetap diam sampai waktunya tiba.

"Yasudah, pesawat kami bentar lagi take off. Kami berangkat ya? Salam dulu Ren," Suruh Dira.

Selesai Reno, kini gantian Dira. Giliran ia dihadapkan pada Bara. "Dira pergi Mas."

"Iya, hati-hati Dek. Kalo ada apa-apa jangan sungkan telfon Mas ya? Nanti Mas kabarin kapan Mas bisa nyusul." Jawab Bara. Lelaki itu menatap Lekat gadis di hadapannya.

"Gak perlu nyusul Mas. Dira tau kerjaan Mas banyak.."

Bara menggeleng. "Enggak, pokoknya nanti Mas nyusul.. hati-hati."

Setelah selesai, Dira meraih tangan Reno. Kedua nya berjalan menjauh menuju pintu pesawat. Reno sesekali menoleh kebelakang melambaikan tangannya, serta melakukan Kissbye. Membuat orang disekitar dibuat gemas dengan tingkahnya.

"Jangan kangen sama Reno ya? Biar Reno ajaa." Bocah laki-laki itu berteriak sedikit kencang, diakhiri cengiran khas anak-anak nya.

***

"Ini rumah siapa, Nte?" Reno mengucek mata nya beberapa kali, selama perjalanan dari bandara hingga kerumah Tante nya, anak itu tertidur pulas.

"Rumah Mbah Rini. Nanti jangan nakal-nakal ya disana.."

"Iya, Reno anak baik Nte." Sahutnya. Reno memperhatikan Dira yang tengah berbincang dengan supir taksi menggunakan bahasa yang tak di mengertinya.

Dengan tangan kiri membawa koper, dan tangan kanan menggenggam Reno, Dira berjalan perlahan memasuki pagar rumah.

Tok

Tok

Belum sampai 3 kali ketukan, kedua nya disambut antusias pemilik rumah. "Oalah, Ra. Sudah lama kamu gak kesini, ayo-ayo masuk dulu.." Bude Rini, membuka lebar pintu rumahnya.

Didalam sudah ada Pakde Ari dan seorang anak lelaki yang mungkin kelas 3 smp. "Ayo, duduk dulu. Ga, ini tas Mbak mu di bawa kekamar yo."

"Nggeh, Buk.." Ga atau Arga anak dari Bude Rini membawa koper Dira dan Reno kedalam.

"Lho, iki anakmu?" Tanya Bude Rini.

"Bukan, ini Anak nya Mbak Ria.."

"Bude kira kamu udah Nikah gak ngundang-ngundang, Ndok. Sopo ki jenenge?"

"Ayo kenalin nama kamu, sekalian kasih salam sama Mbah.."

Reno berjalan pelan kemudian menyalami kedua nya. "Aku Reno Aldebaran, Mbah."

"Manggilnya siapa?"

"Reno."

"Oalah cucu ku. Ganteng banget ini." Kata Bude Rini.

Reno mengerejap lucu. "Kan Papa nya Reno ganteng, Mbah. Jadi kata Nenek, wajar kalo Reno juga ganteng.." Jelasnya dengan logat khas anak kecil.

Pakde Ari dan Bude Rini terkekeh, "Aduh, lucu nya Reno."

"Yasudah, istirahat aja dulu, ndok. Sudah malem.."

"Nggeh bude, makasih."

***

Dira terbangun karena mendengar dering telpon. Tangannya meraba dibawah bantal tempatnya meletakkan handphone.

Mata nya mengerenyit, sedikit menebak-nebak nama si penelpon, sebab mata nya belum terlalu fokus.

"Lho, Mas Bara." Bisik nya.

"Halo, Mas?"

"Dek, jangan pergi kemana-mana dulu ya? Mungkin jam 10 nanti Mas kesana.."

"Kenapa Mas?" Tanya Dira.

Terdengar helaan nafas dari seberang. "Cerita nya panjang, Mas bakal cerita kalo udah disana. Pokoknya jangan keluar, jangan buat status apapun di sosmed yang buat orang-orang tau keberadaan kamu. Kamu denger kan dek?"

"Iya, Mas.."

"Reno mana?" Tanya Bara.

"Reno masih tidur lah, Mas. Coba liat jam dulu, masih jam 5 tapi Mas udah telpon."

Bara terkekeh kecil. "Yasudah, maaf Mas mengganggu kamu. Lanjutin lagi tidurnya. Inget apa yang Mas bilang tadi. Mas matiin ya?"

"Hm."

Setelahnya, Dira tidak melanjutkan tidur seperti yang dikatakan Bara. Gadis itu lebih memilih melakukan sholat shubuh.

"Nte!" Dira menoleh, baru saja ia selesai melipat mukenah yang di pakai nya.

"Lho, kok udah bangun aja? Masih pagi lho," Dira mendekati Reno kemudian duduk disamping bocah laki-laki itu. Tangannya bergerak mengelus kepala Reno sayang. Andai dia yang bertemu Mas Bara terlebih dahulu, apakah Reno akan jadi anak kandung nya?

Dira meringis mengingat perlakuan kakak perempuannya terhadap Reno. Mbak Ria, belum pernah sekalipun melakukan tugas nya sebagai ibu. Dira tahu itu, karena itulah, Dira melimpahkan kasih sayang nya pada Reno. Agar Reno tak merasa kekurangan kasih sayang.

"Mau bobo lagi, pok-pokin ya nte?" Pinta Reno.

Setelah melihat Dira mengangguk. Reno segera merebahkan dirinya di samping Dira yang juga menghadap pada nya. Bocah laki-laki itu mendekap tubuh Dira dengan tangan kecil nya.

Dira mengecup sekali puncak kepala Reno. "Reno sayang, Nte!" Kata Reno.

"Nte lebih sayang kamu, Reno.."

"Kenapa bukan Nte aja, ibu nya Reno?" Bocah itu mendongak menatap langsung mata bening Dira.

"Udah ah, kata nya mau tidur?" Ujar Dira mencoba mengalihkan.

"Ayo dong, Nte aja yang jadi ibu Reno. Terus papa nya tetep Papa Bara. Ya Nte?"

Dira menepuk-nepuk punggung Reno sembari sesekali mengusapnya pelan. Membuat si kecil Reno memejamkan mata nya. Mudah sekali membuat Reno tertidur.

𝕰𝖝 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗 𝕴𝖓 𝖑𝖆𝖜

Ex Brother In Law [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora