Car

68.1K 2.3K 354
                                    



"Sayang,"

Haechan menoleh ketika tepukan pada bahunya berasal dari belakangnya. Ia menatap Renjun di belakangnya yang tengah memasang raut tersiksa.

"Kenapa?" Tanya Haechan khawatir. Habisnya lelaki itu kelihatan aneh dengan raut itu.

Renjun mengisyaratkan Haechan dengan gerakan tangan, dan tiba saja itu mampu membuat wajah di manis memerah menatapnya tak setuju.

Haechan menolehkan kepalanya ke depan, melihat jam dinding di kelasnya masih menunjukkan pukul 16:29. Haechan menoleh lagi pada Renjun yang masih menatapnya.

"Tunggu bentar lagi kenapa sih?!"

"Udah nggak tahan ini!"

Haechan menghembuskan nafasnya, ia menghadap ke depan tanpa memperdulikan kekasihnya yang merengek padanya itu. Ia kini kembali pada kesibukannya mencatat materi yang gurunya berikan di papan tulis.

Renjun menggaruk rambutnya, ia menatap jam dinding, lalu menghitung didalam hati.

4

3

2

1

Kriiingg....

Bell pulang berbunyi, Renjun tersenyum miring saat mendengar instruksi gurunya untuk segera mengemasi buku dan alat tulis.

Sejak bell itu berbunyi Renjun tak henti menatap kekasihnya didepan dengan smirk yang tercetak jelas di bibirnya.

Seusai mengemasi barang-barangnya, Renjun mengangkat tasnya sebelum pergi, kemudian berbisik pelan di telinga Haechan sebelum ia meninggalkan lelaki manis itu di kelas.

"Gua tunggu di mobil,"

Haechan merinding mendengar suara berat Renjun yang berbisik di telinganya. Kurang ajarnya pemuda itu masih sempat menjilat telinganya sebelum benar-benar pergi.

Dalam hati Haechan mengumpat,

'Susah punya cowok sange'an!'

•••

"Hm, gua suka nih, pantat lu makin montok, Chan. Makin enak di remes."

"Anghh," Haechan mendesah pasrah ketika kedua tangan Renjun menangkup bokong berisi nya yang hanya terlapisi celana dalam.

Posisinya yang menungging seperti ini dengan kedua tangan yang berpegangan pada pintu mobil membuat Renjun dengan leluasa menjamah tubuh bagian belakang Haechan.

Haechan memutar kepalanya, melihat Renjun dengan raut mesumnya terus saja menjamah bokongnya.

"Cepet masukin bego! Gua pengen cepetan pul-akhh!!" Haechan memekik, Renjun menampar pipi bokongnya dengan keras menghasilkan bercak merah tangan lelaki itu yang tercetak jelas di bokong sintal Haechan.

"Renjun!!"

"Sabar! Lu kayaknya udah mulai nggak sabaran ya, sekarang. Hmm, gua suka..."

Seringaian Renjun terlihat menyebalkan di mata Haechan. Pemuda manis itu menatap tajam pada pemuda tampan yang kini membuka paksa celana dalamnya.

Renjun membuka resleting celananya dan mengeluarkan benda kebanggaannya, lalu menggesekkan batang penisnya ke ujung lubang Haechan.

"Nghh, Njun! Jangan ma-AKHH BANGSAT SAKIT!!"

Haechan memekik sekencang mungkin, penis besar Renjun sudah sepenuhnya berada didalamnya. Ia sangat terkejut karena pemuda itu menghentakkan miliknya begitu cepat.

Renjun langsung menggoyangkan pinggulnya tanpa mengindahkan pekikan dan kalimat memohon Haechan. Bukannya berhenti sejenak ia malah di buat ketagihan dengan suara pekikan Haechan yang dapat menambah kesan panas diantara keduanya.

"Nghh, Chan! Sempit banget, ahh, sial!!" Renjun mencengkram pinggang Haechan kuat. Menghentakkan pinggulnya dengan kasar dan cepat. Mampu membuat si empu hampir menangis karena rasa nyeri pada bagian bawahnya.

"Njun ahh ahh, pelan pelan bangsat!! Ahh ahh, ouhh..."

"Ga mau, ahh, gua sukanya kasar sama Lo, grrmhh!! Shit! Lubang Lo, Chan, nghhh..."

Hentakkan pinggul Renjun semakin cepat, miliknya keluar masuk didalam lubang berkedut Haechan. Bunyi tabrakan kulit diantara keduanya menambah gairah masing-masing.

Haechan yang tadinya merasa sakit dan terus memekik, kini perlahan mulai merasa sedikit relaks. Pekikan nya tadi jadi di gantikan oleh desahan desahan indah yang dapat semakin menambah gairah seorang Huang Renjun.

Tangannya mencengkram gagang pintu, melampiaskan rasa nikmat ketika benda besar nan panjang milik Renjun terus mengenai titik terdalamnya.

"Ahh ahh, terus, ahh, enak Daddy. Ahh, disituhhh ouhh pelan pelan hiks..."

Renjun mengangguk, namun bukan untuk permintaan Haechan di akhir kalimatnya. Ia malah terus menusuk lebih dalam lubang Haechan membuat si empu merasa pusing dengan kenikmatan itu.

Dengan iseng satu tangan Renjun mengelus milik Haechan yang kecil, mengurutnya sejenak, lalu mengocoknya hingga cairan putih kental keluar membasahi tempat duduk mobil dan juga tangan pemuda China itu.

"Daddy belum kelar, baby, arghhh!!"

"Ng-ahh, makanya cepetan, ughh Renjun.... Anghh!"

Semakin kasar Renjun menyodok Haechan, tangannya yang semula berada di milik Haechan jadi kembali ke pinggang pemuda manis itu. Merasakan pelepasannya segera datang, Renjun menambah tempo genjotannya.

"Arghh, Chan!!"

Renjun mengeluarkan pelepasannya didalam, memenuhi lubang berkedut Haechan dengan sperma hasil kelakuan mesumnya. Ia mengeluarkan miliknya dari lubang Haechan. Membiarkan saja ketika pemuda manis itu terduduk lemas di kursi penumpang mobilnya.

Renjun membasahi bibirnya menatap pemandangan menggairahkan didepannya. Paha tan itu di basahi oleh sperma miliknya. Keadaan kacau Haechan yang begini membuatnya semakin lama semakin terjatuh kedalam pesona kekasihnya sendiri.

Ketika Haechan masih menghirup udara sebanyak banyaknya, Renjun mengecup kening Haechan dan menarik dagu si manis untuk mengecup bibirnya.

"Thanks, mbul~"

"Bangsat Lo!"











~End~

Ehe, gabut aja. Makanya bikin kumpulan os:")

Random || RenHyuckWhere stories live. Discover now