Criminal (Part 1)

1.5K 115 5
                                    

Gulf terdiam sembari menatap langit ruangan yang dihiasi ornamen cantik khas eropa dari tempat berdirinya ia saat ini, mengagumi keindahan ruangan megah yang baru pertama kali didatanginya. Gulf diajak oleh Joss—Tunangannya untuk menghadiri acara penting dari kalangan elite, awalnya Joss tidak ingin mengajak Gulf, tetapi orang tua Joss memaksanya untuk mengajak Gulf agar ikut menemaninya.

Sejujurnya Gulf sangat sedih melihat Joss yang sama sekali tidak memperdulikannya meskipun ia selalu berada disamping Joss, Gulf pun tidak dikenalkan oleh orang-orang yang sedang berbicara dengan Joss saat ini, Gulf benar-benar dianggap angin lalu.

Ketika Gulf sedang asik melihat-lihat, tiba-tiba saja Joss pergi meninggalkan Gulf ditengah kerumunan. Gulf sampai panik karena manik matanya tidak dapat menangkap sosok Joss dimanapun, Joss menghilang entah kemana. Akhirnya Gulf memutuskan untuk pergi ketoilet untuk menenangkan dirinya, setidaknya ia bisa terbebas dari suara bising yang sangat mengganggu telinga.

Dengan susah payah, Gulf melewati orang-orang yang sedang asik berbincang-bincang, hingga akhirnya Gulf sampai didepan toilet yang terletak diujung ruangan. Seketika Gulf menghembuskan napasnya lega lalu dengan segera ia melangkah masuk kedalam toilet.

Gulf menatap dirinya dicermin toilet, maniknya meneliti dirinya sendiri dengan seksama. Ia melihat bagian rambut, wajah, hingga pakaian yang ia kenakan saat ini, dalam benaknya ia membatin, 'apakah aku tidak cukup pantas berada disini dengan Joss?'

Sekejap Gulf menghembuskan napasnya berat, dadanya agak terasa nyeri saat pikiran buruk mulai menghina dirinya sendiri. Bukannya Gulf tidak bersyukur dengan segala hal yang Tuhan berikan, tetapi perlakuan Joss lah yang membuat Gulf menjadi semakin merasa tidak pantas bersanding dengan Joss. Meskipun hubungan mereka tidak didasari cinta, tetapi Gulf bahagia ketika kedua orang tua Joss meminta Gulf untuk bertunangan dengan Joss.

Walau pada akhirnya Gulf yang harus merasakan sakit karena Joss tidak pernah merasa jika mereka berdua memiliki hubungan, malah mungkin saat ini Joss sangat membenci Gulf karena waktu itu Gulf merasa begitu bahagia ketika teman kecilnya itu berhasil bertunangan dengannya.

Air mata mulai mengalir dipipi Gulf ketika ia mengingat berbagai macam rasa sakit yang Joss lakukan, setelah Joss mendengar kedua orang tuanya akan meresmikan mereka, Joss mulai merubah sikapnya kepada Gulf. Joss mulai kasar, ia sering membentak, meneriaki Gulf, bahkan memukul jika ia melihat Gulf melakukan kesalahan. Joss berubah 180 derajat.

Gulf mengusap pipinya yang basah, lalu menenangkan kesakitan hatinya melalui tarikan dan hembusan napas, lalu ia tersenyum sembari memandang dirinya dicermin. 'Semuanya akan baik-baik saja Gulf.. Joss pasti akan bisa menerima kamu suatu saat nanti.' Batinnya.

Ketika Gulf masih berusaha menenangkan dirinya, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan dorongan pintu kamar mandi yang terbuka lebar.

BRUKK

Gulf refleks menoleh kearah suara, lalu ia melihat dua laki-laki dengan rambut dan pakaian yang sama-sama berantakan. Mereka menatap Gulf sangat panik. Kedua lelaki itu kelihatan seperti habis bercumbu, karena hal itu bisa ditebak dari banyaknya saliva yang menghiasi area bibir mereka.

Seketika Gulf terperanjat, "Joss.. Luke.. ka-kalian..." Ia mengucap terbata.

"Gulf!!" Joss mengujar panik.

"BRENGSEK!" Gulf berteriak memaki.

Belum sempat Joss melanjutkan kata-katanya, Gulf langsung meninggalkan mereka didalam toilet. Gulf berjalan cepat kearah belakang gedung, ia terus berjalan tanpa arah. Dipikirannya saat ini, ia hanya ingin pergi dari hadapan Joss dan Luke yang mungkin saja sedang menertawai Gulf karena telah meneriaki umpatan kepada mereka.

The Last ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang