19

171 20 4
                                    

"Udin ... Udin, lo kagak ada kerja samanya gitu sama gue? Kalau mau pipis itu dari tadi kek pas pelajaran buk Maria, ini orang lagi enak-enak makan di kantin lo ngajakin gue ke toilet!" Alle meresleting kembali celananya, ia berjalan keluar toilet sambil mengoceh tak jelas dengan mata yang terus melirik ke bawah.

"Siapa Udin?"

"ANJING!" umpat Alle yang tekejut melihat Budi sudah berada disisi kanannya.

"Ouh, jadi Udin anjing?"

"BABI!" Alle mengelus dadanya, rasanya ia bakalan terkena penyakit jantung jika terus dikagetkan dengan kedatangan orang-orang secara tiba-tiba, seperti Abi yang muncul disisi kirinya.

"Jadi Udin anjing atau babi?" tanya Abi lagi sambil merangkul pundak Alle.

"Bukan, udin adek gue," ujarnya sambil mendelik kearah bawahnya. Abi dan Budi hanya manggut-manggut saja dengan bibir membentuk huruf O.

"Tumben banget gandengin gue, ada apa nih?" Alle merasa janggal dengan tingkah keduanya, sebab mereka tak pernah sedekat ini. Walau pun saling kenal mereka jarang bertegur sapa.
Abi dan Budi tersenyum manis kearah Alle, dengan alis yang naik turun itu semakin membuat Alle merasa curiga. Namun, Alle tetap pasrah dan ikut kemana Abi dan Budi membawanya.

****

Jika mendengar kata gudang sekolah mungkin dipikiran para murid adalah tempat dimana barang-barang usang tersimpan, namun tidak dengan gudang sekolah SMA Bhineka. Gudang sekolah yang kumuh dan penuh dengan debu itu disulap menjadi jauh lebih mencekam dan menyeramkan bagi para musuh-musuh Caramel cs.

Seperti saat ini. Alle hanya bisa meneguk liurnya dan menyeka keringat dingin yang terus keluar dari pori-porinya. Alle menatap takut satu persatu mata mereka yang sedang menatap ia dengan horornya. Meja-meja kayu yang sudah tak terpakai tersusun rapi dibelakangnya, ia terduduk di tengah-tengah gudang dengan satu meja sebagai penghalang antara dirinya dan Kavin.

Kavin duduk di depan Alle, dikedua sisinya berdiri Cara dan Bella, sedangkan Budi dan Abi berada dikedua sisi meja.

"Guys, sebenernya kita mau ngapain sih di gudang?" Alle memberanikan diri bertanya kepada mereka.

"Gak usah basa-basi, kasih tau kita siapa Tiara? Apa hubungannya sama Ve?" ujar Cara mengintrogasi.

"Wah, wah, jadi kita ngumpul di gudang gini cuma mau ngomongin si Tiara sama Ve?"

"Udah dibilang gak pake basa-basi!" Alle meneguk salivanya keluh, ia benar-benar tercekat mendengar suara dingin dan rendah Kavin, ini baru pertama kalinya ia melihat raut serius dari kelimanya. Ternyata benar rumor yang mengatakan bahwa orang yang suka bercanda akan menyeramkan ketika sedang mode serius.

"Maaf bro, tapi gini-gini gue ada dipihak Ve!" tutur Alle mencoba setia kawan.

"Lu memang ngeselin ya Le, lo tau gak setiap orang yang masuk ke gudang ini keluarnya kagak ada yang selamat, lo satu-satunya orang yang kami spesialin kayak martabak," ujar Abi yang sudah bosan disituasi seperti ini.

Budi mengepalkan kedua telapak tangannya. "Sekarang lo mau cerita dan keluar dengan muka mulus, atau lo mau milih tangan kanan masuk ICU atau tangan kiri jumpa malaikat maut?" ucap Budi sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Kagak bisa damai-damai aja gitu? Gue bukannya gak mau cerita tapi gua gak tau apa‐apa—ARRGH!"

"Aishh ...." suara desisan itu keluar dari mulut empat orang didepan Alle. Mereka ikut meringis melihat cap merah di pipi mulus Alle.

"BELLAAA!!!, kalo lo mau ngapa-ngapain kasih kode dulu kek sama kita. Walau pun udah sering liatnya kan gue tetep kaget, ini jantung cuma ada satu loh, kalo gagal jantung gak ada jantung lainnya!" teriak Abi yang shock melihat kecepatan tangan Bella yang mendarat di pipi Alle. Alle yang ditampar oleh Bella hanya bisa mengelus pipinya yang memanas.

Vanderer [TAMAT]Where stories live. Discover now