RTF||Sekolah

130 69 48
                                    

Drrtt.. drrttt..drrtt

Suara handphone milik gadis berambut hitam sebahu itu berbunyi kencang, pertanda bahwa ada yang menelpon. Gadis itu sesegera mungkin mengangkatnya.

"Halo,Ra," suara telepon dari seberang sana. Tentu saja gadis itu sudah tau siapa itu. Detailnya, laki laki itu adalah Efran sahabat karib nya.

"Iya, Ran. Kenapa?"

"Berangkat kesekolah bareng ya,"

"Bentar ya, Ran. Gue lagi siap siap," jawab Naura sambil merapikan kepangan rambutnya. Ya, dia Naura.

"Oke, Ra. Aku berangkat sekarang ke rumah lo ya. Bye Naura."

Tut..tut..tut..

Kemudian panggilan keduanya terputus.

Naura berlari kebawah menuruni anak tangga rumahnya. "Mah," panggilnya.

"Ra, makan dulu," titah wanita paruh baya itu. Dia itu Karin, ibu Naura.

"Efran udah dateng jemput Naura mah, jadi nanti takut telat," jawab Naura sambil meminum susu segelas dari meja makan.

"Yaudah deh. Bilang sama Efran nanti kalo di jalan jangan ngebut ya," pesan Karin.

Kemudian suara klakson mobil terdengar jelas dari depan gerbang rumah Naura.

"Iya, mah. Yaudah Naura mau berangkat kesekolah dulu ya," pamit Naura sambil mencium punggung tangan Karin.

"Hati-hati, Ra," lanjut Karin.

Naura langsung berlalu lari ke luar rumahnya, dan menemui Efran di sana.

Efran sudah siap dengan mobilnya dan Naura langsung menaiki mobil Efran.

"Ra, negebut gak nih," tanya Efran dengan santainya.

"Ya ngebutnya lah. Kita udah hampir telat," ucap Naura yang langsung diangguki oleh Efran.

Kemudian Efran langsung menancapkan gas mobilnya.

"Emang lo gak takut, Ra?" tanya Efran sambil menyetir.

"Takut kenapa?" tanya Naura balik.

"Ngebut," jawab Efran.

"Kalo ngebut emang kenapa, kan biar cepet sampe juga,"

"Biasanya kan lo gak suka kalo gue ngebut," gumam Efran yang masih bisa di dengar oleh Naura.

Naura hanya diam tidak lagi menjawab perkataan tidak penting Efran. Lagian ini juga udah mau telat, ya harus ngebut lah.

Di tengah perjalanan, Efran hampir saja menabrak pengendara lainnya, yang membuat Naura kaget setengah mati.

Secepat mungkin Efran langsung mengerem laju mobilnya.

"Astagaaaa!! EFRAN!! lo mau ngajak gue mati? Hmm?," marah Naura.

Efran pun langsung melihat ke arah Naura yang sudah memegang dadanya pertanda mengecek apakah dia sudah mati atau tidak.

"Ra, lo gakpapa?" tanya Efran memastikan keadaan Naura apakah masih baik-baik saja.

"Ran, lo mau ngajak gue mati?" sinis Naura.

"Nggak, Ra. Kan gue tadi nanya kalo kita ngebut gakpapa kan, trus lo jawab "gakpapa" jelas Efran.

"Yaudah, yok jalan lagi," decak Naura.

"Lo gak kenapa-napa kan, Ra? Abisnya gue takut lo kenapa," ungkap Efran yang langsung dijawab "gakpapa" oleh Naura.

Kemudian Efran pun langsung melajukan mobilnya kembali.

o0o

Setelah sampai di sekolah, Efran memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.

Naura kemudian turun dari mobil Efran.

Mereka berdua pun berjalan memasuki gerbang sekolah. "Ra, lo bawa bekal gak?" tanya Efran.

"Emm, enggak. Tadi gue bangunnya kelamaan, jadi gak sempet ngisi bekal," ujar Naura. Efran pun sudah maklum dengan Naura. Ia jelas tau kalau Naura bangunnya lama. Hingga makan pun tak sempat.

Mereka melanjutkan jalannya hingga tibalah Efran dan Naura di kelas XII IPA 3. Kelas Naura.

Memang seperti ini lah. Pagi-pagi, Efran selalu mengantar Naura ke-kelasnya. "Udah nyampe noh. Belajar yang baik," pesan Efran.

Naura mengangguki ucapan Efran. Baginya, pesan Efran selalu membuatnya semangat untuk belajar. Bukan karna ia senang belajar. Tapi karna Efran berjanji kalo Naura juara, ia akan memberi Naura hadiah. Itulah yang di nanti Naura. Tapi sayangnya, hadiah itu diberi kalau Naura juara saja. Makanya Naura berusaha.

"Gue masuk kelas dulu ya," pamit Efran pada Naura. Naura pun mengangguk.

Efran kemudian berjalan menuju ke-kelasnya. XII ipa 2.

Di sana, ia sudah di sambut dengan ketidak enakan. Di sana nanti sudah ada temannya, Ardi, Noval, Bima, dan Tama.

Apa-apaan ini? Ia membenci temannya sendiri? Kamu tau karna apa? Karna memang temannya itu bobrok, hanya Efran saja yang waras. Fix.

"Wess, bang Efran dah dateng euy," seru Bima alay.

Efran hanya memutar bola matanya malas. "Jijikk." Gumamnya.

Efran duduk di bangkunya tepatnya di pojok kiri belakang.

Efran? Ya dia menjabat sebagai anggota OSIS di sma teladan bangsa. Hanya anggota bukan ketos ataupun waketos. Oke.

Selain itu dia juga menjabat sebagai sekretaris di kelasnya. Jarang banget sih ada laki-laki yang menjabat sebagai sekretaris. Tapi beda dengan Efran, walaupun menyebalkan, tapi dia pintar dan punya attitude. Bukan seperti cowok-cowok wattpad lainnya:v

"Kemaren ada tugas di kasih sama ibu Nurti. Kumpulin sekarang," titah Delli. Delli itu cewek yang menjabat sebagai ketua kelas tepatnya di kelas Efran.

Efran sesegera mungkin membuka tasnya dan mengeluarkan buku tugas itu.

Sedangkan Ardi, Noval, Bima dan Tama sama sekali tidak mengetahui apa tugas dan apa yang harus di kerjakan. Mereka itu hanya bisa menyontek kepada Efran.

Efran hanya bisa pasrah jika tugasnya di jadikan sebagai contekan pada manusia bodoh ini.

"Ran, bagi tugas," seru Tama santai.

Efran pun melemparkan buku itu tepat di meja Tama dan Bima. Sedangkan Noval dan Ardi mengerjakan secara masing-masing.

oOo

Jangan lupa untuk vote & komen.
Baibai, sampai jumpa di part selanjutnya!! $emoga harimu menyenangkan!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ingat RasaWhere stories live. Discover now