"masyah Allah..cantik nya putriku"
Puji ibu ketika aku mengenakan gamis biru muda sedikit ngambang dan panjangnya menutupi kaki juga tanganku. Ini gamis pemberian ayah sedikit tidak nyaman bagiku yang pertama kali mengenakannya tapi sebisa mungkin aku menyamankan nya.
Hari ini aku dan ibu akan pergi ke butik mencari gamis untukku dan masih banyak lagi yang perlu aku beli.
"Ibu jangan terlalu memuji Riani seperti ini nanti Riani bisa terbang dan tidak turun lagi" canda ku merangkul ibu
Kapan lagi aku bisa bercanda seperti ini bersama ibu, dulu aja aku sering kali menghindar setiap kali ibu ingin dekat dengan ku dan sering kali aku mengabaikannya dan lebih mementingkan para teman ku di luar sana.
Oh ya mengenai temanku selama ini yang menjadi panutan, sudah aku putuskan untuk menjauh dari mereka dan tidak mengontak mereka lagi karna aku ingin berubah jika tetap bersama mereka aku tidak akan bisa berubah.
Mengingat bagaimana cara mereka bergaul yang sangat aku pahami selama ini tanpa ada nya batasan antara pria dan wanita bahkan lebih parah nya lagi adanya hubungan intim tanpa ada ikatan pernikahan di antara kedua.
Syukur dan Alhamdulillah meski aku nakal dan suka berpenampilan seksi aku tidak melakukan semua itu selain pelukan dan cipika-cipiki itu saja dan sering nya pergi club' juga minum alkohol itu sudah jadi kebiasaan pergaulan kami. Ini lah surga nya dunia malam bagi orang seperti kami.
Tapi sekarang aku merasa jijik setiap kali mengingat nya dan tidak tahu sudah berapa banyak orang melihat juga menyentuhku selama ini. Astagfirullah, ampuni semua kesalahan hamba mu ini ya Allah..
Kami sampai di butik langganan ibu selama ini, saat masuk kami di sambut oleh wanita kelihatan seumuran dengan ibu tapi wajahnya kelihatan lebih mudah dari ibu dan saat memandangi nya aku merasa nyaman juga wajahnya kelihatan bercahaya gitu.
Dulu waktu aku SD pernah guru agamaku mengatakan jika orang yang selalu berwudhu dan menjaga wudhu nya wajahnya akan terlihat bercahaya seperti nya guru ku mengatakan hal benar.
Bolehkan aku iri melihat nya dan berharap suatu hari wajah ku akan bersinar seperti ini juga.
"Sayang..kenapa?" Suara ibu menyadarkan ku
"Tidak apa-apa Bu..aku cuma terkesima melihat Tante ini sangat cantik di usia sama dengan ibu" kata ku jujur
Dan aku lihat Tante itu juga ibu ku tertawa mendengar perkataan ku,emang nya ada yang lucu? Perasaan aku mengatakan yang sebenarnya .
"Kamu bisa aja mujinya..di bandingkan kamu saya bukan apa-apa.." kata Tante yang belum aku tahu siapa nama nya
Seperti mengetahui kebingungan ku "kamu pasti sudah lupakan, ini Tante Sanah yang dulu sering main kerumah dan kamu sering ikut Tante sana setiap kali pergi liburan." Kata ibu
Aku semakin bingung dan tidak mengingatnya sama sekali tentang masa kecil ku apalagi Tante Sanah ini.
"Jelas kamu tidak ingat waktu itu kamu masih sangat kecil dan setiap kali Tante datang ke rumah kamu, kamu nya selalu gak ada. Karna itu kita tidak pernah bertemu" jelas Tante Sanah..
Lagi, ini kesalahan ku yang terlalu asik dengan duniaku sendiri.
"Riani tidak tahu Tante..ini butik Tante ya"Aku lebih baik mengganti topik dari pada kebingungan kepanjangan. Seolah tahu aku sengajah mengganti topik Tante Sanah tidak marah justru mengajak aku berkeliling butiknya besar dan luas dan banyak kali gamis nya saat melihatnya ingin sekali aku membeli semuanya.
"Tante sudah mendengar semua cerita tentang kamu dari ibu mu, awalnya Tante sedih melihat kamu berubah dari anak yang manis jadi nakal dan Tante selalu berdoa pada allah agar kamu segera berubah.'
Kata Tante sanah saat kami berhenti di sebuah ruangan santai kalau di perhatikan , aku cukup terkejut ternyata Tante Sanah mengetahui sikap buruk ku selama ini tapi aku tidak melihat raut penghinaan di wajahnya selain kesedihan dan penyesalan disana.
Apa segitu besar Tante Sanah menyayangi ku, betapa bodohnya aku tidak menyadari semua ini dari orang yang menyayangi ku.
"Aku telah mengecewakan banyak orang selama ini termasuk ibu, aku sudah sangat menyakitkan perasaan nya tapi ibu begitu memaafkan semua kesalahan ku. Menurut Tante apa aku bisa berubah seperti Tante dan ibu"
Aku menunduk tidak berani menatap Tante Sanah , rasa malu dan bersalah tidak aku pungkiri.
"Setiap ibu pasti memaafkan setiap kesalahan anak nya begitu juga Tante yang sudah anggap kamu seperti anak Tante sendiri dan Tante yakin kamu pasti bisa berubah jauh lebih baik dari Tante juga ibu kamu. Asal kan kamu tidak goyah di jalan yang kamu pilih sekarang, kamu sudah tahukan seberapa banyak rintangan yang akan kamu hadapi kedepannya"
Tante Sanah mengelus pelan kepala ku , suaranya begitu lembut dan menyejukkan hati ku sempat kacau tadi. Yang Tante Sanah katakan ada benarnya masih banyak rintangan bagi ku yang berjalan di jalan ini.
"Aku tahu tante, aku tidak akan goyah apalagi menyerah di tengah jalan. Sesulit apapun itu aku pasti melewati nya bersama ibu juga Tante. Mau kan Tante ikut bersama Riani menjadi lebih baik"
"Tentu saja Tante mau..nanti Tante akan sering ajak kamu ke tempat yang bisa memberikan banyak motivasi untuk kamu."
"Terimakasih Tante, sekarang aku tidak sendiri lagi di jalan ini" aku memeluk Tante Sanah di bales Tante Sanah juga.
Dengan di bantu Tante Sanah aku mendapat banyak gamis dan kerudung yang cocok untukku. Aku juga banyak belajar dari Tante Sanah apa saja dan hal apa saja yang perlu aku perhatikan.
Selama di sana aku banyak mendapat manfaat dari shering bersama Tante sana dan Tante juga memperlihat banyak video motivasi bagiku yang semakin buat aku yakin untuk terus berjalan.
Ternyata belajar agama itu tidak seburuk yang aku banyakan apalagi membosankan seperti selama ini aku pikirkan. Heh dasar aku nya saja yang males dan selalu melewati nya.
Usai sholat bersama di butik Tante sanah dan makan siang bersama aku bersama ibu pamit pulang. Sampai di rumah aku melihat sebuah motor terparkir depan rumah dan aku mengenali nya.
'Mau apa dia kemari' batinku.
"Itu teman kamu kan..samperin gih, ibu masukkan mobil dalam garasi" kata ibu
Aku menggeleng menolak turun tidak ingin bertemu dengan dia. Ibu mengulas senyum padaku dan berkata" tidak boleh gitu sayang, gimana pun juga dia adalah teman kamu baik buruk nya dia tetap teman kamu, ini langkah pertama yang harus kamu ambil, ibu yakin kamu bisa"

YOU ARE READING
Hijrah Ku
SpiritualBerawal dari sebuah mimpi yang mendatangi Nya Khairani yang disapa akrab Riani, mulai mengubah cara berpenampilan nya jauh ke agamis yang biasa dia hindari dan pandang hina mereka yang berpenampilan agamis. Sampai hidayah yang datang dalam mimpinya...