Day 3

113 9 32
                                    


"Yabu-kun?" jawab Daiki pagi itu setelah mengangkat panggilan yang masuk ke dalam ponselnya. Ia tengah menyantap sarapan bersama dengan Ryosuke ketika ponselnya berdering.

"Halo, Dai-chan. Maaf. Sepertinya kami tidak bisa memperpanjang izinmu lebih dari ini. Hari ini manager meminta kita berkumpul di studio rekaman untuk membicarakan aransemen musik lagu single baru kita, dan beliau mengharuskanmu untuk datang."

Suatu hal yang tidak aneh jika para member dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk aransemen musik lagu-lagu mereka. Terkadang Hikaru dan Daiki diminta secara khusus serta diberi kepercayaan lebih dalam mengurus aransemen beberapa lagu. Daiki tidak pernah menolak karena memang dirinya merasa senang melakukannya. Namun kali ini, hatinya benar-benar ingin mengatakan 'tidak'.

Matanya menoleh ke arah Ryosuke yang dengan pipi chubby-nya masih sibuk mengunyah sarapan.

"Tapi...."

"Kami tahu kau pasti khawatir jika harus meninggalkan Ryosuke sendirian. Oleh karena itu, manager bilang beliau akan menggantikanmu menjaga Ryosuke."

Ohーoh... Tawaran buruk.

"Tidak usah! Biar...aku yang bicara pada Ryosuke. Emm... aku tidak yakin dia mau ditemani oleh orang lain," ucap Daiki dengan kebohongannya yang spontan. "Tenang saja. Aku akan datang, dan sampaikan pada manager untuk tidak perlu datang ke apartemen Ryosuke."

"Begitukah? Baiklah."

Setelah ia menutup panggilan itu, ia melepaskan napas panjang sambil menyandarkan punggungnya.

Aku harus bagaimana?

"Ada apa, Dai-chan?" tanya anak kecil itu penasaran saat melihat air muka Daiki yang berubah suram.

Mereka bertukar pandang untuk sesaat sebelum akhirnya Daiki mengusap pipi Ryosuke sambil berkata halus, "Ryosuke, aku.... harus kembali bekerja."

Mata anak kecil itu membulat. "Lalu... apa Dai-chan akan meninggalkanku sendiri di sini?"

"Hhh... itulah yang membuatku bingung." Lagi-lagi ia menghela napas panjang untuk kedua kalinya. "Apa kau sanggup menjadi anak baik dan menungguku di sini hingga aku pulang, Ryosuke?"

Linangan air mata mulai menggenang di kelopak mungil itu. Sejujurnya, Daiki sudah memprediksi reaksi Ryosuke itu. Ia hanya ingin mencoba bertaruhーsiapa tahu keajaiban terjadi dan Ryosuke berani untuk ditinggal sendirian di rumah.

Sepertinya memang tidak ada cara lain selain membawanya. Lagi pula aku tidak bisa selamanya menyembunyikan kondisinya. Mereka berhak tahu.

Ia menyeka air mata yang hampir tumpah di pipi lembut anak itu. "Tenang. Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri di sini. Bukan pria sejati namanya jika tidak bisa memegang janjinya sendiri."

Ekspresi Ryosuke berubah senang dalam sekejap. "Aku boleh ikut?!"

Daiki hanya menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum lembut. Hahaha... dasar Drama King.

"Terima kasih, Dai-chan!!!" serunya seraya turun dari kursinya lalu menghampiri Daiki dan memeluknya.

"Tapi ingat! Kau harus dengarkan kata-kataku."

"Un!!"

Senyum hangat mengembang di wajah keduanya.

"Yosh! Apa sarapanmu sudah selesai?"

"Sudah!!"

"Kalau begitu, bersiaplah sementara aku mencuci piring ini. Jangan lupa kenakan jaketmu,"

Unlock to LockWhere stories live. Discover now