18. Perhatian lebih

2.3K 572 74
                                    

Bismillah up, jangan tidur malem nanti ngantuk sahurnya. Jangan lupa istighfar dan sholawat ya🥰

Karna ada sesuatu dari dirimu yang membuatku semakin jatuh lebih dalam. Kalau kata Zaid, peletnya kuat bos.

18. Perhatian lebih

Flasback saat di masjid

"Lo kasmaran sih, gue baca buku harian lo kemaren. Bukannya apa nih, gak sengaja itu. Gue kira buku cinta-cintaannya Bagas. Rupanya buku cinta-cintaannya lo," goda Zaid saat mereka hendak pergi untuk sholat ashar.

Legi memandang wajah Zaid yang seakan mengejeknya. Mengerlingkan matanya kearah Zaid. Lagian kenapalah sepupunya ini harus kesini sih!

"Lo ngapain kesini?" tanya Legi mengalihkan pembicaraan.

Zaid menggigit bibirnya sambil mengedipkan matanya beberapa kali kepada Legi, membuat Legi merinding.

"Aaa Mas Legi ih udah mulai kasmaran lagi, mana sama bocah pula. Nanti punyanya Mas Legi kejepit atit tau, mending sama aku aja ayok!"

Legi menatap Zaid horor, apakah sepupunya perlu dibawa kerumah sakit jiwa tempat asal Zaid dulu?

"Zaid, lo gak gila kan?" tanyanya lagi. Punggung tangan Legi menempel di kening Zaid, dan terasa hangat.

"Lo demam Zaid, mending ke dokter hewan gih. Ntar keburu penyakit rabies lo nular Zaid!" suruh Legi.

Zaid yang awalnya hendak menggoda Legi dengan suara manjanya langsung merubah ekspresi wajah. Datar.

"Gila lo, gue disamain sama gukguk!" ungkapnya tak terima.

Legi tertawa, " Yaiyalah, coba tanya anak lo sana suara hewan. Kemaren gue test jawabannya sama kek jawaban Satria jawabin PR Bagas, terlalu di luar logika!"

Zaid mengernyitkan dahinya, antar percaya dan tidak. Dirinya tau otaknya ini yang sudah dibeli oleh Aisyah tidak seberapa pintarnya, tapi masa iya keturunannya ngikut?

"Masa sih?" tanya Zaid dengan ekspresi serius memandang wajah Legi. Legi menghela nafasnya pelan, emang Zaid tipikal orang yang tidak mudah percaya. Tapi sekalinya percaya, ya bahlul. Perusahaan pun hampir lenyap.

Zaid masih tetap memandang Legi dengan tatapan tak percaya meski Legi sudah menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Emang Zaira bilang apa pas ditanya bunyi hewan?" tanya Zaid kepo.

"Tanya aja sendiri sama anak lo, di tes. Kucing suaranya gimana, sapi suaranya gimana. Dan seterusnya, gitu!" suruh Legi dengan emosi.

Zaid akhirnya mengangguk, baiklah. Ia akan mengetes Zaira sekarang. Baru saja Zaid hendak menemui putrinya, suara adzan terdengar.

"Ayok sholat," ajak Legi kepada sepupunya itu. Zaid menggeleng pelan, masih adzan pikirnya. Ia harus membuktikan perkataan Legi dulu!

"Mau nanya Zaira dulu bentar, duluan aja. Gue nyusul nanti pake turbo,"

"Oke, gue duluan. Tolong ambilin sajadah gue dulu," suruh Legi lagi. Mata Zaid menatap Legi sinis.

Tepung Legi In Love [ End ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora