🖤11🖤

415 44 0
                                    

Keesokan harinya Chanyeol datang menemui Sehun ia langsung masuk kedalam rumah Sehun dengan emosi yang sudah ke ubun-ubun.

"BRENGSEK"-maki Chanyeol ia langsung melayangkan pukulannya mengenai wajah Sehun. Terlihat ada darah di sudut bibir Sehun.

Chanyeol menarik kerah baju Sehun.

"APA MAUMU HAH!!"-tanya Chanyeol emosi.

Sehun mengerti maksud Chanyeol pasti ia sudah mengetahui semuanya.

"Hyung aku mau kita bicara baik-baik"-ucap Sehun.

"CK TIDAK SUDI AKU BERBICARA DENGAN SEORANG ANAK PEMBUNUH SEPERTI MU!!"-bentak Chanyeol.

Sehun mulai tersulut emosi ia menatap marah kearah Chanyeol.

"CUKUP!!"-balas bentak Sehun.

"Wae kau mau marah tapi itu kenyataan nya sialan"-ucap Chanyeol ia memandang remeh Sehun.

Sehun melayangkan pukulannya di wajah Chanyeol dan terlihat darah yang mengalir di ujung bibirnya.

"Aku bisa jelaskan semuanya"-ucap Sehun dingin dan datar.

"Apa yang perlu kau jelaskan hah semuanya sudah jelas dan satu lagi BERANI-BERANINYA KAU MENYAKITI SEJEONG ADIK YANG PALING AKU SAYANGI"-teriak Chanyeol di hadapan Sehun.

"Bahkan kau selama ini menipunya ck ck ternyata kau sangat licik ya Ooh Sehun"-ucap Chanyeol menggeleng tak percaya.

"Dan satu lagi aku mendukung keputusan Sejeong untuk bercerai dengan mu dari pada ia harus terikat dengan penipu seperti mu"-lanjut Chanyeol dan hendak pergi meninggalkan rumah Sehun.

"ITU TIDAK AKAN PERNAH TERJADI PARK CHANYEOL"-teriak Sehun yakin.

"Ck yakin sekali kau"-ucap Chanyeol remeh.

"Iya aku yakin sangat yakin"-balas Sehun tegas dan yakin.

"Terserah"-ucap Chanyeol dan pergi meninggalkan rumah Sehun.

Skip beberapa hari kemudian, Sejeong sudah mengajukan surat perceraian nya terhadap Sehun mereka akan melakukan sidang.

Sehun kini tengah terbaring lemah di atas tempat tidurnya, Sehun demam karena beberapa hari ini ia jarang makan dan sibuk akan pekerjaannya sampai lupa untuk istirahat.

Drrrtttt...... drrrtttt.....
Sejeong segera mengambil telfonnya melihat siapa yang menelfon. Sejeong kelihatan bingung karena yang menelfon adalah ahjumma yang bekerja di rumah Sehun, ia lantas mengangkat panggilan tersebut.

"Yeobseo ahjumma"-sapa Sejeong ramah.

"Nee yeobseo nyonya"-balas ahjumma.

"Ada apa ahjumma menelfonku"-tanya Sejeong.

"Begini nyonya tuan Ooh...."-ucap ahjumma ragu.

"Ada apa dengan Sehun"-tanya Sejeong yang mulai penasaran.

"Tuan Ooh demam nyonya"-jawab ahjumma khawatir.

"Apa Sehun demam"-tanya Sejeong terkejut.

"Nee nyonya bisakah kau kesini nyonya karena dari tadi saya sudah menaruh makanan di depan pintu kamar tuan Ooh tapi belum di makan sama sekali dan tuan Ooh selalu menyuruh saya menaruhnya makanannya di depan pintu nyonya"-jelas ahjumma.

"Dan tuan Ooh juga akhir-akhir ini jarang sarapan nyonya"-jelas ahjumma lagi.

Sejeong terdiam mendengar penjelasan ahjumma ada raut khawatir di wajah Sejeong.

"Bisakah kau kesini nyonya saya mohon kasihan tuan Ooh"-pinta ahjumma lembut.

"Nee aku akan kesana tunggu aku nee ahjumma"-ucap Sejeong dan langsung mematikan telfonnya.

Ahjumma tersenyum mendengar Sejeong akan kemari.

Sejeong segera mengganti bajunya dan bersiap menemui Sehun.

Skip Sejeong sudah sampai di rumah Sehun ia langsung menaiki tangga menuju kamar Sehun.

Ceklekkk....
Sehun bangun dan hendak melihat siapa yang datang.

"Sudah ku bilang bukan taruh saja maka---"-ucapan Sehun terputus kala melihat Sejeong yang datang.

Sejeong mendekat kearah Sehun ia bersedekap dada dan menatap tajam Sehun.

"Sejeong"-ucap Sehun pelan.

"Iya ini aku Sejeong"-balas Sejeong sedikit marah.

"Aku sudah dengar semuanya dari ahjumma kau ini apa-apaan sih Sehun makan tidak teratur jarang sarapan dan apa lagi lupa untuk istirahat karena sibuk bekerja, dan sekarang apa kau sakit sekarang"-omel Sejeong marah.

Sehun menundukkan kepalanya ia tersenyum kecil jujur ia merindukan suara Sejeong.

"Sekarang kau harus makan tidak ada penolakan"-perintah Sejeong tegas.

Ia mengambil nampan yang berisi makanan ia menyuapkan makanan tersebut kedalam mulut Sehun secara lembut. Sehun makan dengan lahap sampai suapan terakhir.

Sejeong memberikan Sehun segelas air putih dan obat, Sehun langsung meminum obat tersebut.

Setelah selesai makan Sejeong membereskannya dan ia masuk kembali kedalam kamar Sehun.

"Bagaimana apa sudah mendingan"-tanya Sejeong.

"Ya sudah"-balas Sehun.

"Syukurlah"-ucap Sejeong.

"Sejeong-ah"-panggil Sehun.

"Ne"-jawab Sejeong.

"Gomawo sudah mau datang dan merawat ku"-ucap Sehun tersenyum.

"Ne cheonma-yo"-balas Sejeong.

"Sejeong-ah apa kau akan tetap menceraikan ku"-tanya Sehun.

Sejeong terdiam beberapa saat.

"Aku tahu Sejeong-ah sangat sulit untukmu memaafkan ku tapi tidak kah ada kesempatan untukku, setidaknya satu kali saja"-mohon Sehun ia menggenggam tangan Sejeong dan menatap nya sendu.

"Mungkin kau bisa meragukan cinta ku padamu tapi jujur aku tulus mencintaimu sangat tulus tanpa terkecuali"-ucap Sehun.

"Kau tahu tidak pernah terbayangkan oleh ku untuk menikahi mu, karena berpikir aku bisa mengawasi mu secara diam-diam tanpa harus mengikat dirimu ke suatu pernikahan"-jelas Sehun.

"Tapi karena aku sibuk jadi aku memutuskan untuk menikahimu dengan kebohongan, aku juga pernah berkata biarlah aku yang menanggung semuanya biarlah rahasia itu hanya aku yang mengetahui dan aku berharap rahasia itu tidak pernah terbongkar"-lanjut Sehun.

Sejeong akhirnya membuka suara.

"Kenapa kau melakukan semua itu dan mau menanggung semuanya"-tanya Sejeong ia menatap Sehun sendu.

"Setelah nya aku sadar kalau aku melakukan itu karena permintaan appa mu tapi itu juga karena aku mencintaimu Sejeong-ah"-jawab Sehun tersenyum tipis.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri Sehun tanpa dirimu"-ucap Sejeong.

"Arra"-balas Sehun.

"Sejeong-ah appa ku pernah meminta suatu hal padaku sebelum ia pergi"-ucap Sehun.

"Mwonde"-tanya Sejeong.

"Appa ku ingin meminta maaf padamu karena sudah membunuh appa mu"-jawab Sehun.

Sejeong terdiam.

"Apa kau mau memaafkan appaku"-tanya Sehun penuh harap.

Sejeong masih diam tak menjawab.

"Aku tahu sangat bagimu memaafkan appa ku apa lagi penyebab dari semua ini adalah appa ku"-ucap Sehun.

"Mianhee"-lanjut Sehun.

"Maaf aku sudah menyakiti mu dengan semua kebohongan ini dan membawa mu kepernikahan yang rumit dan menyakitkan"-ucap Sehun tulus ia menatap mata Sejeong dalam-dalam.

Gimana nih mbk Seje tetep mau cerai nggk ama mas Hunnie????

Hai yeorobun jangan lupa buat baca comment and vote ya bye-bye saranghae yeorobun 😍😍😍😍😍😚😚😚😚.

The Secret Behind Love  [Sese] [Sehun Sejeong] [END]Where stories live. Discover now