41 🐄 Mencari Pembenaran

4.5K 964 818
                                    

Bab ini dibuka dengan visual dua pemuda ganteng se-Mampang Prapatan 😂

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Bab ini dibuka dengan visual dua pemuda ganteng se-Mampang Prapatan 😂

Masih puasa, kan? Sebelum ketemu takjil yang seger, ayo beri asupan untuk mata dengan lihat yg seger-seger kayak mereka berdua hehe

Apa kabar semuanya?

Lancar ibadahnya?

Aku tuh gak tega nunggu sampai lebaran, kangen sama Arvin dan Juwi sih lebih tepatnya. Kalian gimana?

Up siangan untuk menyemangati yg lagi puasa, tapi remah-remah tenaga kalian bisa tetap berbaik hati untuk mengisi komentar di line, kan? 🤭

Semoga gap-nya nggak jauh sama bab sebelumnya 🙏

Ayo, semangat semua!

Tetap ramaikan yaaaa

Selamat membaca ❤

🐄🐄🐄







“Arvin udah gede, ya?”

“Udah, Ma. Banyak uangnya pula, sambut dulu dong! Arvin bakal jadi wakil menteri keuangan di rumah kita buat bantuin program kerja Mama.”

“Hush, Arvin belum kerja, dia juga anaknya mama.”

Sambutan pertama yang Arvin dapat saat pertama kali berjumpa dengan Amba, ibu kandung Jimmy sekaligus tantenya dari pihak ayah. Amba, seperti namanya, Dewi Amba yang dikisahkan dalam tokoh pewayangan, memiliki kisah cinta tragis walau tidak sama persis. Dan Amba yang ada di sini lebih beruntung karena memiliki seorang putra sebagai pelipur laranya setelah sang suami tiada.

“Amba jauh lebih muda dari ibu, dia menikah dengan Bang Syamsul yang waktu itu sudah dicap bujang lapuk.” Wan Fenty berkisah pada Arvin yang baru bertemu dengan Amba dan menceritakan kesan pertamanya.

“Pantesan Tante Amba masih muda dan cantik.” Arvin menyeletuk sambil menyengir dan bertatap dengan sang ibu. “Tapi Ibu tetap yang paling cantik,” koreksinya buru-buru.

Wan Fenty mencebik. “Mana ada itu, ibu kalah jauh sama Amba, apalagi sama Juwi.”

Arvin tersenyum kecut. Secara fisik memang tidak bisa dipungkiri, tapi baginya Wan Fenty tetap yang nomor satu. Secantik apa pun Juwi, toh gadis itu tidak bisa dimiliki.

“Jadi aku tinggal nunggu surat tuntutan dari mereka aja ya, Bu?”

“Benar.” Wanita yang melahirkan Arvin itu mengangguk takzim. “Apa pun itu, ayo hadapi! Jangan takut, kau masih punya Ayah dan ibu.”

Oh, My Juwi! ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα