Chapter XXXV

3K 164 2
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Saniya mengeratkan pegangannya saat melewati polisi tidur. Kalau begini kapan Saniya akan sampai di sekolah tepat waktu. Jika motor ayahnya melaju dengan lambat.

"Yah cepetin dikit yah! " ucap Saniya menepuk pundak ayahnya pelan.

"Ini udah cepet San! Santai aja kita lewati jalan ini dengan penuh nikmat, ya gak Ta! " sahut Sigit. Gita yang berdiri di depan hanya manggut-manggut.

Saniya menatap punggung sang ayah kesal. Kalau saja Saniya tak kangen dengan kebersamaan yang seperti ini lebih baik ia berangkat sendiri atau berangkat bersama Briyan saja.

Lambat laun Saniya menikmati perjalan ini. Tak memikirkan jika ia terlambat datang kesekolah.

Tanpa sadar Saniya mengikuti Sigit dan Gita yang sedang bernyanyi bersama.

"Ku gendong tas merah ku dipundak. "

"Slamat pagi semua, ku nantikan dirimu. "

"Di depan kelas.... -- ehh ehh! "

Sedang asik bernyanyi ria motor yang Sigit bawa mogok di tengah jalan. Astaga kalau seperti ini bisa terlambat beneran Saniya.

Saniya turun dan memandang Sigit dengan penuh tanya. "Kata ayah udah servis biru kemarin, ini kenapa bisa mogok lagi. " ucap Saniya melipat tangannya di depan dada.

Sigit menggatuk kepalanya yang masih berisi helm itu. "Ayah juga gak tahu nak, kamu naik angkot dulu ya! " ucap Sigit memberi solusi.

"Yah otor ogok? " tanya Gita pada Sigit. "Iya motor ayah mogok, kita cari bengkel dulu ya. " diangguki oleh Gita .Gita yang lelah berdiri turun dan duduk di atas sepatu Saniya.

"Ta bangun kaki Iya sakit kamu dudukin! " ucap Saniya menggerakkan kakinya agar Gita bangun dari sana.

Gita tak memperdulikan ucapan Saniya, ia malah celingak-celinguk melihat kendaraan yang lewat.

Tiinn...

Suara motor lalu berhenti di depan motor Sigit. Dari motor hingga postur tubuh bisa Saniya tebak jika orang itu adalah Briyan.

Orang yang Saniya pikir adalah Briyan membuka helm yang ia pakai dan yahh tepat sekali orang itu adalah Briyan yang kini tersenyum kearahnya.

Briyan berjalan mendekat kearah Sigit lalu berbisik kepada ayahnya itu. Sigit hanya manggut-manggut sebagai jawaban.

"Saniya kamu berangkat sama Briyan aja ya! " ucap Sigit menaiki motornya kembali."Ayah sama Gita mau cari bengkel deket sini, kasian biru! "

"Iya yah. " jawab Saniya menuntun Gita agar naik ke motor sang ayah. "Ini juga Saniya hampir telat, brangkat sama ayah lain kali aja dehh. Kalau gitu Saniya sama Briyan pamit yah. " Saniya naik ke motor Briyan dan pergi dari sana meninggalkan Sigit dan Gita.

Sigit yang sudah tak melihat motor Briyan hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu menghidupkan motornya dan pergi dari sana.

"Ayo Ta kita cari janda keliling biar kamu bisa nikah minggu depan, hahaha... " Sigit tertawa sendiri mendengar ucapannya itu.

S A N I Y A [END]Where stories live. Discover now