Raja & Pangeran Tidur Bersama
DI PAGI hari yang cukup mendung itu. Suny berjalan menuju kamar Yoosun berniat untuk membangunkan puteranya. Ketika masuk kamar dia mengernyitkan dahinya saat melihat Seokjin yang tidur di sana juga.
Dia mendekati dua orang itu untuk memastikan lebih jelas. "Kenapa Seokjin juga tidur di sini?" gumam Suny keheranan.
Suny mengulum senyumnya kala menyadari cara tidur mereka yang mirip. Benar-benar ayah dan anak pikirnya. Untuk sesaat dia hanya memerhatikan mereka berdua yang masih tertidur pulas.
Sampai perhatian Suny teralihkan pada jam weker di atas nakas. Gawat, sebentar lagi Yoosun harus berangkat sekolah. Dia harus menyudahi acara menonton mereka yang sedang tidur berdua pagi itu.
Suny mendekati jendela yang masih tertutup tirai gordeng. Perlahan ketika dia membukanya. Cahaya dari luar menembus jendela kaca itu menyinari seisi ruangan.
"Siapa yang membuka gordeng?" seru Seokjin dan Yoosun secara bersamaan merasa terganggu tidurnya. Suny sendiri mendengus geli mendengar hal itu.
Yoosun mengusap matanya lalu bangkit dari tidurnya. Di sana dia sudah melihat ibunya yang sedang menyiapkan seragam sekolah miliknya. "Ibu sudah jam berapa ini?"
"Masih jam tujuh pagi. Sebaiknya kamu mandi dulu sana. Kita akan sarapan bersama di bawah," ujar Suny pergi untuk menyetrika seragam milik Yoosun. Padahal dia bisa saja menyuruh pelayan di rumah itu untuk melakukannya.
Tak lama Suny kembali muncul dari balik pintu. "Dan juga tolong bangunkan ayahmu nanti dia telat pergi ke kantor."
Suny menutup pintu kembali dan menghilang setelahnya. Yoosun baru sadar kalau semalam dia tidur bersama pria itu. Dia menatap pada sosok di sampingnya datar. "Hei bangunlah."
Seokjin pun mencoba bangkit dari tidurnya. Lalu menguap masih dihinggapi rasa kantuk. "Aku kekurangan tidur karena semalam kamu mengigau tidak jelas."
"Ayah kembalilah, ayah aku ingin tetap bersamamu," ejek Seokjin memperagakan bagaimana Yoosun mengigau semalaman.
Yoosun memasang wajah tidak percaya. "Aku tidak mengigau! Justru aku yang terganggu dengan suara dengkuran anda."
"Ck, kamu masih saja memanggilku seperti itu," decak Seokjin lalu menjewer daun telinga puteranya. Yoosun yang dijewer telinganya sedikit terkejut.
"Apa yang anda lakukan. Cepat lepaskan!" seru Yoosun yang tidak terima atas perlakuan pria itu. Seokjin mendengus geli. "Aku tidak akan berhenti sebelum kamu memanggilku ayah."
"Ibu lihatlah apa yang orang ini lakukan padaku! Hei dengar, ibuku sama sekali belum pernah memukulku dan anda baru bertemu saja sudah berani begini." Yoosun yang kesal mencoba melepaskan dirinya tapi gagal.
"Percuma meminta tolong pada ibumu dia tidak akan bisa membantumu," ledek Seokjin karena puteranya yang mencoba berlindung dari balik sosok Suny. "Sekarang pilihan ada padamu."
"Baiklah, baiklah. Mulai sekarang aku akan memanggil anda dengan sebutan ayah." Yoosun akhirnya menyerah juga.
"Barusan kamu masih memanggilku anda, ck anak ini," geram Seokjin masih belum melepaskan jeweran pada telinga cowok itu.
"Ah sakit! Baiklah, Ayah kumohon lepaskan." Seokjin akhirnya menarik tangannya kembali. Sementara Yoosun sendiri sibuk mengusap-usap telinganya yang habis terkena jeweran pria itu. Dasar ayah yang menyebalkan.
Melihat puteranya begitu Seokjin malah merasa kasihan. Apa jeweran yang dia berikan sesakit itu? "Aku tidak bermaksud untuk menyaktimu. Apa rasanya sakit? Ayah minta maaf."

YOU ARE READING
My Prince Friend
FanfictionSeokjin yang bertemu dengan Suny di hari yang sama dengan perginya mamanya dari rumah bersama seorang pria asing. Sejak saat itu pun mereka menjadi sahabat dekat hingga dewasa. *** Suatu hari secara tiba-tiba Lena, mama Seokjin pergi dari rumah bers...