46

8.9K 1.6K 192
                                    

Tandai typo ya

Enjoy!!












Ga tau udah yang ke berapa kalinya dalam hampir satu setengah jam ini, Chaesa melamun dengan benak yang berisik. Tatapannya terlihat kosong dan menerawang. Sejak awal menemani mama ke pasar tadi, dia jarang banget mengajak mama ngobrol, lebih sering terlarut ke dalam pemikirannya yang selalu aja rumit itu.

Sentuhan pelan di lengannya membuat Chaesa menoleh, ternyata mama udah selesai membeli sekantong penuh selada. Tatapan mama kelihatan bingung, bertanya-tanya kenapa anak gadisnya justru melamun di pasar yang ramai ini.

Chaesa mengukir senyuman, terpaksa. Dia gamau membuat mama khawatir karena dia yang mendadak pendiam kayak gini. Tangannya terulur, mengode ke mama buat ngasih kantung selada di tangannya.

Mama justru mengibaskan tangan ke kiri dan kanan. "Biar Mama aja, tangan kamu udah penuh gitu."

"Tapi aku masih bisa bawa, Ma."

"Engga, Mama aja."

Chaesa merengut, memilih mengalah dan mengikuti langkah mamanya dari belakang. Mama melangkah keluar pasar, karena semua bahan makanan udah dibeli.

Menoleh ke belakang, dia menatap anaknya yang berjalan dengan gontai. Sebenarnya, mama Jo tau kalo anak gadisnya itu ga fokus dari tadi, pikiran Chaesa udah melalang buana kemana-mana.

Tangan mama Jo terulur, menarik pelan tangan Chaesa buat menyejajarkan langkah mereka. "Kamu kenapa? Dari tadi melamun terus."

Chaesa menggeleng pelan. Ga mau jujur dan menjawab.

Di benaknya sekarang, dengan kurang ajarnya dipenuhi oleh kata-kata Kim di sekolah tadi. Seolah kata-kata itu berhasil tersimpan di salah satu sudut benaknya dan terus-terusan berulang kayak kaset rusak.

Rasanya mengganjal, membuat Chaesa memikirkan lagi semua hal yang udah dilakukannya selama ini.

Ternyata, jadi orang baik ga selamanya menyenangkan. Ternyata, semua yang dilakukannya selama ini mengusik kebahagaiaan orang lain.

Sentuhan di lengannya lagi-lagi menyentaknya. Begitu menoleh, tatapan mama adalah yang pertama kali dilihatnya.

"Busnya udah mau datang. Nanti kamu ketinggalan, jangan melamun terus ah."

Chaesa terkekeh pelan, mengangguk mengiyakan dan memilih buat menggandeng tangan mama.

Ga lama, bus yang mengarah ke rumahnya berhenti di halte, membuat mereka langsung melangkah naik memasuki bus. Untungnya, keadaan bus ga terlalu ramai, jadi mereka bisa dapat tempat duduk.

Embusan napas lega keluar dari sela bibir Chaesa begitu plastik-plastik di tangannya akhirnya bisa juga dilepas dan ditaruh di lantai bus.

Begitu menyandarkan punggung ke sandaran bus, buat yang ke sekian kalinya Chaesa dibuat tersentak karena pergerakan tiba-tiba mamanya. Mama meraih tangan Chaesa ke genggaman hangatnya, mengelus lembut punggung tangan anaknya.

Mata cewek itu memerhatikan lamat ekspresi mama. Ada senyuman tipis yang sukar diartikan di bibir sang mama, juga tatapan hangat yang menyimpan beribu rahasia.

Selama 18 tahun hidupnya, kayaknya banyak hal yang belum diketahuinya tentang sang mama.

"Kamu harus selalu jadi orang baik ya?"

Chaesa terdiam, terhenyak begitu mengartikan gerakan tangan sang mama.

"Walau ga selamanya menyenangkan, tapi kamu tetap harus jadi orang baik." Senyuman hangat itu hadir lagi di bibir sang mama. "Mungkin kamu ga dapat balasan di dunia, tapi Tuhan bakalan membalas kamu di akhirat nanti."

Ex: The Daisy || Na JaeminWhere stories live. Discover now