Bagian 3

910 131 12
                                    

|| Apakah akan baik-baik saja? ||

Selamat membaca.

Ost lovely.

Double update.

"Yang aku inginkan hanya hidup bahagia seperti orang lain."

"Nathan ayo makan dulu." Ajak Andra.

"Ndra aku mau berhenti sekolah, aku takut."

"Tidak apa-apa, kau bisa berhenti jika kau takut."

Hanya Andra yang mengerti perasaan Nathan, sudah seminggu Nathan dirawat dan terkadang perubahan mood Nathan terlalu drastis bahkan para dokter pun turun tangan.

"Jangan bolehin keluarga ku masuk ke sini ya Ndra, baik ayah maupun bunda."

Andra hanya bisa mengangguk demi Nathan dan psikisnya yang sudah rusak parah.

Ceklek.

"Heloooww Dokter Jejef disini." Sapa Jeffrey sambil memperlihatkan 5 kotak ayam goreng.

"Nathan hasil diagnosa kamu nanti akan keluar, jadi jangan takut ya, Nathan anak yang kuat kan?"

"Tentu, aku tidak takut, lagipula sekarang aku merasa nyaman disini."

"Baguslah kalau begitu."

Jeffrey mengeluarkan sekotak ayam goreng dan membukanya untuk Nathan.

"Hari ini makan yang banyak ya."

"Dokter! Aku gila ya?"

"Pasien Dokter tidak ada yang gila."

Jeffrey menampilkan senyum manisnya dan mengusap surai Nathan lembut.

Dia keluar dari ruangan Nathan dan terkejut melihat Dokter Wira bersandar pada dinding di sebelah pintu kamar rawat Nathan.

"Kau lakukan apalagi pada anak itu?" Tanya Wira sambil berjalan lebih dulu dari Jeffrey.

"Hanya membelikan dia ayam goreng, memang kenapa? Apa metode ku salah?"

"Kau tidak salah, ngomong-ngomong apa kau sudah memberitahu ayah Nathan soal anaknya?" Tanya Wira pada Jeffrey.

"Pihak rumah sakit tidak memberi izin keluarga untuk menjenguk Dok."

"Dokter utama mengatakan itu?"

"Hmmm."

"Nathan seperti tidak butuh keluarganya Dok." Celetuk perawat cantik yang datang dari arah depan.

"Makan bersama?" Ajaknya.

Wira mengangguk dan mereka berjalan ke kantin, di kantin rumah sakit mereka membicarakan tentang Nathan dan penyakit yang dia derita.

"Intermittent Explosive Disorder dan Bipolar tipe 1." Kata Wira.

Jeffrey dan Tiana mengangguk mendengar perkataan Wira.

"Pantas saja dia mudah marah dan susah di kendalikan." Lanjutnya.

"Apa dia separah itu dok?" Tanya Tiana pada Jeffrey.

"Hmm sangat parah ditambah dengan kasus yang dia lalui, ini sulit untuk anak seusianya." Jawabnya sesuai fakta.

"Metode Jeffrey memang sudah benar namun lebih baik kita adakan seni akting agar Nathan merasa dia menjadi orang lain dalam beberapa hari."

"Apa itu tidak menganggu kepribadian anak itu dok?" Tanya Tiana sembari memakan makanannya

"Tidak, itu sama sekali tidak menganggu, malah terapi ini bisa membantu Nathan menemukan jati dirinya yang dulu."

Langit ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang