Bagian 10

462 87 1
                                    

|| Siapa Alex dan apa kebaikannya ||

Selamat membaca.

Alex atau ayah dari Kinan adalah mantan narapidana kasus penyelundupan narkoba tingkat tinggi, dia dipidana hukuman mati namun Vino lah yang berhasil membuat Alex tetap hidup.

Pada awalnya Alex bekerja dengan Johan sebagai rekan kerja dan juga sebagai direktur di sekolah anaknya.

Alex mulai menyadari bahwa ada yang aneh dengan sikap putrinya dan juga Johan, terkadang Johan mengantar Kinan pulang ke rumah, dan semenjak itulah Kinan menjadi sangat kurang ajar.

Alex iseng bertanya soal ayah kandung Nathan kepada Johan namun jawaban Johan di luar dugaannya, Johan berbohong soal Vin, dia berbohong tidak mengenal Vin, dia berbohong atas segala hal, termasuk dalam menyayangi Nathan, dia berbohong.

"Jangan masukkan putriku ke dalam penjara? Hahaha astaga Vin itu benar-benar membuat ku geli untuk mengatakannya."

"Kau membenci anakmu sendiri?" Tanya Vin, Alex lantas terdiam dan menatap Vin.

"Aku menyayanginya lebih dari diriku sendiri, dia mengkhianati ayahnya sendiri." keluh Alex. Vin menepuk pundak Alex guna menenangkan pria itu.

"Terima kasih atas semuanya Alex, kau seperti orang jahat padahal hatimu baik."

Alex terkekeh dan mengangguk.

"Berkatmu aku masih bisa merasakan dunia, aku tidak tau bahwa aku akan dijatuhkan dari jabatan ku karena anakku sendiri padahal sebelum Nathan masuk sekolah yang sama dengan putriku, dia tidak seburuk itu."

"Jiya lah yang memasukkan Nathan ke sana dan Johan tidak suka itu."

"Pria tua itu benar-benar licik, kasih sayangnya kepada Nathan hanya dusta."

"Putraku dipukuli, dan itu menjijikkan."

"Apa rencana mu untuk saat ini Vin?" Tanya Alex.

"Tentu saja membawa putraku pergi bersama denganku, dan Alex ku rasa Johan akan mudah membawa Nathan lagi ke tangannya."

"Kau tau Vin, walaupun dia hanya memperalat Nathan ku rasa ada sedikit rasa sayang."

"Benarkah?"

"Aku melihatnya menangis saat Nathan koma, dia merawat Nathan dari kecil, Nathan tidak akan bisa menerima fakta itu."

°°°°°°
••••••

Waktu setelah penculikan Nathan.

"ALEX! APA KAU YANG MERENCANAKAN SEMUA INI?"

"Apa Vin? Aku sedang di Amerika, apa kau gila?"

"Apa? Kau tidak tau?"

"Bicaralah yang jelas Vin."

"Anakku baru saja diculik dan salah satu dari mereka bilang kau lah yang merencanakan semuanya."

"Kau gila? Aku sedang mengurus Casino, aku bahkan tidak tau kau tinggal dimana di Italia sana."

"Lalu siapa?" Tanya Vin.

"Mana ku tau Vin, siapa yang tau kau ke Italia sana hah?"

"Johan."

"Nah."

Alex memutuskan telfonnya dan mendecih "Dia tidak mempercayaiku? Dasar pengacara gila." Umpatnya.

Alex yang tau bahwa Nathan dalam bahaya langsung mengirimkan beberapa anak buahnya untuk menjaga Gedung tempat Nathan tinggal.

"Dimana Nathan tinggal?" Tanya Alex pada anak buahnya.

"Gedung Hyera."

"APA?"

"Ada apa tuan?"

"Bodoh! VINO BODOH! Gedung Hyera cabang Langit media?"

"Iya. Itu adalah gedung dengan Nathan sebagai pemilik saham, langit media memberikan gedung itu kepada Vino karena Vino berhasil mengeluarkan Johan dari penjara."

"Begeeeee." Alex menghentakkan kakinya karena kesal.

Alex langsung mencari nomor Nathan dan mengirim pesan kepada Nathan.

Pesan tentang postingan Disfake.

"Setidaknya aku sudah membantu dan membayar hutang anakku."

°°°°°°
••••••

"OMMM BAIK PELUK SINI!"

Alex terkekeh dan memeluk Nathan.

"Aduh berat. Kau berat nih." Keluh Alex.

"Nggak berat." Nathan memperlihatkan dadanya yang saat bernafas tulang rusuknya terlihat.

"Nggak berat kan?" Tanya Nathan pada Alex.

Alex merasa kasihan dengan Nathan, berat badan anak itu berkurang banyak.

"Nggak kok om cuman bercanda, Nathan makan yuk!" Ajak Alex.

"Nggak mau makan, jijik."

"Tapi kalau kau nggak makan ntar meninggal."

"Biarin kkkk."

Nathan langsung memeluk erat Alex saat melihat Govin masuk dengan Arka ke dalam ruangan.

"Mereka jahat." Bisik Nathan.

Alex mengode Govin untuk mendekat dan mengambil tangan anak itu.

"Coba pegang tangan Govin dulu."

"Nggak mau sama orang jahat!"

Govin berjongkok di depan Nathan yang sedang duduk di sofa.

"Hai! Kenalan lagi yuk, aku Govin."

"Govin jahat."

"Nggak jahat kok, ini pegang tangan ku kalau tidak percaya."

Nathan mengaitkan tangannya dengan Govin, dia terkikik dan mengusap surai Govin.

Namun tiba-tiba Nathan kesusahan bernafas dan matanya melebar, dia mencoba meraup udara tapi tidak bisa.

Tiana langsung menarik alat ventilator dan diberikan kepada Haechan.

"Je suntik mana?" Tanya Tiana.

Jeffrey langsung memberikan suntik itu pada Tiana.

Nathan sudah mulai tenang dan berakhir tertidur, Nathan sudah benar-benar rusak, dia bisa saja tiada kalau dia tidak diperhatikan, bersyukur masih ada keluarga yang berkunjung walaupun bukan dari keluarga ibu ataupun ayah.

Nathan berharap Tuhan segera merenggut nyawanya.

Dan pergi ke langit sana.

Bersambung....

Maaf pendek :"

Terima kasih Vote, Comment, dan Sharenya ya.

Langit ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang