31-kehidupan miris zico

13K 1.6K 123
                                    

Happy reading
🌿~•~•~•~🌿

Mata hijau cerah tertutup rapat setelah menjelaskan kejadian hampir dua tahun lamanya, kavelo kini tertidur di pangkuan malvin dengan tenang, senyum merekah tidak dapat ditutup oleh wajah datar malvin, dengan lembut dia mengusap pipi berisi kavelo, tiga remaja lain menatap malvin dengan tajam, karena pria itu mencuri start dari mereka.

"Kemarikan dia" titah felix, tanpa menunggu balasan sampah dihadapannya, dia meletakkan kedua tangan di ketiak kavelo, lalu mengangkat nya dengan pelan.

Saat ingin melayangkan protes, malvin terdiam sebentar melihat tatapan tajam felix, didalam gendongan nya kavelo menggeliat tidak nyaman, felix yang mengerti menggoyangkan tubuh kavelo ke kanan kiri seperti bayi, tidak butuh waktu lama kini kavelo kembali tertidur pulas, dengan wajah bersembunyi di ceruk leher felix.

Wajah polos tampan dan imut bergabung menjadi satu, melihat jam menunjukan pukul istirahat. Felix meletakkan dengan lembut badan kavelo ke atas kasur, lalu membenarkan letak selimut di tubuh kavelo.

Felix menatap ketiga laki laki yang menatap kavelo tanpa ekspresi "Bangun kita ke kantin" ucapnya.

Jake, malvin maupun marsel mengangguk tanpa suara, ketiga pria itu mengikuti felix dari belakang yang kini telah berada di luar ruangan, felix menutup pintu kamar dengan perlahan, kemudian mengunci nya dari luar.

Jake berharap adik nya masih tertidur pulas di dalam, jika tidak kavelo akan kabur dan pergi dari sekolah menuju ke rumah nanti.

***

Setengah jam telah berlalu, remaja blasteran eropa asia menggeliat dalam tidurnya, perlahan mata hijau cerah terbuka lebar, ruangan asing baginya tertangkap di indra penglihatan nya. Kavelo dengan cepat menduduki tubuhnya lalu melihat jam dinding di hadapannya.

Jam yang menunjukkan pukul sepuluh membuat mata sedikit sipit membulat, dia mengingat kejadian sebelum dia tertidur, kavelo mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, melihat jendela yang tertutup rapat membuat bibir merah muda kini terbentuk senyuman lebar.

"Anak ganteng emang selalu beruntung" gumam kavelo.

Dia beranjak dari kasur mendekati jendela yang tertutup, keberuntungan dalam keadaan sulit yang selalu memihak nya sedari dulu bisa membuat remaja blasteran itu pamer, jendela dengan gaya polos mudah dibuat terbuka, dengan cekatan kavelo mendorong jendela ruangan dengan cepat, dibanding dia berada di kamar sekolah lebih baik dia pulang dan tidur dengan tenang dirumah, lantai yang ditempatinya berada di lantai dua, kavelo mengangkat kaki nya ke luar jendela begitu juga dengan sebelahnya, setelah selesai dia melompat kebawah sehingga membuat tubuh nya beberapa kali terguling ke tanah.

Melihat luka lecet di siku dan lutut nya kavelo kembali mengumpat, tanpa pikir panjang kavelo berlari ke gerbang sekolah, ia berdecak malas karena terlihat para pengawal yang berjaga di setiap sudut, sial kenapa dia melupakan hal ini.

"Tuan muda" suara rendah terdengar di telinga nya, kavelo tersentak melihat tiga pengawal yang mengikuti nya saat pagi kini berada di belakang.

Wajah masam terlihat jelas, kavelo menyodorkan kedua tangan nya kepada pengawal utusan demon, mengerti permintaan tuan mudanya, dia mengangkat tubuh kavelo kedalam gendongannya didepan.

"Mau pulang" lirih kavelo, hanya dua kata terucap di mulut kavelo, pengawal yang menggendongnya berjalan tanpa ekspresi ke dalam mobil yang mereka tempati tadi pagi.

Sebelumnya mobil yang mengantarkan mereka kembali ke mansion, tetapi setiap jam istirahat mobil itu dibawa ke sekolah kembali karena jam 12 nanti kavelo sudah pulang, kavelo mengernyit heran melihat tangan kanan tua bangka berada di dalam mobil.

Kavelo Sequel Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon