2. Misi Kedua

114 76 186
                                    

Suasana kelas yang tidak terlalu ramai dan hanya menampakan beberapa orang disana. Karna saat ini adalah waktunya istirahat yang dimana hampir semua siswa pasti ada di kantin.

Dengan menunjukan wajah datar yang sepertinya tidak pernah lepas, Aruna terus melangkah masuk kedalam kelas dan segera menempati tempat duduknya.

“Habis dihukum apa lagi lo hari ini?”ucap seorang Wanita yang kini duduk di samping aruna.

“Tadi gue habis disuruh nyapu halaman sekolah yang gedenya kaya 5 ruang kelas” Jawab Aruna sedikit berlebihan.

Sebenarnya tidak berlebihan juga, karna apa yang Aruna katakan benar adanya. Ruang kelas di Bradley’s national high school saja sudah cukup besar yang bisa di tempati 50 orang lebih dalam satu kelas. Namun karna sekolah ini adalah sekolah paling elit dan mahal jadi hanya siswa siswi yang mampu dan terpilih saja yang bisa belajar disini. Dalam satu kelas hanya berisi sekitar 20 sampai 24 murid saja.

“Kebiasaan si lo…” Ucap ketiga Wanita di sekitarnya bersamaan.

Ketiga Wanita tersebut adalah sahabat Aruna, yaitu Chessy, Fiyah, Dan Qori. Mereka sudah bersahabat sejak SMP, jadi pasti mereka sudah mengenal dengan jelas kebiasaan kebiasaan satu sama lain.

Mendengar ucapan dari ketiga sahabatnya, Aruna mendengus sebal sambil memutar bola matanya malas.

“Kenapa lo? Kaya ga biasanya” tanya Chessy yang melihat ekspresi wajah Aruna seperti menahan emosi.

“Iya, kenapa lo naaa? Fiyah ikut bertanya.

“Hufffttth” Aruna menghembuskan nafasnya kasar sambil mencoba untuk mengontrol emosinya.

“Setiap kali gue lagi jalanin hukuman yang pa satya kasih, pasti ada aja orang orang gila yang nyamperin gue” Aruna menjelaskan semua kekesalannya.

Seperti mengerti keadaan, Chessy, Fiyah, Qori tidak menjawab apapun, mereka hanya terdiam memperhatikan Aruna dan menunggunya untuk melanjutkat kalimatnya.

“Terus, tadi ada orang gila yang pura pura budeg dan kayanya dia sengaja jatohin dompetnya di depan gue” Aruna melanjutkan penjelasannya.

“Cowo?” Qori kini membuka suaranya untuk mengetahui lebih jelas tentang siapa yang di ceritakan oleh Aruna.

“Ya iyalah cowo” Jawab Aruna cepat.

“Terus terus gimana naa?” Chessy semakin dibuat penasaran dengan cerita Aruna.

“Ya tadi gue coba panggil dia, tapi dia kayanya pura pura ga denger dan terus jalan gitu aja tanpa noleh sedikitpun. Alhasil gue jadi harus ngejar itu cowo buat balikin dompetnya. Dan sebelnya lagi, dia ngira kalo gue lari lari ngejar dia itu karna gue mau minta nomor teleponnya. Sintinggg kan tuh cowo, karna gue kesel akhirnya gue tonjok aja perutnya”  Aruna menjelaskan sedetail mungkin dengan nada yang cukup tinggi dan emosi yang sudah meletup letup.

“Hah kok bisa itu cowo mikir sampe kesana? Kepedean banget jadi orang” Fiyah menanggapi cerita Aruna tak kalah emosi.

“Sabaaar, emang cowok itu siapa na?” Qori Kembali bertanya dengan wajahnya yang polos.

“Edgar Geonino” Jawab Aruna datar.

Tentu saja Aruna mengenal pria tersebut. karna dia adalah ketua tim basket sekaligus anak dari pemilik Bradley’s national high school yang tentu saja di segani semua warga sekolah. Terkecuali Aruna.

“WHAT? SERIUS LO?” Chessy berteriak kaget mendengar nama yang baru saja  Aruna sebutkan.

Sedangkan Fiyah dan Qori hanya menganga terkejut sambil saling pandang dengan tatapan bingung.

Aruna ForteOù les histoires vivent. Découvrez maintenant