#11 CATATAN PENA

71 40 27
                                    

Happy reading guys😉

Part 1

Suasana pagi lambat laun mulai tampak resah, meronta-ronta beranjak pergi ke suasana siang. Ketika sang suasana siang tiba, sebuah suasana sore tergirang ingin segera menggantikan. Namun suasana tidak leluasa mencampakkan indahnya seperti suasana pagi dan siang. Tapi tidak dengan suasana malam, suasana yang sangat berbeda dari suasana lainnya. Suasana yang mungkin di nanti-nanti oleh para kaum muka alam. Seperti salah satu kaum yang bernama Ehsan Al-farisi.

Ehsan Al-farisi. Entah apa yang membuat pemuda bernama Ehsan itu lebih suka menanti suasana malam. Mungkin karena malam adalah momen paling spesial menghentikan segala aktivitas(istirahat) atau dia adalah sorang penikmat yang pekerjaannya selalu di kala malam. Atau bisa jadi karena dia seseorang yang suka suasana sunyi di kala malam. Yang jelas apa pun alasannya. Ehsan selalu menikmati indahnya malam.

Pertanyaannya Jika memang iya, Lantas pekerjaan malam apa yang di sukai oleh seorang oleh Ehsan Al-farisi?

Siapa tidak kenal dengan penulis, siapa yang tidak kenal atau sekedar tahu Pramodya Anata Toer, Andrea Hirata, Muhktarlubis, NH dini dan Suawarsih Djopuspito. Insyaallah semua orang, terutama warga +62 atau negara Indonesia tercinta ini, pasti tahu ke lima novelis dunia tersebut.

Dan jawabannya tidak melenceng dengan uraian di atas. Ya menulis. Seratus untuk diri sendiri. Ehe-Ehe.

Bagi Ehsan menulis itu ibarat air yang selalu digunakan dan selalu dibutuhkan, hingga ia menjadikan menulis sebuah kewajiban. Selain memang bermanfaat , dengan menulis ia juga bisa leluasa menuangkan segala pikiran dan perasaannya. Dan suasana malam-lah yang Ehsan tunggu-tunggu untuk menulis dan meluapkan isi pikiran dan perasaan. Menulis waktu malam menjadikan rutinitas Ehsan menghabisi masa mudanya. Berbeda jika dibandingkan anak muda zaman sekarang, yang segalanya dengan teknologi masih saja keluyuran dimalam hari. Entah apakah mereka tidak tahu arah masa depannya atau indingnya nanti jadi apa?. Tapi yang pasti kita harus bisa menyadarkan mereka .

Sebelum melakukan rutinitas menulis malam, Ehsan biasanya selalu melakukan sesuatu yang bisa dijadikan bahan inspirasi untuk nanti menuangkan pikiran dalam menulisnya. Terkadang ia merenung di amper rumahnya, menatapi indahnya langit malam dengan berbagai macam bintang menghiasi. Sekedar memutar balik peristiwa yang sekiranya tepat untuk mengisi polos kertas putihnya. Terkadang ia juga beralih pada handphone berukuran 18 inci. Dimana ia dan teman perempuan onlinenya saling melontarkan argumen lewat pesan whatshap. Seperti malam ini. Ehsan mengawali pesannya dengan salam assalamualaikum.

Alhamdulillah , Ehsan bersorak dalam hati, ternyata pesan yang dia tunggu muncul.

[2/4 19.48] DEWI SISKA

Waalaikumussalam Kak San. Mau lanjutin diskusinya Kak?

[2/4 19.49] EHSAN ALFARISI

Hehehehe iya Dek.. gimana?

[2/4 19.5O] DEWI SISKA

Kuy lah Kak!

Ehsan tersenyum seketika mengingat perempuan di hadapan balik layarnya. Dewi Siska adalah siswi kelas 11 MIPA 2 di SMA ternama. Dia adik kelas Ehsan. Ehsan tak menyangka berteman dengannya bisa dikatakan akrab. Berawal dari perkenalan singkat di sebuah grup gabungan anak MIPA 2, yang kemudian keduanya saling berkomunikasi. Mereka berdua lebih banyak melakukan sharing atau pertukaran pendapat. Kadang juga mereka isikan dengan curhatan, tapi Siska lebih sering melontarkan curhatannya, sedangkan Ehsan sendiri rela menjadi pendengar dan penasihat.

SEBUAH INSPIRASI DARI PENULIS (ANTOLOGI CERPEN) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang