Chapter 03

35 4 0
                                    


Pagi ini Ravel Sudah berada dirumahnya. Ia tidak pergi kesekolah melainkan memasak bubur untuk Angga. Ia berniat pergi kerumah sakit pagi ini, untuk memberikan sarapan pagi untuk Angga.

Tadi malam ia mendapat kabar bahwa kondisi Angga sudah membaik dan ia juga sudah sadarkan diri.

Sejak pagi buta Ravel sudah bangun, ia juga menyempatkan membeli bahan-bahan untuk membuat bubur.

Setelah semuanya sudah siap, ia bergegas pergi kerumah sakit menggunakan taksi. Sesampainya di lorong rumah sakit, ia menduga bahwa anggota Revlas tidak berada disini, terlihat dari depan ruangan Angga dirawat yang dimana dijadikan anggota Revlas untuk menunggu terlihat sangat sepi.

Saat hendak Ravel membuka gagang pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahannya. Setelah menoleh nampak Ajeng yang menggenggam tangan Ravel dengan kuat.

"Ngapain lagi lo dateng kesini"

"G-gue cuma mau kasih bubur buatan gue, buat Angga sarapan"

"Sini biarin gue aja yang ngasih" Ajeng merebut bubur yang dibawakan oleh Ravel.

"Oh satu lagi, mending sekarang lo pergi deh. Jauh-jauh lo dari sini"

"Tapi gue mau jenguk Angga sebentar"

"Nggak usah, gue bilang pergi ya pergi. Ngeyel banget lo jadi orang" Ajeng mendorong bahu Ravel menjauh, setelah itu Ajeng memasuki ruangan Angga dengan membawa bubur buatan Ravel.

Ravel menatap Ajeng tak percaya, ia kembali ke luar rumah sakit untuk menuju taman yang berada dirumah sakit ini. Mungkin dirinya akan merasa lebih baik dan sekalian untuk menunggu Angga walaupun dari kejauhan.

Ditempat lain, Ajeng memasuki ruangan Angga dirawat. Ia memasuki ruangan itu dengan senyuman.

"Siapa yang dateng? Kok tadi ada ribut-ribut diluar" tanya Angga langsung saat Ajeng menghampiri dirinya.

"Oh itu bukan siapa-siapa, lagian nggak penting juga"

"Ohh" Angga mengangguk paham.

"Ini aku buatin bubur buat kamu, dimakan ya" Ajeng memberikan sebuah rantang makanan yang berisi bubur ke Angga.

"Kamu buat sendiri buburnya?" Tanya Angga.

"Iya dong, mau aku suapin?"

"Boleh"

Ajeng menyuapi demi suapan bubur kemulut Angga, dengan senang hati Angga membuka mulutnya.

"Buburnya enak, kamu pinter buat bubur ternyata"

"Aku buat bubur ini dari perasaan lo, makanya enak"

"Yaudah suapin aku lagi dong, aku mau habisin bubur buatan kamu yang enak itu"

"Iya-iya nih aku suapin lagi, buka mulutnya aaa!!"

Angga terkekeh, ia mengacak-acak rambut Ajeng gemas. Ia tidak mengira bahwa Ajeng pintar dalam membuat bubur. Saat Angga dan Ajeng berpacaran dulu. setau Angga, Ajeng tidak pandai dalam urusan dapur. Tapi tak menyangka saat mereka berdua sudah berpisah Ajeng belajar giat untuk memasak 'sangat menarik'.

***

Kali ini Ravel sedang berada ditaman rumah sakit, ia sesekali memperhatikan pasien yang sedang berlalu-lalang untuk sekedar berjalan-jalan.

Pandangan Ravel teralihkan oleh seorang anak laki-laki yang memakai baju pasien. Anak itu terlihat sendirian duduk dibangku kayu panjang. Ravel berniat menghampiri anak kecil itu.

"Adek sendirian disini?"

Anak itu menatap bingung kehadiran Ravel yang berjongkok didepannya "kakak siapa?"

RAVEGAWhere stories live. Discover now