0. Different Affection

3.7K 297 32
                                    

Peti putih itu perlahan mulai tertutup oleh tanah, air mata itu bahkan tak kunjung berhenti. Semua keluarga yang di tinggalkan oleh Rosé nampak mengukir raut sedih di wajah mereka.

Hingga akhirnya peti itu sudah tak terlihat, bermacam bunga yang indah mulai memenuhi gundukan tanah ini, hari ini cuaca sedikit mendung. Menandakan betapa besedih dan kehilangan keluarga yang Rosé tinggalkan.  Perlahan kedua lengan jennie mulai meletakkan serangkai bunga mawar putih yang sudah ia persiapkan untuk Rosé.

"Maafkan unnie hm, eonnie sama sekali tak bermaksud untuk tidak hadir saat kau melakukan operasi. Tolong maafkan unnie"

Satu persatu orang yang berada di pemakamaan mulai meninggalkan pemakaman, hingga menyisakan beberapa teman dekat dari Rosé dan juga keluarganya. "Mari kita pulang, hujan akan segera turun" Setelah taeyang mengeluarkan suaranya.

Pria paruh itu mulai berjalan meninggalkan pemakaman, dengan air mata yang terus mengalir. Di susul dengan beberapa orang di belakangnya, dan kini hanya menyisahkan park min young, lee jiah dan jennie di makam Rosé.

"Apa kau segitunya tak mengizinkan? Hingga tak ingin menerima ginjal eomma? Jika aku tau akan terjadi seperti ini maka aku tak akan melakukannya" Jennie terdiam mendengar kalimat lirih yang di keluarkan dari wanita di sampingnya.  Jadi pendonor tanpa identitas itu adalah Park min young? Pikir Jennie terkejut saat mengetahui hal itu.

"Kenapa kau melakukannya, chaeyoung-ah" Setelah beberapa menit hanya ada keheningan.

Park min young mulai memberikan sebuah amplop putih ke hadapan Jennie, membuat gadis itu hanya menatap dirinya bingung. "Seorang perawat memberikan ini padaku, ia bilang jika chaeyoung menitipkan ini untuk mu"

Jennie pun mulai menerima amplop putih itu, "Pulanglah, awan sudah sangat gelap" Lee jiah mulai mendorong kursi roda yang di duduki oleh sang adik. Jennie pun mulai bangkit dan segera berjalan meninggalkan makam Rosé. Walau kakinya sangat berat untuk meninggalkan pemakaman ini.

***

Untuk pertama kalinya, meja makan itu sangat sepi. Bahkan tidak ada satu orang pun yang duduk dan menyantap makanan di meja makan ini. Semua yang berada di mansion megah ini, masih sangat berduka.

Hingga tidak ada satu pun yang keluar dari kamar mereka. Sedangkan Jennie, ia masih terus menangis di dalam kamar milik Rosé. Sembari menggenggam erat amplop yang ia terima dari ibu kandung Rosé.

Mulai membuka perlahan surat itu, jennie sedikit menarik nafasnya tegar lalu mulai membaca isi surat itu.

From: Park chaeyoung
To: Jennie unnie kucing nakalku.

Jennie eonnie, apa kau sudah makan? Jangan sampai telat makan eoh. Kau tau aku sangat merindukan mu, tapi mungkin ucapan mu saat itu benar untuk tidak mengunjungi ku sementara waktu.

Aku tau kau pasti sangat membeciku sekarang, tapi bisakah kau mengunjungiku? Aku hanya ingin melihat wajah mu. Oh ya, kau tau? Aku akan sembuh sebentar lagi. Dan mari kita menghabiskan waktu bersama.

Tapi jika kau masih marah, aku akan menundanya. Dan kau bisa mengambil sepasang gelang di laci lemari pakaian ku, itu segaja ku simpan untuk mu dan Jisoo eonnie. Tidak mahal tapi kita menjadi copule, mian karena aku sudah memakainya terlebih dahulu dengan lisa. Semoga kau selalu sehat, dan di selimuti kebahagiaan. Aku menyayangi mu.

Aku hanya ingin melihat wajah mu untuk yang terakhir kali:)

Tangisan itu semakin menjadi, jika ia tau semuanya akan seperti ini ia pasti akan selalu berada di sisi Rosé apa pun yang terjadi. Namun semuanya sudah terjadi, tidak banyak yang dapat ia lakukan selain pasrah.

Different Affection✔Where stories live. Discover now